16 b

9.2K 477 21
                                    

“Mami" panggil Raja dan kaisar dengan nada memelas bukan hanya itu dua bocah ini juga menujukan raut wajah menyesal dengan  mata berbinar-binar memohon di kasihan.  Namun sekali lagi dua bocah tampan dan mengemaskan itu harus menelan rasa kekecewaan mereka. Ketika Vannya kembali mengabaikan mereka lagi... Membuat kedua bocah itu hanya bisa murung dan menundukkan kepala sambil berdiri menghadap  tembok.

“Apa! Mau merengek  seperti mereka berdua?” belum sempat Julian mengucapkan apa yang ia ingin katakan, ucapannya sudah lebih dahulu di potong oleh Vannya. Membuat Julian hanya bisa menggelengkan kepalanya tanpa bersuara apa pun.

“ Kalian bertiga ini... Apa bisa sehari saja tidak buat masalah?!” ujar vannya yang tampak berjalan bolak balik sambil memijit pelukisnya sendiri.

“tapi dua bocah monster ini yang buat masalah dahulu” ujarnya membela diri.” kenapa aku juga di hukum kala! Seharusnya mereka saja" tutur Julian sambil menatap dua bocah kembar yang selalu saja membuat hidupnya tidak tenang akibat sikap jahil mereka dan selalu menempatkan Julian dalam situasi yang selalu tidak menguntungkan baginya.  Seperti hari ini dia bocah itu yang buat gara-gara tapi dia juga yang ikut  kena hukumannya...Berdiri menghadap tembok, seperti anak SD yang lupa memotong kuku ketika ada pemeriksaan kerapian dan di hukum  berdiri di depan kelas sambil menghadap tembok!

Sebuah hukuman yang cukup memalukan untuk seorang berusia 23 tahun. Dihukum dengan hukuman anak sekolah dasar!

“memang enak kena marah mami ”ejek Raja seraya mengulurkan lidahnya pada Julian.

“Kalian berdua juga salah" putus vannya.

“Tapi, mami. Kami hanya main-main saja, tidak lebih “Raja masih membela dirinya. Meyakinkan vannya kalau ia dan juga kaisar tidak salah. Terlebih mengingat usia mereka yang masih anak-anak, bukankah wajar kalau mereka nakal?.

Berbeda dengan Raja yang memilih mencoba membela diri,  Kaisar justru sebaliknya. Ia tampak lebih tenang dan cenderung tidak mau membela diri. Dan menerima hukuman berdiri ini dengan santai.  Saking santainya ia bahkan menikmati hukuman ini sambil membaca buku. Seolah tidak terlalu memedulikan suasana yang terjadi.  Toh semua kekacauan ini yang menciptakannya adalah Raja dan paman mereka. Sedangkan Kaisar sendiri terkena masalah, itu semua karena ulah Raja yang selalu Membawa dan menyeretnya ke dalam kekacauan yang dibuatnya.

“Merepotkan” cicit Kaisar dengan suara pelan yang nyaris tidak terdengar oleh siapa pun.

Sedangkan Raja sendirian masih mencoba membela dirinya dengan mengatakan semua hanya sebuah ke tidak kesengajaan.

“kau yakin hanya main-main? “ nada bicara Vannya berubah bersamaan dengan atmosfer di sekitarnya yang juga semakin menjadi dingin dan suram. Bahkan tak perlu 3 orang yang sedang di hukum itu kembalikan badan, mereka tahu kalau saat ini Vannya sedang benar-benar marah. Terutama pada 2 bocah kembar itu. “lalu apa yang kalian lakukan kemarin pagi? Apa mengganti pasta gigi dengan sabun cuci muka itu main-main juga? Lalu lemarinya lagi. Apa juga main-main? Menukar pengatur air panas menjadi dingin dan air dingin jadi panas? Apa masih main-main juga namanya kalau dengan sengaja meletakan lem di kursi dan membuat seseorang menempel di kursi?!" jelas Vannya sambil melirik Julian sekilas. “lalu apa masih main-main juga, kalau menaburkan bubuk cabai di dalam jus semangka seseorang? dan membuat orang hampir masuk rumah sakit?  Apa itu masih main-main?” terdengar Vannya semakin memberikan penekanan  dan memperjelas setiap kalimat yang perlu ia penjelas terutama di bagian hal-hal kenakalan yang dua putranya lakukan

“bisa jelaskan itu semua padaku, Raja?  Atau kau mau menjelaskan Kaisar “ vannya menatap dengan serius punggung kecil di depannya. Sebenarnya Vannya bisa dibilang hampir tahu semua kenakalan yang dilakukan dua putranya. Vannya juga tahu semua kenakalan yang terjadi itu semua adalah ide Raja. Terlihat Raja yang tampak makin merendahkan kepalanya. Karena hampir semua kejahilan yang dia lakukan ternyata selama ini di ketahui maminya. Padahal Raja sudah dengan sangat hati-hati melakukannya.

SESUATU YANG BERHARGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang