33b

2.8K 256 39
                                    

" kamu enggak akan sendirian lagi..."

" karena sekarang kamu punya saya.... Vannya" gumam Achazia dalam hati. Saat melihat Vannya menangis di makam kakeknya seperti ini. " hati saya sakit lihat kamu menangis seperti ini..." gumamnya dalam hati

"kamu pasti sedih saat harus berpisah dengan satu-satunya orang yang sayang sama kamu pasti sangat terpukul dan sedih karena  hanya tuan Arkeana yang selalu akan melindungi kamu dari orang-orang  jahat di rumah itu kan?  Saya tidak bida bayangkan apa yang sudah mereka lakukan setelah kakek kamu meninggal pada jamu Vannya.  Mereka pasti sangat membuat hatimu menderita.... "

" tapi sekarang kamu punya saya. Ketika hujan saya akan jadi payung untuk kamu, jadi pedang dan tameng yang akan melindungi kamu"

Achazia membawa Vannya ke banyak tempat.  Membawa wanita itu ke tempat-tempat yang belum pernah wanita itu kunjungi Sebelumnya. Selain itu Achazia  juga menjelaskan tentang beberapa tempat yang kunjungi. Hingga tak teras waktu begitu cepat berlalu saat dia bersama dengan Vannya.

"bagaimana apa kamu suka tempat ini "Achazia  langsung  melepaskan jas yang ia kenakan dan memakaikannya pada Vannya. " angin malam tidak bagus untuk tubuh" jelasnya

" terima kasih "

"suka,  tempat ini sangat indah dan juga tenang. Membuat siapa pun enggan untuk pergi.... " Vannya yang begitu terpesona dengan banyaknya bintang yang ia lihat saat ini. Karena sangat jarang bisa melihat bintang begitu jelas dan sebanyak ini di perkotaan. Menikmati pemandangan bintang di tempat terbuka seperti ini membuat Vannya seperti ke mobil ke masa kecilnya.

Hampir setiap malam sebelum tidur Vannya selalu memandang  bintang-bintang  di langit lalu membuat sebuah harapan yang sama setiap malam yaitu 'dicintai oleh ayahnya' seperti ayahnya sayang dan mencintai Nandini.

" apa kamu sering ke tempat seperti ini sebelumnya? " tanya Vannya sambil melihat ke arah Achazia  yang duduk di sampingnya.  Meskipun udara malam terasa sangat dingin tapi itu tidak membuat Vannya ingin segera pergi dari tempat ini.

"ya,  tapi itu dulu,  Seiring bertambahnya kesibukan jadi tidak pernah tempat ini lagi" jawabnya

" pasti kemari dengan orang yang spesial bukan?" tangannya lagi

Achazia  memandang Vannya cukup lama, membuat Vannya sedikit linglung dan jantungnya tiba-tiba berdetak begitu kencang, seolah Vannya bisa mendengar suara detak jantungnya sendiri hanya karena tatapan mata Achazia saat ini. Melihat ekspresi wajah Vannya yang terlihat polos seperti ini membuat tanpa sandar ada sudut tarikan kecil dari bibirnya.  Ya,  dia tersenyum saat ini.  Hanya dengan melihatnya hatinya tersenyum dan bahagia tanpa di sadari Achazia merasakan hatinya menghangat seperti saat ini.  Seolah ada angin musim semi yang tengah bertiup di sekitarnya saat bersama dengan dia

" orang yang itu kamu" jawabnya " kamu adalah Satu-satunya orang yang pernah aku ajak ke tempat ini.  Karena bisanya aku hanya datang ke tempat ini seorang diri.  Dan ini pertama kalinya aku mengajak orang lain kemari " lanjutnya

Achazia  meraih tangan Vannya,  menggenggamnya di kedua tangannya sebelum bicara" Vannya aku tahu sampai saat ini kamu belum menjawab pernyataan cintaku.  Tapi aku sangat yakin bahwa pasti saat ini rasa itu sudah mulai tumbuh. Dan aku akan terus menunggu kamu mengatakan kalau kamu juga mencintaiku "

"sampai saat itu tiba aku akan terus berjuang untuk meyakinkanmu.... " kembali mendengar pernyataan Achazia membuat Vannya dengan cepat menarik tangannya dari genggaman pria itu

Melihat tindakan Vannya yang langsung menarik tangannya. Membuat Achazia cukup kecewa dengan tindakan Vannya yang seolah masih menjaga jarak dengannya seperti ini. Tapi Achazia tahu kalau dia tidak bisa sepenuhnya menyalahkan tindakan Vannya ini.  Ia tahu Vannya masih belum bisa percaya dengannya,  ia juga tahu kalau Vannya masih takut untuk dekat dengannya setelah semua yang terjadi. 

Tapi semua itu tidak membuat seorang Achazia menyerah...

"aku tahu apa yang aku lakukan itu pasti membuatmu merasa marah.... "

"tapi, aku bisa apa? Aku tidak memungkiri jika aku mulai mencintaimu, tapi aku juga tidak bisa menutup mata akan apa yang terjadi, kamu punya segalanya. Uang dan juga kekuasaan yang bisa membuatmu dengan mudah melakukan apa pun yang kamu mau... "

"mungkin sekarang kamu bisa bilang cinta, tapi siapa yang tahu apa yang akan terjadi besok,  kamu laki-laki sempurna dan pasti banyak wanita yang ingin menikah denganmu "kata Vannya dalam hatinya

" bisa kah kita pulang.... " tanya Vannya

" pulang? Oh iya saya hampir lupa pasti saat kamu kedinginan..." Achazia berdiri lebih dahulu lalu mengulurkan tangannya untuk  membantu Vannya berdiri. Karena duduk terlalu lama di udara terbuka Vannya merasakan kakinya sedikit kebas, membuat Vannya kehilangan ke sumbangan saat akan berdiri.  Tapi di saat Vannya berpikir akan jatuh. Tapi di per sekian detik Vannya  merasakan ada sesuatu yang menahannya untuk tidak jatuh.

" Vannya,  kamu baik-baik saja" tanya  Achazia  yang untungnya dengan sigap menahan tubuh Vannya agar tidak jatuh

" terima kasih... "

" apa kamimu terluka , terkilir? Apa ada yang serius apa itu perlu perawatan dokter " Achazia tidak menutupi kecemasan di wajahnya ketika melihat tadi Vannya hampir jatuh

" tidak perlu dokter, ini bisa terjadi ketika terlalu lama duduk,  sebentar lagi juga sudah baikkan" jelas Vannya

"aku rasa kita memang harus cepat kembali " tutur Achazia "tapi benar kamu bisa berjalan apa perlu saya gendong sampai mobil? Takutnya ada yang serius " imbuhnya

Namun Vannya tetap menolak usulan dari Achazia. Dan melihat untuk berjalan dengan pelan menuju mobil. Keputusan Vannya tentu tidak membuat Achazia terkejut jadi Achazia dengan sengaja memperlambat langkah kakinya untuk mengimbangi langkah kaki Vannya.

*****

" gugurkan saja kalau kau tidak mau.... " ucap Reymen enteng ketika Luna memberitahukan tentang kehamilannya

" kau gila Reymen!  Kau tahu apa yang kau katakan tadi"

"kenapa?  Apa aku ingin Menyalakanku atas  kehamilanmu, asal kau tahu saja kau hamil itu salahmu sendiri.  Siapa yang menintamu bertindak ceroboh dengan tidak mengonsumsi pilnya tepat waktu" sinisnya

"sudah lah, hal ini membuatku tidak berminat malam ini.  Lebih baik kau pulang sana dan temui saja suamimu..." ujarnya meninggalkan Luna di ruang tengah sendirian.

Akhirnya Luna pergi dari apartemen Reymen dengan perasaan kesal, marah, kecewa karena tidak mendapatkan apa yang ia harapkan, Luna berpikir awalnya dengan kehamilannya ini dia bisa memanfaatkan Reymen karena Luna tahu kalau Reymen mencintainya sejak dulu.  Tapi siapa sangka sekali pria brengsek tetap akan selaku berengsek sampai kapan pun.  Bagaimana bisa Luna begitu lupa dan juga bodoh,  kalau Reymen tidak terlalu suka anak-anak.  Dan tentu saja dia tidak akan peduli dengan anak yang ada di kandungnya saat ini.  Karena bagi Reymen bayi ini hanya akan menghalangi kesenangannya...

Akan tetapi hal yang tak terduga  lainya saat ini terjadi di depanya saat ini...

"se....vre.....  Server ke... kenapa kamu ada..... "

" kenapa? Terkejut?  "

" bukanya seharusnya aku yang terkejut dan bertanya apa yang di lakukan istriku di tempat seperti ini tengah malam? " Luna panik,  dia sangat panik.  Kenapa bisa Server ada di depanya sekarang? Bukankah seharusnya pria itu saat ini sedang tidur di rumah kenapa bisa ada di sini. 

" apa obatnya salah? " gumam Luna dalam hati


04/02/2021

SESUATU YANG BERHARGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang