Awas masih ada tpoy, ya...
Semoga kalian senangHappy reading....
Love you....
Achazia masih setia mengikuti ke mana pun wanita itu melangkahkan kaki mungilnya. Bahkan Achazia sama sekali tak mengeluh pada wanita ini. Saat mereka hanya berjalan tanpa tujuan yang pasti selama 30 menit.
Selama 30 menit itu, Achazia hanya diam tapi mata tajamnya tidak pernah melepaskan pandangannya dari raut wajah Vannya yang tampak sedikit lebih murung setelah mereka meninggalkan toko.
Apa. Ada masalah yang membuat wanitanya itu jadi murung?
Bibir Achazia rasanya sangat gatal ingin bertanya pada wanita itu. Apakah dia punya masalah? Atau ada yang membuat wanita itu merasa tidak senang?
Tapi, setiap Achazia ingin bertanya. Dia merasa ragu dan akhirnya hanya memilih untuk diam dan memperhatikannya.
Apa lagi setelah 3 bulan terakhir, Achazia mencoba mengamati kebiasaan wanitanya ini. Sedikit banyak Achazia bisa memahami sedikit tentangnya.
Vannya Vallencia. Wanita ini dia bukan orang yang bisa mengungkapkan dan mengutarakan apa yang di rasakannya pada orang lain. Wanita ini lebih suka memendam semua yang di rasakannya seorang diri. Dan memasang senyuman bahagianya di depan semua orang. Itu sedikit yang bisa Achazia paham tentangnya.
Wanita seperti ini, cenderung wanita yang rapuh dan sangat harus dilindungi. Tapi, wanita ini, berusaha untuk menjadi kuat serta tangguh.
Lalu. Apa yang membuat wanita yang memiliki wajah dengan sifat halus serta lembut seperti ini berubah?.
Apakah ada seseorang yang harus dia lindungi?.
Seandainya di saat ini ada Feran. Achazia pasti sudah memintanya mencari tahu. Tapi sayangnya, dia tidak ada di sini. Saat Achazia sibuk dengan pertanyaan yang ada di pikirannya. Ia tidak sadar jika Vannya sudah tidak ada di depannya.
Tentu itu membuatnya jadi panik. Wajah tampannya yang tenang, bagaikan sungai mengalir. Seketika berubah panik.
“Bos.... kamu di mana?!” Achazia memanggil-manggil Vannya sambil berlari kecil dan menoleh ke sana ke mari mencari ke badan wanita itu.
Sampai pada akhirnya Achazia mendengar suara ribut-ribut. Antara seorang pria dan wanita yang tampaknya sedang berdebat. Akan tetapi suara wanita yang tengah berdebat itu tampak terdengar tidak asing di telinga Achazia.
Suara itu, sama dan bahkan persis mirip suara Vannya. Lalu tanpa pikir panjang Achazia langsung berlari ke asal keributan itu terjadi. Achazia tidak perlu ragu pada pendengarannya. Ia bisa mengenali dengan jelas suara seseorang dari jarak yang cukup jauh. Apa lagi hanya untuk suara Vannya. Bahkan jika seandainya Achazia buta pun Achazia masih bisa mengenali dan menemukan Vannya di antara kerumunan orang banyak.
Saat Achazia sampai. Achazia memang menemukan Vannya. Tapi wanita itu kini tengah berdebat dengan seorang laki-laki. Dan lagi saat ini wanita itu tampak memeluk seorang anak yang sedang merengkuh pinggang rampingnya!
Pinggang Yang bahkan belum pernah Achazia peluk seberat bocah itu memeluknya!
“Nona! lepaskan dia !”
“ jangan coba melindunginya!. Dia itu pantas untuk dihukum! karna sudah membuat pakaianku kotor!" pria itu berteriak dan mencoba menarik paksa bocah yang saat ini masih menekuk Vannya dengan erat bahkan seolah tak mau lepas begitu pula dengan Vannya yang kekeh mempertahankan anak itu. Di saat itu Achazia ingin membantu wanitanya itu. Serta memberi perhitungan pada pria yang sudah dengan lancang membentak wanitanya seorang Achazia.

KAMU SEDANG MEMBACA
SESUATU YANG BERHARGA
Romancedi jebak adik sendiri di sebuah club malam , yang berakhir terkapar di dalam kamar bersama pria misterius . benar-benar awal dari segala kemelut dalam hidup mulai dari fi usir , mengetahui dirinya hamil, di rampok dan harus hidup terlunta-lunta di...