09

10.6K 563 7
                                    

5 tahun kemudian....

Setelah kejadian malam itu. Baik vannya mau pun Julian tidak pernah terlihat lagi, tak ada kabar apa pun dari keduanya seakan mereka benar-banar lenyap di telan dunia.

Selama itu pula Luna, bersama suami dan anaknya menikmati semua harta tersebut dengan bahasa. Karena tak ada lagi yang mengancam m3ngacam mereka lagi...

Jika di tanya di mana vannya bersembunyi selama ini...

Vannya dan Julian kini tinggal mereka tinggal di singapura, keduanya langsung pergi malam itu juga

Hanya berbekal uang peninggalan kakek vannya yang memang sengaja di titipkan ke pada Merien.

Dari uang rahasia tersebut, vannya bisa membeli satu unit apartemen untuk mereka tinggal, sedangkan sisanya. Vannya gunakan untuk kebutuhan sehari-haru, membeli sebuah toko.

Di sana vannya juga mulai berpikir untuk melanjutkan pendidikan. Di mana keputusannya itu di dukung sepenuhnya oleh Julian.

Dan siapa sangka vannya bisa menyelesaikan pendidikannya dengan sangat memuaskan. Yang tentu saja itu sanggatlah tidak mudah apa lagi di tahun pertama. Mengurus dua anak kembar dan juga haru tetap melanjutkan pendidikannya

Namun di saat seperti itu. Vannya merasa sangat terbantu dengan adanya Julian di sisinya. Pemuda itu bahkan mau dan bersedia membantu vannya mengutus dua buah hatinya, serta tak jarang juga Julian membantu vannya mengurus toko.

Dan seperti saat ini, Julian tampak sibuk di dapur dengan memakai celemek, sambil memotong-memotong beberapa jenis sayuran

“ Paman, cepat kami sudah lapar “ Entah sudah berapa kali pertanyaan  itu Julian dengan. Suara yang berasal dari meja makan. Di mana di sana duduk dua bocah kecil yang tampak tidak sebaran menunggu makan siangnya disaksikan. Bahkan dua bocah itu sudah siap dengan sendok dan garpu di tangan mereka masing-masing

“ paman, kau lamban sekali. Apa kau mau buat aku dan adikku ini kelaparan, Hah" Ucap salah satu dari dua bocah tersebut. Yang terdengar marah dan tidak sebaran

“sabar lah Raja, sebentar lagi matang” ujar Julian sambil menyebut nama anak tersebut yang memang sejak tadi berisik. Minta makan pada Julian

“ bisa tentang atau tidak, suaramu itu bersisik “satu anak yang sejak tadi diam. Kini akhirnya ikut bicara. Wajahnya terlihat sangat mirip dengan Raja. Bahkan tak ada celah sedikit pun yang membedakan keduanya. Kecuali karakter mereka yang seakan saling bertolak belakang. Di mana karakter Raja lebih cenderung terbuka dan mengatakan apa yang ia rasakan dan cenderung meledak-lacak dan mudah marah, tidak sebaran. Sedangkan Kaisar yang merupakan kakak Raja, di mana Kaisar lebih tua 2 menit dari Raja. Meskipun kembar tapi karakter keduanya berada Kaisar tampak terlihat lebih tenang , lebih kalem dan tampak bisa mengontrol emosi, memahami keadaan.

“Tapi, aku sudah sangat lapar. Bagaimana kalau aku mati kelaparan? dan kalau aku mati kau tidak akan punya saudara sepertiku lagi" ucap Raja  sambil berteriak. Padahal kaisar saat itu persis di sampingnya

“Bagus lah, kalau kau mati. Jadi aku tidak perlu repot pendengar teriakanmu yang membuat sakit telinga “Ujar Kaisar datar. Yang tentu saja makin menyulut emosi Raja.

“KAU...!” geram Raja

“AKU APA? Mendengar suara kaisar yang terdengar lebih tinggi  dari bisanya, langsung membuat Raja terdiam apa lagi  ketika mata tajam Kaisar menatapnya. Membuat nyali seketika menciut. Bahkan Raja tidak jadi meneruskan kalimatnya, memilih untuk kembali duduk dengan tenang di  kursinya. Walau dengan wajah kesal dan mulut yang komet kamit tidak jelas yang tentu masih bisa di lihat dengan jelas oleh kaisar

“Tidak akan ada orang yang mati Cuma karena telat makan 5 menit 43 detik “ imbuh kaisar.

“ ya, aku tahu!” jawab Raja kesal

Saat dua saudara itu tengah saling mempermasalahkan makan siang mereka yang telat disajikan. Di waktu itu juga Julian sudah selesai dengan masakannya.

“ayo, makan lah. Tadi katanya lapar? Tapi kenapa sekarang diam. Dan kamu Raja? Ada apa denganmu? Kenapa kau cemberut “ Julian yang tampak heran, pasalnya tadi yang minta makanan agar cepat matang adalah Raja. Tapi yang sangat antusias makan sekarang malah justru kaisar. Sedangkan Raja terlihat tampak tidak senang. Dan hanya menatap makanannya saja.

“Adikmu kenapa, Kaisar “ tanya Julian. Kaisar hanya mengajar bahu acuh dan terus fokus pada makannya

“paman apa kau yakin, mami tidak salah melahirkan anak? “ tanya Raja. Julian tampak terdiam mencoba memahami apa yang di maksud oleh raja “apa dia( sambil melirik Kaisar) benar-banar saudaraku? Atau kami tertular dan dia bukan saudara kembarku ”lanjutnya

Tentu saja Julian sedikit terperangah mendengar pertanyaan Raja ada rasa kagum dan juga geli yang membuatnya ingin tertawa. Tapi ia coba tahan ketika melihat wajah serius Raja. Karena tak bisanya anak itu begitu serius

“Tertular? “

“Itu tidak  mungkin, karena aku yang menjaga kalian saat dari masih dalam kandungan, kalian lahir dan sampai sebesar ini. Jadi aku bisa memastikan tidak ada cerita  bayi yang tertular. Kalian berdua bersaudara, dari ibu yang sama “ jelas Julian

“Tapi... kenapa kau berpikir kalau Kaisar bukan saudaraku? ”tanya  Julian penasaran

“Dia “Julian sambil menjual ke arah Kaisar “dia  itu selalu  saja memarahiku, selalu saja mengaturku memerintahku untuk ini lah itu lah, diam lah duduk, berhenti dan masih banyak lagi “ tampak sekali mimik wajah kesal yang raja tunjukan pada Kaisar

“Karena aku lebih tua darimu, jadi sebagai adik kau harus patuh padaku” ucap Kaisar yang ikut bicara  setelah menyelesaikan  makannya

“ Apa yang di katakan kaisar benar" Julian yang tampak setuju dengan apa yang di katakan oleh Kaisar

“Hanya dua menit! Apa itu bisa di bilang  lebih tua" Raja yang tampak tidak terima.

“ Tapi memang aku lebih keluar dahulu dari pada kau" jawab Kaisar Datar. Sedangkan Raja tampak terlihat makin kesal di buatnya.

Sedangkan Julian hannya bisa geleng-geleng kepala. Bagaimana bisa kakaknya melahirkan dua anak ini? Dua anak yang bahkan bisa di bilang sangat  cerdas di bandingkan dengan anak pada umumnya. Bayangkan saja di usia 5 tahun dua bocah ini bisa menjadi 8 bahasa. Dan suka membaca buku yang tebal-tebal seperti ensiklopedia di saat anak yang seusianya suka dengan buku bergambar. Dua bocah  ini justru lebih tertarik dengan buku-buku tentang bisnis dan berbagai bidang yang  lain.

Bahan Saat anak-anak lain berebut tentang mainan, dua anak ini malah justru berdebat tentang seberapa banyak buku yang sudah mereka baca, serta seberapa dalam mereka memahami buku yang di baca.

Tampak seperti bibit unggul...

Akan tetapi yang masih membuat Julian penasaran siapa ayah kandung dari 2 bocah berbakat ini?

Sampai kakaknya bisa seberuntung ini, mendapatkan  anak-anak yang sehat spesial .

SESUATU YANG BERHARGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang