Happy Reading💛
Eh vote dan komennya jangan lupa yee😂
Setelah dinyatakan dokter aku sudah sembuh total 5 hari yang lalu kini aku kembali ke rumah dan menjalankan aktivitas seperti biasanya.
Hari ini aku pulang cepat dari caffe karena harus kembali berganti shift dengan Amel pelayan baru di caffe.
Aku mendengar suara ribut ribut dari dapur karena penasaran aku keluar dari dalam kamar dan berjalan menuju ke arah dapur.
"Mama ngapain?" Tanyaku ketika sudah sampai.
"Mau bikin kue bolu kamu mau bantuin?"
"Iya boleh deh" aku mengambil celemek lalu mengenakannya dan mulai membantu Mama.
"Levin gimana kabarnya Al?" Tanya Mama lagi sambil mengaduk adonan bolu.
"Belum tau ma" jawabku acuh
Mama kembali melanjutkan kegiatannya. Selesai membuat bolu aku kembali ke kamar. Baru saja aku akan memenjamkan mataku untuk tidur Mama berteriak keras memanggil ku. Dengan kesal karena diganggu aku turun dari kasur dan kembali keluar kamar.
" apa lagi ma?" Tanyaku setengah kesal.
" kamu anterin gih bolu ini ke Levin sekalian jengukin dia" suruh Mama yang membuatku membelalak kaget.
"Haaa? Anterin? Ke Levin? Gak mau aaa Mama aja Alya gak mau" kataku menolak.
"Hee kamu nih Alya yang bikin Levin kek gitu siapa? Tukang siomay?" Mama malah membentakku yang membuatku berfikir dua kali dengan kejadian waktu itu yang juga melibatkan Levin.
"Yaudah yaudah aku anterin tapi aku ganti baju dulu masa' iya model kek kuntilanak gini ke rumah sakit"
"Gitu dong cepetan sana jangan lama lama" Mama tersenyum kemenangan ketika aku berbalik untuk mengganti pakaianku.
15 menit kemudian aku sudah selesai dengan dandanan natural di wajahku.
Aku menghampiri mama untuk mengambil tas kresek yang berisi bolu itu lalu setelah mengambilnya aku bergegas pergi.
Setibanya dirumah sakit aku langsung keruangan Levin. Perlahan aku membuka pintu ruangannya.
"Assalamualaikum" salamku.
Levin dan tante salma yang memalingkan tatapan mereka ke arahku.
"Eh waalaikumsalam Al" balas tante salma ramah sembari tersenyum.
Aku mendekat lalu menyalami tante salma
"Ini tante ada titipan dari mama katanya buat Levin" Aku melirik sebentar ke arah Levin yang juga menatapku datar
"Wahh makasih yah Al" tante salma menerima kantong itu lalu meletakkannya di atas meja
"Iya sama sama tante" aku menganggukan kepala seraya tersenyum malu
"Kapan kapan tante mampir ke rumah kamu yah Al"
"Iya tante boleh"
Levin masih dalam mood datar dan sok coolnya itu aku sungguh tidak akan peduli itu hal biasa dan sudah terbiasa denganku. Wajah datar dan bicara sepatah kata saja itu sudah menjadi ciri khas si Manusia Es ini. Ia bahkan tak peduli kehadiranku disini hanya tante salma saja yang merespon kedatanganku. Bodoh amatlah!
Ketika keasikan mengobrol ria dengan tante salma yang menceritakan kehidupan keluarganya yang harmonis itu tiba tiba hendphone tante salma berdering berkali kali tanda ada panggilan masuk
"Al bentar yah tante angkat telvon dulu" aku hanya mengganguk mengiyakan.
Tak lama kemudian tante salma kembali lagi.
"Al tante boleh titip Levin bentar? Tante ada kerjaan mendadak gakpapa kan?" Aku menatap ke arah Levin sebentar yang tampak acuh itu lalu berusaha sabar dalam hati.
"Iya boleh tan gakpapa" aku pasrah yang kedua kalinya
"Makasih yah Al" aku hanya membalasnya dengan senyuman yang dipaksakan.
Selepas kepergian tante Salma tinggalah aku disini dengan Levin. Karena bosan aku mengambil remot tv dan menyalakan Tv sambil duduk di atas sofa ruangan rawat.
"Kenapa baru kesini?" Suara serak Levin membuyarkan ketegangan ku pada sinetron yang ku tonton.
"Sibuk kerja" jawabku acuh tanpa beralih tatapan ke arahnya
"Bohong" ucapnya tak percaya
"Yaudah"
"Apanya?"
"Kalo gak percaya"
"Hm" balasnya yang lagi lagi hanya sebuah gumaman.
Aku mendegus malas lalu kembali fokus pada acara Tv yang ku tonton.
"Al" panggil Levin
"Hmm" balasku yang hanya bergumam
"Aku haus" katanya
Aku beranjak malas dari sofa dan menuju nakas untuk mengambilkan minum untuk Levin
"Minum" aku menyodorkan gelas ke arahnya dengan raut kesal.
"Bantuin"
"Minum sendiri akh"
"Gak bisa Alya"
Aku menarik napas kasar lalu membantunya untuk minum. Nih orang merepotkan kalau sedang sakit dan menyebalkan diwaktu bersamaan.
"Al?" Panggil Levin lagi
"Apaan?" Balasku jutek
"Aku lapar" katanya kemudian
"Bentar" aku mengambil bubur dan menyerahkannya pada Levin
"Ini" kataku sembari menyodorkan mangkok bubur padanya
"Suapin" katanya lagi. Aku menatap horor ke arahnya. Levin yang menyadari tatapan itu melanjutkan kata katanya
"Tangan aku masih lemah" sambungnya
Jika bukan karena menyelamatkan nyawaku sudah dari kemarin aku menyuruh dokter membius orang ini dalam waktu lama bahkan kalau bisa sampai ia tiada biar hidupku tenang.
Selesai menyuapi bayi besar yang manja itu aku kembali duduk ke sofa dan melanjutkan tontonanku yang semakin seru ini. Tiba tiba pintu ruangan Levin terbuka dan masuklah seorang suster muda kedalam.
"Saya periksa dulu yah" suster itu pun mulai memeriksa keadaan Levin dengan teliti
"Kamu sudah mulai pulih kata dokter esok atau lusa kamu sudah boleh pulang" sambung suster itu dengan lembut namun ekspresi Levin masih datar datar saja tanpa ada ekspresi senang sedikitpun
Suster itu kemudian meletakkan obat di atas nakas dan berlalu dari ruangan Levin
"Al?" Lagi lagi Levin mengganguku dengan panggilannya
"Apaan lagi sih Lev?" Tanyaku dengan nada emosi
"Aku harus minum obat" jawabnya datar
"Minum aja kenapa manggil manggil aku segala sih" kesalku
"Bantuin" pintanya lagi. Aku teringat kalau tangan Levin katanya masih lemah.
"Huffftt" akhirnya aku beranjak lagi dan mendekat ke bansal Levin lalu mulai mengambil pil obat serta air putih dan membantunya minum.
Aku memutuskan untuk kembali lagi ke sofa dan membaringkan tubuhku karena kelelahan direpotkan oleh Manusia Es ini. Sampai akhirnya aku terlelap ke alam mimpi.
Thankyou for reading💛
Dan diingatkan lagi vomentnya jangan lupa yee😂
Sekian saya undur diri dahulu mau mengistirahatkan hati dan pikiran eaaa😂
Okee see you🤗
Fllw ig: lhalamamonto

KAMU SEDANG MEMBACA
SORRY!
AcakBerharap yang tak pernah bisa aku dapatkan adalah sakit yang sudah sering ku rasakan. Sejauh jauhnya aku melangkah hati ini selalu ingin kembali berlabuh pada sesuatu yang sudah pasti dan sangat mustahil ku raih Maaf! Kata yang ingin ku ucapkan saat...