SESUATU YANG BERHARGA

19

Oke, tenang... tenang..... jangan panik....” Achazia  terus mengatakan kalimat itu untuk  bisa menenangkan dirinya sendiri.

  Tapi kenyataannya, semua itu tidak berhasil seperti biasanya. Karena kenyataannya dia tetap saja tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri. Apa lagi setelah mendengarkan hal terlalu mengejutkan seperti yang terjadi pagi ini!  

Karena tidak menutup kemungkinan jika dua bocah kembar yang ada di rumah Vannya itu bisa saja adalah anaknya. Meskipun belum ada bukti yang kuat yang bisa  menguatkan pendapatnya.

  Tapi... tidak perlu menunggu bukti kuat untuk  bisa membuat Achazia yakin itu memang anaknya. Karena cukup hanya melihat kemiripan di antara mereka yang begitu mirip bahkan bisa di katakan hampir 75-80% orang pasti sudah tahu kalau mereka adalah Ayah dan anak.   Bukan hal yang sulit bagi Achazia untuk mengaku keduanya sebagai Anaknya. Achazia mungkin hanya perlu datang pada Vannya dan menyerahkan bukti tentang hasil tes DNA. Antara Achazia dan dua anak itu. Yang Achazia  yakin hasilnya akan 99,99% cocok.

  Akan tetapi pada kenyataannya semua tidak semudah yang Achazia rencanakan pada Awalnya. Rencana Awalnya memang hanya ingin minta maaf dan setelah itu pergi. Namun sepertinya rencana itu kesalahan-lahan mulai berubah. Semakin Achazia dekat dengannya, semakin terasa sulit bagi Achazia sendiri untuk jujur. Bahkan Achazia berbohong untuk  identitasnya....

 Lalu, seandainya Achazia jujur pada Vannya, kalau dirinyalah si pemerkosa itu. Achazia tidak akan pernah bisa membayangkan kebencian seperti apa yang di dapatkannya dari Vannya, yang sebenarnya memang pantas di dapatkannya.

Karena mau bagaimanapun Achazia pasti secara tidak langsung sudah memberikan penderitaan yang tak terhitung jumlahnya pada Vannya dari waktu pertama mereka bertemu dulu di malam itu dan sampai detik ini.  

Sudah berapa banyak kesedihan yang wanita itu tanggung karena dirinya.   Sudah berapa bayak Air mata yang ia teruskan, karena ke selahannya   Sudah berapa banyak rasa sakit yang sudah Achazia berikan tanpa sadar pada wanita itu seampai di hari ini.   Dan berapa bayak kesulitan yang Vannya  dapatkan karena ulah bejatnya?. Sedangkan mungkin di saat wanita itu menangis dan berdarah untuk bisa mempertahankan anaknya. Di saat Vannya yang  mungkin saja bisa memilih untuk lebih baik gugurkan janin itu ketika dia tahu dirinya hamil. Tapi Vannya memilih untuk Mempertahankan dan membesarkannya sampai saat ini. Pasti sudah banyak kesulitan yang di hadapi olehnya waktu itu. Bisa di bayangkan betapa sulit dan menderitanya seorang gadis yang mungkin waktu itu masih berusia kurang lebih  18 tahunan, Mendapati dirinya hamil tanpa seorang suami, atau orang yang bersedia bertanggung jawab untuknya!.

Dan mungkin saat dan  Di hari yang sama ketika Vannya mencoba berjuang dari semua keadaan yang tidak mudah. di saat itu, di hari dan mungkin waktu yang sama dirinya Achazia, sedang mendapatkan semua kemudahan dalam hidupnya...  

Achazia sadar dengan begitu banyaknya penderitaan yang sudah ia berikan pada Vannya. Mungkin kata maaf tidak akan cukup. Bahkan jika menebus semua kesalahan yang sudah dia lakukan dengan nyawanya  itu masih terasa kurang. Karena bagaimana pun Achazia pasti sudah menghancurkan masa depannya secara tak tersisa ketika kejadian itu terjadi...  

♡♡♡♡

  Julian masih tidak percaya dengan apa yang ada di depan matanya ini. Sebuah kalung dengan harga yang bisa di bilang mahal bahkan sangat mahal ada di depan matanya. Bahkan kalung ini terlihat lebih indah dari pada yang di gambar.  

“Jadi.....” Bahkan Julian ke habis kata-kata untuk hal ini. Memang benar beberapa hari yang lalu dia mengantarkan dua keponakannya ke sebuah studio foto yang di berikan oleh  pria yang tidak sengaja mereka temui waktu di mal.

Tapi Julian tidak menyangka kalau pria itu benar.-benar serius dengan ucapannya, memberikan apa yang mereka mau. Meskipun harus menunggu beberapa hari untuk mendapatkan barang yang dua bocah itu inginkan. Bukan hanya itu pria itu juga masih memberikan bonus berupa uang.