Penantian tak akan selamanya sia-sia...
◇◇◇◇
“Maafkan ,saya. Karena kecerobohan saya baju anda jadi kotor"
“Tidak, apa-apa. Ini hanya cipratan air saja, yang penting kamu selamat, lagi pula kejadian radi bukan kesengajaan. Dan sebagai satu-satunya orang yang paling dekat saat kejadian, bukankah seharusnya memang begitu" Achazia menikmati coklat panas yang baru saja di sajikan oleh wanita yang beberapa saat lalu ia tolong, karena hampir saja terserempet oleh mobil yang lewat. Saat dirinya baru saja turun dari taksi.
“apa ini, toko kuemu?” Tanya Achazia sambil meletakan cangkir coklat panasnya kembali ke atas meja.
“Kebetulan, memang ia...” jawab wanita itu sambil tersenyum kikuk, apa lagi Achazia tampak begitu serius memperhatikan setiap sudut toko kuenya, seakan-akan ada sesuatu yang ia cari. Tapi apa yang bisa di cari pria itu dari toko kecil miliknya.
“Saya, suka tempat ini, rasanya begitu nyaman, dan penuh kehangatan “ lanjutnya. Wanita itu hanya membalas ucapan Achazia dengan senyuman. Ia memang sengaja mendesain toko kuenya memiliki nuansa seperti sedang ada di rumah.
“Sejak, tadi kita sudah banyak bicara tapi, aku belum memperkenalkan diriku “ Achazia mengulurkan tangannya terlebih dahulu untuk berkenalan, sesuatu yang sangat jarang di lakukannya. Aku Abraham, panggil saja Bara" lanjutnya. Achazia tidak tahu kenapa ia menyebutkan nama mendiang kakeknya dari pada menggunakan nama aslinya. Hanya, saja Achazia merasa kalau ia mengungkapkan siapa dirinya. Ia akan takut wanita yang ada di depannya sekarang justru akan menjauh, ketika tahu siapa dirinya. Terlebih ketika Achazia melihat keraguan dimata wanita itu hanya untuk sekedar menerima uluran tangannya. Dan tampaknya itu adalah keputusan tepat ketika Achazia tidak mengatakan siapa namanya. Siapa dirinya. Sedangkan si wanita masih tampak butuh waktu untuk menerima uluran tangan perkenalan dari Bara, pria yang tadi menyelamatkan nyawanya. “ vannya” kata si wanita itu sambil menyambut uluran tangan Bara. Mereka cukup lama bersalaman. Karena Achazia atau Bara tidak mau melepaskan tangan Vannya. Bukan hanya itu saja. Pria bernama Bara itu terus saja menatap Vannya dengan tatapan tajam. Yang membuat seluruh tubuh Vannya merasakan ketakutan walau pun pria itu menatapnya sambil tersenyum. Tapi senyumannya itu tidak bisa menutupi sorot mata tajamnya
“ Maaf" Achazia langsung melepakkan gengaman tanyanya ketika, melihat vannya yang mulai takut padanya
“Tidak ,apa. Aku tahu kau tidak sengaja" vannya langsung meremas jari-jari tangannya, ia tidak tahu kenapa ia merasa sangat begitu takut dengan pria asing yang ada di depannya saat ini. Rasanya seperti....
“Nikmatilah, coklat panasmu. Aku tinggal sebentar tidak apa kan?” Vannya langsung kembali ke meja penekanan yang sekaligus meja kasir.
Entah kenapa ia merasa begitu gugup dan, sedikit takut apa lagi pria itu beberapa kali memperhatikan vannya secara diam-diam. Vannya hanya biasa berharap Julian akan segera datang dan membawa beberapa barang yang ia minta. Supaya vannya bisa membuka tokonya.
Sayangnya waktu terasa begitu lambat, sedangkan vannya mulai merasa tidak nyaman hanya berdua saja di dalam sini. Apa lagi pria itu terus mengamati gerak gerik Vannya. Matanya seakan mengikuti ke mana pun Vannya pergi.
Kring....
Suara lonceng yang selalu berbunyi ketika ada orang yang membuka pintu toko kuenya, yang menandakan ada seseorang yang datang. Vannya tampak tersenyum senang ketika tahu siapa yang datang, siapa lagi kalau bukan Julian. Pria itu datang dengan sekantung penuh belanjaan yang membuatnya cukup kerepotan. Ketika berjalan.
Vannya yang melihat Julian kesulitan, langsung meninggalkan mejanya dan menghampiri peria itu untuk pembantunya.
“Bisa tolong aku, aku kesulitan karenamu...” keluh Julian ketika vannya sudah berdiri tepat di depannya" bisakah kau kurangi belanjaan ini, ini membuatku tidak bisa melihat jalan dengan jelas “ imbuhnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
SESUATU YANG BERHARGA
Romansadi jebak adik sendiri di sebuah club malam , yang berakhir terkapar di dalam kamar bersama pria misterius . benar-benar awal dari segala kemelut dalam hidup mulai dari fi usir , mengetahui dirinya hamil, di rampok dan harus hidup terlunta-lunta di...