"bagaimana perasaanmu sekarang, apa jauh lebih baik?" tanyanya sembari mendorong kursi roda Vannya. Seperti biasa, Achazia akan mengantarkan Vannya kbali ke kamar setelah melakukan terapi.
" sangat baik, bahkan jauh lebih baik" jawab Vannya jujur. Tidak ada lagi pembicaraan diantara keduanya.
Achazia bukan hanya mengatar vannya samapi di kamarnya namun Achazia juga mrmbantu Vannya berpindah dari kursi roda ke trmpat tidur dengan tangannya sendiri. Seolah Achazia tidak trlalu yakin dengan cara kerja pelayan yang ada di vilanya sendiri.
" seharusnya tidak perlu seprti ini setiap hari. Aku berat " tutur Vannya dengan malu-malu saat baru saja di letakan ke atas tempat tidur oleh Achazia, yang selalu saja mengendongnya ketika akan melakukan terapi atau selesi terapi. Achazia akan selalu mengendongnya untuk memindahkannya baik dari tempat tidur ke kursi roda atau pun sebaliknya . Yang terkadang membuat Vannya merasa tidak enak dengan perhatian yang di tujukan Achazia untuknya.
"kamu tidak berat sama sekali. Kamu terasa sangat ringan seolah aku tidak seperti menggendong seseorang di ranganku. Dan kenapa tubuhmu bisa serangan ini? " pada walanya Achazia tidak berniat menggoda Vannya, tapi melihat wajah wanitanya merah karena malu, dan menggap dirinya berat. Tapi pada kenyataannya tubuh Vannya benar-benar terasa ringan, seolah pelukan kuat sedikit saja bisa membuatnya terluka dan kesakitan.
Tapi melihat cara Vannya menatapnya seolh tidak percaya dengan apa yang baru saja di katakan. Membuat Achazia merasa hal ini lucu.
"kenapa semua wanita mempunyai pikiran yang rumit, dan sulit sekali percaya" dengan eksperi terheran-heran. " sungguh kamu, enggak berat sama sekali. Bahkan aku sanggup gendong kamu seharian " jelas Achazia dengan raut wajah serius dan bersungguh-sungguh. Seakan Achazia takut jika Vannya tidak percya.
" istirahatlah dengan baik, dan jika kamu ingin sesuatu katakan saja pada pelayan. Aku akan keluar sebentar "
***
Keluar dari kamar Vannya, Achazia langsung meminta Feran untuk menyiapkan mobil. Untuk menjemput Eldrick karena sepertinya pesawatnya akan segera mendarat. Dan Achazia tudak ingin membuat Eldrick menunggunya. Apa lagi penerbangannya di majukan satu jam lebih awal.
Selama dalam perjalanan beberapa kali Achazia menyempatkan dirinya untuk memeriksa beberapa pekerjaan penting dari dalam ponselnya.
"Feran apa sudah ada hasil dari penyelidikan yang gema lakukan? " tanya Achazia yang kembali memasukan ponsel kedalam saku jasnya.
"ada tuan, gema mrngatakan ternyata orang yang sering menerima uang dari nonya Luna ternyata dia adalah seorang pria dan dia adalah salah satu sepupu dari nonya luna sendiri "
" tuan, gema juga menemukan hal lain selain itu. Kemarin saat tidak sengaja mencoba meretas akun dari pria itu gema bilang dia menemukan percakapan diantara keduanya, yang terlihat sedikit janggal. Gema mengatakan jika itu lebuh terlihat seperti ada sesuatu. Apa lagi sempat ada beberapa tulisan yang secara tudak langsung jika pria itu mengetahi rahasia besar dari nyonya Luan " jelas Feran yang tetap masih fokus dalam menyetir
" katakan, pada gema. Untuk terus menyelidiki tentang hal ini. Karena saya rasa rahasia yang di milik keduanya tidak sesederhana itu. Lalu katakan pada gema untuk mencari tahu tentang rahasia yang di ketahui oleh pria itu." printah Achazia.
" karena saya rasa hubungan mereka tudak sesederhana itu" tambahnya
" ya, tuan"
Tak berapa lama mereka samapi di bandara, Achazia menunggu untuk beberapa saat sebelum sosok bocah laki-laki berwajah orienral yang berjalan menuju ke arahnya bersama dengan salah satu staf yang memang Achazia tugaskan untuk menjemput Eldrick serta mengurus kepindahannya dari sekolah lama, ke aekolahan barunya.
"paman" sapa Eldrick sopan ketika bertemu dengan Achazia
" apa perjalanannya melemahkan? "
"sedikit, tapi tidak maslah" jawab bocah itu dengan jujur
" baiklah, kalau begitu lebih baik kita sebaiknya kembali dulu" ajak Achazia. Setelah semua barang-barang Eldrick di masukkan kedalam bagasi, barulah mobil itu kini melaju kembali menuju arah villa. Di dalam mobil itu pun tudak terjadi terlalu banyak interaksi di antara Achazia dan Eldrick hanya beberapa kata saja dan selebihnya keduanya diam. Samapi mobil itu berhenti di depan villa.
Saat mereka turun Eldrick langsung di bawa oleh pengurus rumah untuk menujukan di kamar mana bocah itu akan tinggal. Tampak sebelum Eldrick akhirnya mengikuti pelayan untuk menuju kamarnya Achazia sempat memperhatikan ekspresi dan gerak bibirnya yang terlihat ingin mengatakan sesuatu tapi tidak jadi.
" mommymu sedang istirahat. Jadi jika kaku ingin bertemu dengannya, temui dia nanti setelah dia bangun. Sedangkan untuk Kaisar dan Raja saat ini mereka masih ada di seolah, satu lagi saya juga suda mendaftarkan kamu di sekolahan yang sama dengan si kembar. Jadi lebih baik kamu juga istirahat sekarang, tubuhmu pasti lelah"
Mendengar apa yang di katakan oleh Achazia membuat Eldrick tidak punya pilihan lain selain mengikuti pelayan tersebut. Eldrick juga tidak ingin mengaggu istirahat Vannya. Dia telah di beritahu oleh orang yang membawanya kemari jika saat ini kondisi ibu angkatnya itu sedang tidak dalam keadaan yang sehat dan perlu untuk istirahat. Jadi seberapa rindunya Eldrick saat ini. Dia harus menunggu sampai Vannya bangun.
Vannya bangun ketika ada suara ke tukan di pintu. "apa aku bisa masuk? " terdengar suara Achazia di luar sana. Yang membuat Vannya tanpa berpikir lama untuk mempersilakan pria itu masuk. " masuklah"
Achazia menghampiri vannya yang sedang duduk sambil melihat ke arah jendela, menyaksikan matahari yang sebentar lagi akan terbenam. " bagaimana istirahatmu? Dan apa yang saat ini kamu rasakan? "tanya Achazia yang kini sudah duduk di sampimg Vannya dan melihat ke arah yang sama dengan Vannya. " apa tinggal di dalam kamar membuatmu bosan? " Tanyanya lagi
" hanya sedikit" jawab Vannya sambil tersenyum canggung . Apa lagi ketika mereka hanya berdua saja seperti saat ini. Rasanya ada sesuatu yang mengelitk yang timbul ketika mereka berduaan. Apa lagi setelah mereka tinggal di bawah satu atap yang sama. Membuat Vannya sedikit demi sedikit mulai mencoba memahami sikap dan kebiasaan pria ini.
"Achazia, apa kamu tahu sesuatu tentang adikku? Maksudku apa kamu yang melakukan hal ini padanya, membuat media tahu tentang sikap dan sifatnya " vannya sedikit ragi untuk bertanya tengang hal ini pada pria di sampingnya ini. Tapi Vannya tidak bisa memikirkan orang lain yang bisa melakukan hal sekejam itu pada seorang gadis dengan menyebarkan hampir semua sekandal yang di miliki Nandini pada media. Dan hampir semua berita yang keluar dari beberapa hari yang lalu adalah semua sekandal yang selalu ayahnya tekan agar tidak meledak. Tapi, sekarang bagaimana bisa berita itu meledak jika tidak ada orang yang cukup memiliki kekuasaan dan uang untuk memunculkan berita itu.
"aku? Bagaimana bisa kamu berpikiran seperti itu, kamu tahukan selama ini aku selalu ada di sampinmu. Jadi bagaimana aku punya waktu untuk mengurusi masalahnya? Lagi pula apa yang bisa aku dapatkan dari melakukan hal seperti itu, lagi pula dari pada menguras tentang hal tidak penting. Aku lebih suka di sini bersama dengan kamu dan anak kita" kali ini Achazia berbicara bukan hanya menatap mata Vannya.
Bersambung....
Jakarta 18/11/2020
KAMU SEDANG MEMBACA
SESUATU YANG BERHARGA
Romantizmdi jebak adik sendiri di sebuah club malam , yang berakhir terkapar di dalam kamar bersama pria misterius . benar-benar awal dari segala kemelut dalam hidup mulai dari fi usir , mengetahui dirinya hamil, di rampok dan harus hidup terlunta-lunta di...