30. A

3K 374 31
                                        

Sudah seminggu berlalu, semenjak muculnya pemberitaan tetang Nandini. Yang awalnya mereka kira akan mereda dalam beberapa hari. Apa lagi mereka sudah meminta bantuan salah satu orang dari pihak terkait untuk berusaha agar berita tersebut tidak berlarut-larut, yang tentunya akan sangat berpengaruh untuk keadaan mereka saat ini.  Namun sayang apa yang mereka lakukan umtuk menekan berita itu agar tidak semakin berkembang solah jadi sia-sia, karena ternyata mereka baru tahu jika ada seseorang yang memiliki pengaruh lebih kuat darinya dalam mengendalikan orang.

Tentu saja hal itu membuat Sevre penasaran. Dengan orang yang katanya sangat kuat dan berkusa ini. Sayang sekali setiap kali Sevre mencoba mencari tahu orang tersbut hasilnya selalu tidak pasti. 

Jika saja Sevre tahu siapa orang berkuasa itu. Dan jika memang ia kenal dengan orang itu mungkin ia bisa meminta bantuannya untuk menyelamatkan perusahaannya yang saat ini sedang dalam masalah. Dan yang terpenting ia tidak harus menyetujui pelepasan saham yang sama dengan menjual perusahaan itu pada Prviz grup. Memang kesepakatan itu menguntungkan di setiap poinnya, namun tetap saja menyerahkan 80% saham, itu artinya Sevre tidak akan mendapatkan apapun dari perusahaan.  Karena memang hanya 80% saham secara keseluruhan yang Sevre dan keluarganya miliki saat ini. Karena 5% sisanya adalah milik Lia. Yang diberikan oleh ayahnya setelah mengetahui jika Lia tidak mau menikah dengannya waktu itu.  ayahnya memberinya saham itu untuk berjaga-harga jika sesuatu terjadi.  5%saham itu istimewa karena hanya Lia sendirilah yang bisa memutuskan mau diapakan saham itu. Dan tidak akan satu pun orang yang bisa menjual saham itu. Bahkan jika itu ayahnya sendiri yang ingin mengambil kembali.

Memikirkan tentang semua ini tanpa sadar ia memikirkan Lia kembali, setelah sekian lama. Bayangan wanita itu sekilas muncul dalam  ingatannya. Wajah kesalnya dan cara bicaranya yang agak ketus, wanita dengan sikap keras kepalanya serta pendiriannya yang teguh.namun di balik semua itu ada mata yang lembut senimannya yang sangat tulus, senyum yang tidak pernah bisa Sevre lupakan. Wanita yang bahagia dengan cara yang sangat sesederhana. 

Tanpa sadar Sevre merasakan ada sesuatu yang aneh dalam tubuhnya.  Dan meletakkan  telapak tangannya pada dada sebelah kiri. ‘debaran kencang ‘ itulah yang dirasakan saat ini. Namun senyum miris muncul di wajahnya seketika. Sevre kira jantungnya tidak akan pernah berdebar sekencang ini lagi setelah bertahun-tahun berlalu, bahkan pada Luna. Sevre tidak merasakan debaran ini. Hanya ada satu orang yang mampu membuatnya seperti ini. Dan itu hanya Lia.  Akan tetapi sampai saat ia Sevre tidak pernah tahu dimana wanita itu berada.  Wanita itu yang hadir tanpa pernah ia duga. Wanita yang bahkan enggan untuk jatuh cinta padanya  wanita yang bahkan dengan jelas menolak kehadirannya ratusan kali.  Tapi siapa sangka dengan penolakannya yang begitu banyak, bukan rasa benci yang tumbuh di dalam hati, justru cinta pada wanita itu lah yang tumbuh dalam hatinya.

Sevre pikir itu hanya rasa ketertarikan sementara padanya. Namun siapa sangka saat wanita itu banar-benar tidak bisa lagi ia lihat dengan matanya lagi, barulah ia sadar bahwa selama ini yang ia cintai bukanlah Luna. Melainkan wanita itu. Wanita yang selalu membuatnya merasa di abaikan, membuatnya merasa tak punya harga diri dan juga tak punya kemampuan untuk menang jika berdebat dengannya. Ya. Wanita itulah yang dengan secara perlahan mengambil seluruh hatinya tanpa tersisa.  Membuatnya tidak bisa mencintai wanita lain lagi selain dia. Dan merasakan lagi getaran yang sama lagi. Itu seperti membawanya kembali ke masa terindah dan paling tidak berdayanya.

Iya bodoh karena tidak mengerti perasaanya sendiri.

Iya bodoh, karena selalu mengikuti pikirannya bukan hatinya

Iya bodoh, karena tidak pernah berjuang lebih keras lagi setelah di tolak ratusan kali...

Iya bodoh, karena cintanya yang buta pada Luna waktu itu.

SESUATU YANG BERHARGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang