19 c

7.3K 440 27
                                    

Aku balik lagi...

Hallo apa masih ada yang Rindu!!!



“ Lusa apa kamu ada waktu. Dan jika tidak ada. Juga tidak apa-apa jangan di anggap serius apa yang di minta oleh Sabrina" Marcel membukakan pintu untuk Vannya dan juga Eldrich  terlihat sedikit ragu-ragu ketika bertanya. Apalagi melihat Vannya yang terlihat berpikir untuk menjawab pertanyaannya. Membuat Marcel berpikir kalau permintaannya kali ini bisa saja ditolak. “ sepertinya aku tidak ada rencana "senyum sebelumnya hilang di wajah Marcel kini sudah terlihat lagi.

“Lusa aku akan menjemputmu" Marcel tidak bisa menyembunyikan rasa bahagianya. “Vannya hanya menjawab dengan anggukan ringan.

“Kalau begitu, sebaiknya kamu pulang. Kasihan Sabrina sepertinya sangat kelelahan “ tutur Vannya. “ kamu juga harus istirahat. Terima kasih untuk hari sudah mau direpotkan oleh putrinya itu" tutur Marcel sebelum benar-benar meninggalkan gedung unit Apartemen Vannya

Dan seperti biasa saat Vannya pulang, dia selalu di sambut oleh dua putranya. “mami....” Raja yang langsung  berlari memeluk Vannya ketika mengetahui wanita itu kembali. Sedangkan Kaisar sendiri seperti biasanya hanya melihat dari jarak cukup jauh interaksi antara ibu dan anak tersebut.  Yang entah kenapa itu membuatnya merasa bosan melihat kejadian yang sama setiap hari. Yang membuat Kaisar bisa menebak apa yang akan terjadi setelah drama   pelukan itu.

“Kenapa mami pulang sedikit terlambat" tanya kaisar  dengan wajah acuh tak acuh. Pandangannya masih fokus pada buku yang ia baca

“ia, aku dan kakak cemas “ sambung Raja yang belum melepaskan pelukannya dari Vannya.. wajah bocah itu terlihat masam. Vannya hanya bisa mengulum senyum ketika melihat begitu cemasnya kedua putranya itu.

“Sudah-sudah... Raja lemparkan mamimu. Biasakan dia bersih-bersih dulu. Begitu juga kamu El. Dan untuk kalian berdua. Ayo bantu paman m4nyiapkan makan malam. Terutama kamu kaisar! Jangan baca buku terus “ Julian menarik ke dua bocah itu untuk ikut dengannya membantu di meja makan.

Raja yang merasa tidak terima di pisahkan dari ibunya hendak protes pada pamannya itu. Tapi belum sempat mengucapkan satu kata  dia sudah dihadiahi tatapan horor oleh Julian.  Yang membuat raja hanya bisa menggerutu.

Vannya juga tidak melupakan tugasnya sebagai seorang ibu. Di mana sebelum mengantarkan dua buah hatinya tidur Vannya menyempatkan untuk mengecek PR mereka. Sedangkan untuk Endrik dia akan mulai sekolah minggu depan. Dan setelah memastikan semua anak-anak itu tidur. Barulah Vannya berniat untuk tidur. Tapi langkahnya berhenti ketika melihat Julian yang terlihat termenung sendirian di meja makan .

Membuat Vannya akhirnya menghampiri Julian yang terlihat sedang banyak pikiran “ Belum tidur? “Vannya yang ikut duduk di meja makan sambil membawa secangkir teh hangat di tangannya.

“ Belum mengantuk. Kakak kenapa belum tidur? “ Tanya balik Julian.

“ Kakak itu tahu kamu, kalau kamu bong atau kamu sedang ada yang di pikirkan kakak juga tahu" Vannya meraih tangan Julian yang sejak tadi terus memegangi gelas dengan gelisah. “ jangan anggap kakak itu orang lain. Kamu bisa cerita apa saja pada kakak" lanjut Vannya.

Julian menatap mata Vannya untuk beberapa saat, sebelum. Pada akhirnya pemuda itu menarik nafas panjang dan menirukan pandangannya melihat ke air yang ada di dalam gelas. “ kemarin, Sheren tiba-tiba  meminta aku untuk menemui keluarganya” tutur Julian

“ bukannya itu bagus! Kakak juga sudah memikirkan hal yang sama. Apa lagi kalian berdua sudah berpacaran cukup lama. Sudah saatnya kalian berdua melaju ke jenjang yang lebih serius. “ tutur Vannya

“ Tapi....”

“Tapi apa?”

“Apa kamu mau kehilangan wanita sebaik Sheren? Jarang ada wanita yang sebaik dia. Jadi jangan kamu sia-siakan wanita yang begitu baik. Belum tentu kamu akan bisa bertemu dengan wanita sebaik dia “ lanjut Vannya

SESUATU YANG BERHARGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang