" kukira kau tidak akan datang"
"aku sudah katakan padamu aku akan datang. Aku pasti akan datang " jawabnya ketus
" ya, ya... Aku tahu. Kau pasti harus mengurusnya dulu kan? " tuturnya sambil menutup pintu sembari melihat kekirin dan kekanan memastikan bahwa tidak ada yang mengikuti wanita itu.
"kenapa hanya diam dan berdiri saja di sana? Apa kau tidak mau masuk kerumah sepupumu setelah sekian lama, Luna " tangan pria itu menyentuh bahu Luna. Dan seketika itu pula tubuh Luna menjadi kaku. Wajahnya dan sorot matanyan mengabarkan rasa benci, jijik, dan juga takut pada sosok di depanya ini.
seolah tubuh Luna punya sensor tanda bahaya untuk pria ini. Terlebih lagi tatapan mata pria ini yang tersa sangat dingin seolah tak punya perasaan membuat tubuh Luna langsung lemas seketika.
"jangan takut manisku, aku di sini tidak untuk menyakitimu. " dengan menggunakan jari telujuknya, pria itu mengakat wajah Luna. " tidak kusangka ternyata kau masih sama seperti dulu" ujarnya sembari memperhatikan ekspresi wajah Luna yang saat ini menatapnya penuh dengan rasa benci di sorot matanya, namun sayangnya tatapan itu tudak membuat pria ini takut. Ekspresi wajah pria itu justru terlihat senang saat Luna mentapnya dengan mata syarat akan kebencian yang mendalam.
" harusnya kau senag kita bisa bertemu lagi, bukan?" kedua tangan pria itu memegangi pipi Luna. Membuat Luna memandangnya dengan penuh kewaspadaan.
"jangan macam-macam Reymen. Atau aku akan teriak " Acamnya.
"teriak? Apa kau yakin? " tanyanya memastikan
"apa, apa yang sedang kau rencanakan? " Luna seketika mengerti ada sesuatu yang sdah pria ini rencanakan sebelum dirinya datang kemari
"bukan apa-apa, hanya saja aku sedang berpikir jika Sevre tahu bahwa kau dan aku memiliki hubungan lebih dari sekedar sepupu, menurutmu apa yang akan dia lakukan? " Reymen duduk di sofa dengan gayanya yang angkuh.
"atau perlu aku katakan juga yang sebenarnya pada suamimu. Kalau sebenarnya Nandini itu adalah anak kita? Bagaimama menurutmu?" Reymen melihat perubahan emosi pada Luna, melalui tanyanya yang saat ini mengepal erat meremas pakaiannya.
"kita disini bukan untuk bicara tentang kita. Aku datang kemari untuk Nandini, putrimu saat ini sedang dalam masalah ,apa kau tidak ingin mrmbantunya? " Luna mencoba menghilangkan semia amarah dan emosinya demi tujuannya bisa menghilangkan masalah untuk Nandini. Dan saat itu hanya bisa memikirkan satu nama yang bisa melakukan hal ini. Orang itu adalah Retymen. Pria yang paling ia benci dalam hidupnya. Tapi demi Nandini Luna tidak punya pilihan lain selain meminta bantuannya. Karena Sevre tidak lagi bisa ia harapkan untuk menolong putrinya. Jadi meskipun marah, benci dan jinik dengan Reymen. Luan harus membuang jauh-jauh perasaan itu, Demi putrinya.
"Rey, setidaknya kamu bantu Nandini. Dia juga putrimu kan" tanyanya dengan suara memelas
" akhirnya kali ini kau mengakui kalau Nandini itu juga anakku. Aku rasa sejak dulu yang selalu kau katakan kalau dia itu anak Sevre. Tapi kenapa hari ini dia tiba-tiba jadi anakku" Luna tidak bisa marah untuk saat ini ketika mendengar Reymen yang mengejeknya dengan kata-kayanya dulu. Yang selalu saja bersikeras jika Nandini adalah anak Sevre. namun memang pada kenyataan yang ada adalah Nandini sama sekali bukan anak Sevre.
" Rey kau tahu alasanku melakukan itu."
" ya. Aku tahu alasanya. Itu karena kau tudak mau kehilangan laki-laki itu kan? "
" padahal kau tahu dia sudah tidak mencintaimu, lalu Kenapa masih tetap memilih bersamanya, disaat hatinya bukab lagi kamu"
" luan, Luna, apa yang kau lihat dari pria seperti dia? Kenapa kamu mau tersiksa hidup dengan pria yang masih sampai detik ini mencintai wanita lain. "
" katakan apa yang kau dapatkan?" Reymen melirik Luna dengan tatapan mengejek . Sedangkan Luna sendiri hanya diam mendengarkan ocehan pria di depannya ini. .yang pada kenyataannya semua yang ia katakan hampir semuanya benar.
Luna bukannya tidak tahu kalau samapi detik ini sevre masih memikirkan Lia, bahkan Luna juga tahu kalau Sevre masih menyimpan foto Lia di ruang kerjanya yang diletakan di dalam laci yang selalu terkunci.
"kamu tidak perlu tahu apa yang aku rasakan. Yang jelas aku datang kemari untuk menagih janjimu"
" baiklah, tapi kau tahu, akan selalu ada imabalan untuk semua ini"
" imbalan apa lagi? Mau uang, aku akan berikan Berapapun " geramnya
" uang" Reymen memendang Luan dengan tatapan mengejek. "kau kira aku kekurangan uang? " tanpa aba-aba Reymen menarik pergelangan tangan Luna, membuat Luna yang tudak siap dengan tidakan Reymen tanpa sadar mrnjatuhka dirinya tepat di pengkuan pria itu
"aku ingin kamu malam ini.... " ujarnya dengan suara yang terdengar serak, bahkan dengan sengaja pria itu menghembuskan nafsanya yang panas di sekitar telinga Luna. Membuat Luna, kaku untuk sementara waktu. " makan aku akan dengan senang hati membantumu" Luna butuh brberapa saat berpikir dengan memejamkan matanya. Dan setiap Luna memejamkan matanya maka akan selalu muncul bayangan Nandini yang menangis mrmohon padanya untuk membantunya. " bagaimana apa yang kau putuskan" bisikan Reymen yang seolah membuat Luna kembali tertarik ke dunia nyata sekali lagi. Sekali lagi mata keduaya bertemu. Dan sekali lagi merasa bahwa memang dia tidak punya pilihan lain selain Reymen. Jadi meskipun batinya menolak. Tapi pada akhirnya Luna memilih untuk setuju.
Reymen tersenyum pus mendangi kemenangannya sekali lagi. Rasa puas dalam hatinya ketika bisa membuat wanita angkuh seperti Luna harus Tunduk di dalam kekuasaannya.
Luna sendiri tahu apa akhir dari tindakannya ini. Sudah bisa di pastikan setelah malam ini berakhir maka akan ada begitu banyak luka di sekuur tubuhnya. Tapi Luna harus bertahan samapi pria itu pusa, dan mingkin ini hanya akan berakhir jika matahari telah terbit, dan Luna harus bertahan samapai saat itu datang.
Sepanjang malam di hari itu ada begitu bayak peristiwa yang terjadi disetiap rumah, jika kediaman Achazia penuh dengan rasa cinta, sedangkan di rumah besar Sevre hanya akan ada keheningan yang mrncrkam. Seakan ada bom waktu yang tertanam yang bisa kapan saja meledak di dalam rumah itu.
Sedangkan situasi yang bahkan jauh dari kata tenag ada di apartemen dimana saat ini Luna berada. Malam yang suyi seolah menjadi saksi akan suara tangisan serta jeritan yang seorang wanita yang terdengar memilukan di malam itu.
***
Achazia tidak tahu kenapa Achazia merasa untuk pertama kali dalam hidupnya dia sangat suka kenyataan jika ia punya kebisaan bangun begitu pagi untuk pertama kalinya. Karena dengan kebisaanya yang miliki ini dia bisa dengan lelusa memperhatikan Vannyayang kali ini masih tertidur dengan lelap di sampingnya. Menjadikan tangannya sebagi bantal utuk wanita itu tidur.
Semalam saat mereka sedang makan malam di atas atap yang memang sengaja Achazia ubah untuk diner menyambut kedatangan Eldrik. Tapi siapa sangka di tengah-tengah acara hujan lebat tiba-tiba datang yang membuat acara mereka harus selesai lebih awal.
Achazia yang tidak tahu bahwa tubuh Vannya ternyata cukup sensitif dengan air hujan. Mebawa Vannya untuk menikmati beberapa saat di bawah guyuran hujan.
Yang ternyata membuat wanita itu sakit di tengah malam. Dan karena rasa bersalahnya. Jadi semalaman Achazia menjaga vannya yang demam karena kesalahannya. Dan itu alasan kenapa pagi ini Achazia bisa terbangun di samping wanita ini.
10/12/2020

KAMU SEDANG MEMBACA
SESUATU YANG BERHARGA
Romantikdi jebak adik sendiri di sebuah club malam , yang berakhir terkapar di dalam kamar bersama pria misterius . benar-benar awal dari segala kemelut dalam hidup mulai dari fi usir , mengetahui dirinya hamil, di rampok dan harus hidup terlunta-lunta di...