16 c

9.5K 539 31
                                    

Setelah melakukan perjalanan selama hampir dua jam dari singapura menuju Indonesia. Akhirnya Feran tiba di bandara, lalu saat ini dia sedang berada di bagian imigrasi terlebih dahulu. Dan selama menunggu pengecekan Feran juga menyempatkan waktunya untuk menghubungi si tuan muda. Mencoba membujuknya untuk pulang!. Yang hasilnya sudah pasti percuma. Karena sampai saat ini ponsel si tuan muda itu belum di aktifkan atau bahkan sekarang sudah ganti nomor.

“Silakan lanjutkan perjalanan anda" suara  seorang petugas membuat Feran tersadar dari lamunannya. Dengan tergesa-gesa sambil membawa koper Feran keluar dari bagian imigrasi. Dengan perasaan campur aduk. Pasalnya sampai sekarang ia belum juga menemukan alasan yang cocok yang akan dia ucapkan ketika bertemu dengan nyonya besar (nyonya Sandra/ ibu Achazia ). Pasalnya alasan sederhana tidak akan membuatnya percaya. Apa lagi ibu dan anak itu bukan orang yang bisa di bohongi dengan mudah.

Dan ketika keluar dari bagian terminal kedatangan. Feran sudah di buat senam jantung. Ketika melihat si nyonya besar bersama beberapa para pengawal sudah datang dengan salah satu pengawal membawa selembar kertas bertuliskan nama ‘Achazia’.

Feran yang belum punya alasan akhirnya berinisiatif untuk berjalan lebih cepat dan menghindari si nyonya besar dan para pengawalnya, dengan cara berjalan di antar keramaian.  Dan mencoba tidak menoleh ke sana kemari.

“Jangan ketahuan, jangan sampai ketahuan “ bibir Feran  terus merapal kalimat itu dihati sambil ia terus  berjalan cepat melewati kerumunan orang .

“Sekretaris  Feran!” dan ketika mendengar namanya di sebut. Seketika tubuh Feran memegang.

“Apa aku ketahuan?” cicit Feran. Tapi ia kembali melanjutkan jalannya dan berpura-pura tidak mendengar

“Sekretaris Feran, berhenti di sana!” langkah kaki Farel seketika berhenti.

“Ya, ampun  tuan. Anda membuat sekretaris ini dalam masalah besar “ suara pilu hati Feran. Dan secara perlahan memutar tubuhnya dengan gerakan kaku Dan senyumannya pun terlihat menjadi kaku

“Apa, anda tidak dengar nama anda saya panggil?“ tanya Sandra dengan nada lembut namun terdengar seperti sebuah peringatan dan ancaman. Bagi Feran

“tolong maafkan saya nyonya, saya benar-benar tidak mendengar. Dan lagi bagaimana mungkin saya berani melakukan itu pada nyonya besar" tutur Feran dengan suara bergetar. Sambil merundukkan kepalanya.

Hening.... Dan keheningan itu semakin membuat Feran makin merasa terintimidasi dan takut.

“Baiklah, tidak masalah...”Seketika mendengar kalimat itu. Rasanya seperti sebuah beban besar yang terangkat dari pundaknya. Yang artinya ia juga selamat.

Tapi, ketenangan itu sepertinya belum mau datang pada Farel. “Dimana si anak nakal ( Achazia) itu? Kenapa dia tidak terlihat bersamamu “ tanya  Sandra. Ketika dasar kalu Feran sedari tadi sendirian

“ anak nakal? Siapa maksud nyonya? Sedari tadi saya tidak bersama dengan anak-anak? “tanya Feran dengan wajah yang terlihat polos.

“Ah, aku lupa.... maksudnya Anak nakal itu Achazia  dimana, dia? ”Sandra meralat ucapannya “kenapa aku tidak melihat dia? Apa dia sedang bersembunyi lagi?” tambahnya

“jawab aku! sekretaris Feran!”  sandaran kembali bertanya dengan tatapan menyelidik ketika melihat Feran terlihat lama  menjawab pertanyaan yang ini. Dan dari gerak tubuhnya mengisyaratkan bahwa sedang ada yang disembunyikan.

“Jadi, dimana anak nakal itu?” suara Sandra semakin terdengar halus dan pelan yang membuat Feran semakin merasa takut dan tertekan

“Nyonya,  tuan muda Achazia tidak bisa kembali,  karena beliau sedang ada urusan yang sangat penting dan sangat emergency yang harus tuan muda tangani sendiri. Dan oleh sebab itu saya dikirim untuk kembali pulang mengurusi masalah yang ada di sini sampai tuan muda kembali “alasan  yang baru saja terlintas sepersekian detik di dalam otak Feran

“Sesuatu yang sangat penting?”

“ Hal apa yang membuat anak nakal itu tidak pulang, bahkan tak memberitahu ibunya ini “ gumam Sandara yang makin membuat Feran dilanda ketakutan. Ia yakin nyonyanya belum percaya dengan alasan yang dia utarakan

“Lalu, kapan anak nakal itu akan kembali “ tanya Sandra lagi

“Mohon maaf nyonya, untuk kapannya tuan muda kembali saya tidak tahu. Karena tuan tidak mengatakan akan pulang kembali kapan “kali ini Feran berkata jujur. Jujur karena ia sendiri pun tidak tahu menahu tuannya itu akan kembali. Feran hanya bisa berharap misi tuan muda dalam mengejar wanita pujaan hatinya itu tidak memakan waktu yang lama. Atau kalau tidak Feran bisa habis di tangan para penjaga nyonya  besar ini.

“ anda boleh pergi sekarang, sekretaris Feran "wajah Feran yang sebelumnya pias dan pucat karena takut kini seolah kembali bercahaya ketika mendengar ia sudah di boleh kan pergi.

“ Tuan muda, hari ini aku mengalami kesulitan karenamu, aku harap gaji ku bulan ini naik 100%” suara hati Feran yang terasa benar-benar lega.

Sedangkan Nandini yang sedari tadi di samping Sandra tampak murung dan kecewa.  Karena kesempatan untuknya agar bisa lebih dekat dengan sang pewaris tunggal keluarga Billuoner ini tampaknya tak semulus yang ia bayangkan. Karena pria incarannya ternyata tidak ikut pulang. Yang artinya membuat mimpinya untuk menjadi menantu keluarga kaya harus tertunda sementara waktu. Yang juga harapannya untuk bisa jalan-jalan keliling dunia dan berburu barang-barang mewah harus tertunda.

Sandra yang melihat raut wajah Nandini yang sedih pun merasa bersalah,  pasalnya ia seperti sudah memberikan harapan palsu pada gadis yang sangat baik seperti Nandini. “ maafkan tante,  ya. Nandini.  Tante tidak tahu kalu akan jadi seperti ini. Kalau saja tahu si anak nakal itu tidak pulang, pasti tante tidak akan mengajakmu kemari, dan membuat waktuku terbuang sia-sia" raut penyesalan terlihat jelas di wajah dan mata Sandra.

“Tante, jangan merasa tidak enak hati seperti ini. Mungkin memang benar tuan muda Achazia sedang ada urusan yang mendesak, yang membuatnya tidak bisa kembali. Dan lagi saya tidak merasa waktu saya terbuang sia-sia. Menemani tante dan membuat tante senang saja, saya sudah bahagia" kata Nandini di iringi senyum manis.

“Aduh. Kalau tahu akan begini. Lebih baik aku jalan-jalan ke mall belanja, ke salon. Nonton dan jalan-jalan sama yang lain. Dari pada di sini berdiri berjam-jam. Sudah kaki kesemutan. Tapi orang yang di tunggu tidak datang juga. Apa dia itu enggak merasa bersalah membuat wanita cantik menunggu seperti ini!” suara hati Nandini. Yang terdengar sangat kesal. Tapi sayangnya kekesalan itu hanya bisa Ia ucapkan dalam hati saja. Kalau ia mengutarakan secara langsung. Bisa-bisa tujuannya untuk jadi menantu orang kaya gagal.

Singapura...

Hari ini Sheren bersama si kembar sedang dalam perjalanan untuk ke toko kue Vannya untuk meminta izin pada Vannya membawa Yueliang, pergi jalan-jalan sebentar.

“Yueliang, ingat ya, nanti kalau di depan orang kalian panggil jiejie. Mommy oke!” ucap Sheren .

“Oke ”jawab Raja semangat

“Ya, ya, baik lah terserah jiejie saja" jawab Kaisar malas. Kaisar sebenarnya bingung dengan wanita muda yang ada di depannya ini. Kenapa setiap mereka keluar selalu harus memanggilnya dengan  sebutan Mommy. Bukankah wanita sebaya Sheren biasanya lebih suka jika di panggil kakak, aunty dan semacamnya dari pada harus memanggil dengan sebutan Mommy?

Tentunya  setelah setuju permintaan Sheren baru setelan itu si kembar baru di diperbolehkan turun. Dan tentunya dengan jalan bersama-bersama menuju toko kue Vannya yang kebetulan tidak begitu ramai. Mungkin karena jam makan diam sudah lewat beberapa menit yang lalu

“Yueliang , kalian mau masuk? “tanya Sheren

“Tidak usah Mommy.  Kami di sini saja. Lagian di sini lebih nyaman. Ia kan Raja ? “ tutur kaisar. Yang di ikuti anggukan setuju dari Raja

“ Baiklah, terserah kalian saja Yueliang “ Sheren pun meninggalkan dua bocah kembar tersayangnya itu, dan masuk menghampiri vannya yang ia tahu pasti sudah tahu tentang kedatangannya

“Jiejie, itu memang aneh. Meminta kita  memanggilnya Mommy “ celetuk Raja

“Kenapa baru sadar sekarang? Dari 2 tahun lalu ke mana perginya otakmu, itu? “ucap Kaisar dengan nada mimik wajah yang terlihat sinis seperti biasanya.

" kaisar, kaisar. Kau itu ya, selalu saja tidak asyik kalu diajak bicara. “ tutur Raja yang kini berubah menjadi tiba-tiba kesal oleh kembarannya itu

“Karena, bicara denganmu pasti tentang hal tidak penting. Jadi untuk apa dianggap serius “ cicit Kaisar yang saat ini memilih sibuk membaca buku dari pada memperhatikan sekitar.

Keduanya sejenak sibuk dengan kesibukan masing-masing. Kaisar dengan bukunya dan Raja dengan tabletnya.

“ Disini terlalu, panas. Aku mau ke dalam, kau mau ikut atau tidak “tanya kaisar pada Raja.

“Tentu...” jawab Raja.

Dua bocah lucu, imut dan mengemaskan itu pun berjalan bersamaan. Yang tentu saja membuat mereka menjadi pusat perhatian beberapa orang.

Dan  pada saat akan masuk,  tiba-tiba dari arah belakang ada seseorang yang menghampiri mereka. Dan membuat langkah Kaisar dan Raja terhenti.

Lalu sejenak  kaisar menatap seseorang yang menghentikan mereka. Ketika memperhatikan orang tersebut dari apa yang ia kenakan. Menandakan kalau orang itu berkejai di sini. Tapi kenapa orang itu tidak tahu siapa mereka berdua?.

“Adik kecil. Apa yang kalian lakukan? Dimana orang tua kalian. Kenapa kalian sendirian di tempat ini" tanyanya. Ketika melihat dua bocah itu hanya diam

“Ini bukan tempat untuk bermain. Bagaimana kalau kalian terluka disini bayak orang berlalu lalang” tambahnya lagi

Yang semakin membuat Kaisar dan Raja yakin kalau orang yang ada di depannya ini adalah karyawan baru mami mereka.  Pasalnya kalau ia adalah karyawan lama pasti tidak akan bertanya seperti itu.

“Kaisar, bagaimana kalau kita kerjain dia?" raja yang bicara melalu sorot matanya pada kaisar.

“Kami sedang mencari Mommy kami, kami berpikir Mommy kami mungkin ada di sini. Karena tadi dia bilang ingin membeli kue untuk kami.  Jadi aku dan adikku mencoba mencarinya “ tutur Kaisar dengan mimik wajah yang dibuat ingin menangis

“Sudah, sudah. Kalian jangan sedih paman akan membantu kalian mencari Mommy kalian. Jadi kalian jangan sedih" tutur Achazia 

“Tidak perlu paman, kata Mommy kita tidak boleh menerima bantuan orang yang tidak kami kenal" tolak Raja.

“Apa yang Mommy kalian katakan benar. Tapi paman ini bukan orang jahat. Paman ingin membantu kalian adik kecil" wajah Achazia kini terlihat bersungguh-sungguh. Tidak tahu kenapa melihat dua bocah ini sedih, perasaannya ada yang bernada seperti ada sesuatu yang belum pernah ia rasakan.

“Tidak mau, kami tidak kenal paman. Bagaimana kalau paman itu bohong" ujar Kaisar

“Maka dari itu, kita  kenalan dulu.  Ada pepatah tak kenal maka tak sayang.  Nama paman Bara. Kalian siapa? “tanya  Bara

“Aku, kaisar dan dia Raja, dia lebih muda dariku 5 menit “jelas Kaisar

“Jadi. Karena kita sudah kenal, paman akan bantu kalian cari Mommy kalian. Oke, adik kecil “Achazia  membawa dua bocah kembar itu meninggalkan area toko dan berencana mencari ibu mereka. Sedangkan para pegawai yang lain hanya bisa menahan tawa mereka. Karena melihat Bara yang saat ini sedang di permainan oleh dua bocah kembar itu.  Terlebih lagi setelah  melihat isyarat yang di berikan Raja ketika tadi ada salah satu dari pegawai yang ingin memberi tahukan pada Bara siapa mereka. Langsing tidak jadi bertindak ketika mengetahui syarat untuk tidak ikut campur

“Anakmu, mengerjai orang lagi kak" ucap Sheren yang tentu saja melihat apa yang di lakukan dua bocah kembar itu pada pegawai Vannya.  Saat tadi ia akan menghampiri dua bocah itu setelah mendapatkan izin. Tapi sepertinya jalan-jalan mereka harus tertunda hari ini.

Akhirnya DADDY ketemu Yueliang....!!!🥳🥳🥳🥳😁😁

Yueliang kalian sungguh jahil dan usil!!!

SESUATU YANG BERHARGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang