“ Adik kecil, apa kalian mau pulang dengan paman?” sambil memperhatikan dia bocah yang saat ini sedang menikmati es krim di bangku taman. Bukan tanpa alasan Achazia mengajak dua bocah itu pergi bersamanya. Hari sudah semakin sore tapi mereka belum juga bisa menemukan ibu dari dua bocah kembar ini. Yang jika di perhatikan lebih jauh terlihat mirip dengannya waktu masih kecil kecuali mata mereka yang membuat berbeda. Achazia punya iris mata yang berwarna hitam legam sedangkan dua bocah ini punya iris mata mereka berwarna coklat madu.
“ Ikut ke mana? “Raja berseru
“ ke tempat kerja paman, kebetulan paman tinggal di sana. Di toko yang kalian datangi tadi" jelasnya.
Dua bocah kembar itu tampak saling menatap satu sama lain sebelum mengambil keputusan. Achazia justru terus memperhatikan dua bocah itu dengan serius penasaran dengan apa yang mereka putuskan.
“ Baiklah, kami ikut paman. Siapa tahu Mommy juga menunggu kami di sana” cicit Raja
“ tapi, apa kami boleh habiskan es krimnya? “kaisar berseru. Achazia hanya menjawabnya dengan anggukan kepala.
Jadi setelah dua bocah itu menghabiskan es krimnya, Achazia benar-benar membawa dua bocah itu ikut bersama dengannya. Dalam perjalanan tersebut Achazia juga memperhatikan sikap kedua bocah itu yang bisa di katakan cenderung bertolak belakang. Raja lebih terlihat aktif dan juga banyak bicara. Sedangkan Kaisar dia tampak lebih tenang dan pendiam, membuat Achazia seperti melihat dirinya ketika beranjak dewasa. Sedangkan Raja lebih seperti melihat dirinya ketika masih anak-anak.
Sikap dua bocah itu seolah menggambarkan diri Achazia yang dulu dan sekarang. di dalam diri bocah ini. Hal itu memantik rasa pesanan Achazia seperti apa orang tua dua bocah ini...
Pasti mereka sangat bangga punya anak seperti mereka. Setitik rasa iri muncul di benaknya. Berapa bahayanya kalu mereka berdua ini adalah anaknya. Achazia pasti akan sayang dan memanjakan mereka.
Kini tinggal berapa meter lagi mereka bertiga akan sampai di toko.
“Kaisar, Raja. Kalian dari mana saja “ seorang wanita datang menghampiri Achazia dan dua bocah itu, dengan wajah yang terlihat khawatir
“Kami mencarimu" jawab Kaisar
“Aku ada di sini sejak tadi. Tapi saat aku kembali kalian menghilang" tutur wanita itu yang tak lain adalah Sheren “ Lalu siapa paman ini? Apa kalian mengganggunya? Imbuhnya
“Saya Bara. Kebetulan saya bekerja di sini" ucapnya memperkenalkan diri
“Nyonya, sejak tadi siang anak-anak ini mencari anda. Karena saya kasihan melihat mereka. Jadi, saya menawarkan diri untuk membantu mencari anda, tapi syukurlah sekarang kalian sudah bersama" tutur Bara
Sheren tampak mengagukkan kepalanya mendengar penjelasan Bara. Sekilas senyum juga terukir di wajahnya. Sungguh kasihan pemuda di depannya ini, masuk ke dalam jebakan dua bocah kembar itu
“Terima kasih sudah menjaga mereka. “ tutur Sheren sebelum pamit “Jadi, anak-anak kita. Kita harus pulang sekarang “ ajaknya.
“Kalian pasti puas ya, busa mengerjai orang itu" tanya Sheren sembari berjalan menuju di mana mobil yang ia parkirkan .
Achazia belum beranjak dari tempatnya, saat dua bocah sudah meninggalkan area parkir toko. Tak lama kemudian orang suruhan Achazia datang untuk membersihkan toko.
“ Kalian itu ya, terlalu jahil. Bagaimana kalau mami kalian tahu jiejie bisa dalam masalah tahu" keluh Sheren pada dua bocah itu sambil terus berkonsentrasi menyetir
“ Mami enggak akan tahu kalau, jiejie enggak lapor sama mami.” Tutur Kaisar
“ atau jiejie sampai bilang ke mami. Kita akan bilang ke paman Julian kalau jiejie tadi tentu sama om Bara" ancam Raja
“Siapa yang genit! Jiejie tadi Cuma bersikap ramah saja, apa itu salah? “Sheren mencoba membela dirinya yang kini sedang coba di pojokkan oleh dua bocah ini
“ Ramah apa ramah? jabat tangan sampai lama dan senyum-senyum "tutur kaisar. Yang langsung membuat Sheren gugup.
“Sudah-sudah jangan bahas itu lagi. Jiejie lagi menyetir. Jadi butuh konsentrasi “ imbuhnya
“dasar wanita tidak boleh liat yang tampan sedikit “cicit Kaisar. Yang bahkan tidak peduli jika saat ini dia sedang merapat tatapan tajam dari Sheren yang tentu bisa mendengar apa yang bocah itu katakan, karena duduk mereka bersebelahan.
Seperti malam biasanya. Vannya berserta anak-anak punya ritual khusus di meja makan. Di mana mereka akan sedikit bercerita sebelum makan malam.
“ Kaisar, Raja" panggil Vannya pada kedua putranya yang tampak sibuk dengan kegiatan mereka. Di mana Kaisar solah begitu fokus pada boneka teddybear yang ada di tangannya dan Raja bermain dengan sendok dan juga garpu, berimajinasi seolah dua benda itu adalah pesawat tempur
“ Ia, mami “ jawab keduanya
“ Apa hari ini kalian bersenang-senang?” nada bicara Vannya terdengar sedikit serius. Membuat dua bocah itu menghentikan kegiatannya
“Lumayan...”jawab Kaisar tenang seperti biasanya. Seolah tidak terlalu menganggap serius apa yang akan di bicarakan Vannya kali ini. Kaisar justru fokus pada boneka kesayangannya sejak ia masih balita. Dan ketika mata Vannya beralih pada Raja. Seolah memastikan sesuatu. Raja langsung menjawabnya dengan anggukan kepala sambil memelik saudara kembarnya yang selalu menanggap santai setiap masalah.
“ Lumayan ya,....”
“Apa kalian benar-benar pergi dengan Sheren jiejie atau kalian berdua.... “ sejenak Vannya menatap dua putranya serius “menjahili seseorang lagi??”tatapan Vannya makin terlihat serius.
“ Mami sudah katakan kalian berdua tidak boleh buat masalah lagi. Tapi dengan apa yang kalian lakukan hari ini kalian berdua sudah membuktikan pada mami kalau, mami itu gagal jadi orang tua.” Suara sedih Vannya membuat kedua putranya menatap Vannya dengan tatapan bersalah.
Vannya bisa menebak apa yang di lakukan putranya ketika salah satu dari karyawannya tidak ada. Dan saat mencoba menanyakan pada pekerja yang lain. Mereka mengatakan jika saat itu Bara pergi bersama dengan dua anak itu. Tentu saja Vannya tahu kedua anaknya itu pasti membuat ulah lagi. Dan kali ini Sheren sepertinya juga mencoba untuk melindungi mereka berdua
Tentu saja dua bocah itu tidak ingin melihat mami mereka sedih, apa lagi mami mereka adalah saru-satunya orang paling berarti bagi Kaisar dan Raja .
“Mami jangan sedih, apa yang bisa kami lakukan agar mami tidak sedih lagi?” kali ini Kaisar yang menujukan ekspresi lain dari biasanya wajahnya memperlihatkan perasaan bersalah.
“Mami.... bicaralah sesuatu apa yang bisa kami lakukan untuk membuat mami tidak marah dan tersenyum lagi" Raja pun ikut membujuk maminya agar tidak marah lagi.
“Kalau perlu besok kita akan minta maaf pada paman itu, secara langsung supaya mami senang. Kalau perlu kamu akan mengaku . Ia kan Kaisar" tutur Raja
“Hem....” jawab Kaisar di ikuti anggukan kepala
“Sudah kalian, makan saja. Masalah ini bicarakan besok" Vannya tidak memberikan jawaban yang pasti. Sehingga membuat dua bocah itu makan dengan wajah murung. Sedangkan Julian hanya diam dan menjadi penonton yang baik. Ia tidak mau ikut campur dan justru malah mendapat masalah karena ia ikut campur.
Achazia baru saja selesai melakukan Skype dengan Feran. Tentang usahanya menyelidiki orang yang minta ia selidiki. Dan pekerjaan Feran sampai saat ini belum membuatnya kecewa. Di dalam pembicaraan itu, Feran juga menceritakan kronologi ketika ia bertemu dengan nyonya besar. Yang membuatnya ketakutan setengah mati dalam mencari alasan.
Tapi, senyuman akhirnya muncul di wajah Feran, ketika ia mendapat janji jika gaji bulan ini akan naik... Dan pembicaraan pun terputus setelahnya.
Karena hanya tinggal di toko Vannya sendirian di tambah ia juga tidak bisa memasak. Membuat Achazia harus memesan masakan dari sebuah restoran. Meskipun masakan dari restoran bintang Lima sekalipun tidak busa di bandingkan dengan anaknya masakan Vannya.
Alhasil, Achazia hanya memakan makan itu beberapa suap saja. Dan memilih kembali ke kamarnya mencoba untuk tidur. Tapi kejadian tadi siang ketika bertemu secara tidak langsung dengan dua bocah kembar itu. Membuat Achazia seolah kembali ke masa kecilnya. Lalu tanpa sadar bayangannya menyeberang ke kejadian 6 tahun lalu . Bisa saja perbuatannya malam itu, menghasilkan anak. Apa lagi malam itu Achazia tidak memakai pengaman sama sekali. Yang makin memperbesar kemungkinan jika wanita itu bisa saja mengandung benihnya. Dan jika benar perbuatannya malam itu menghasilkan buah, apa wanita itu mau dan sudi merawat benih dari orang asing seperti dirinya? Atau wanita itu memilih untuk menggugurkannya.
Lalu jika wanita itu memilih mempertahankannya, kenapa dia tidak datang padanya waktu itu dan justru pergi ke tempat ini ? Lalu jika itu memang benar-benar Vannya kenapa Achazia tidak pernah melihat Vannya datang bersama seorang anak? Atau Vannya menggugurkan anak mereka, atau mungkin terjadi sesuatu pada anak mereka sebelum lahir.
Dan setelah kejadian hari ini entah kenapa Achazia berharap jika kejadian waktu itu bisa menghasilkan seorang anak dan entah mengapa Achazia berharap jika anaknya itu bisa seperti dua bocah yang ia temui tadi siang.
“ Vannya... Vannya kenapa sulit sekali mendapatkan dirimu “ gumam Achazia sebelum memejamkan matanya. Achazia berharap dia bisa memimpikan Vannya malam iniJangan lupa vote dan komen ya....😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
SESUATU YANG BERHARGA
Romancedi jebak adik sendiri di sebuah club malam , yang berakhir terkapar di dalam kamar bersama pria misterius . benar-benar awal dari segala kemelut dalam hidup mulai dari fi usir , mengetahui dirinya hamil, di rampok dan harus hidup terlunta-lunta di...