Happy Reading💕Tiada hari yang selalu aku lalui dengan kesedihan kadang datangnya kebahagiaan itu hanya sesaat. Kisah cinta yang kulalui terasa sulit bagiku semakin aku mencintai seseorang maka rasa sakit semakin kurasakan. Ini membuat aku menjadi trauma dengan yang namanya cinta sampai aku berfikir untuk berhenti mencintai siapapun dan tidak mengaggumi seseorang yang ujung-ujungnya aku yang akan tersakiti.
"Udahlah Al masih banyak kok cowok diluar sana yang lebih baik" hibur Abel.
"Iya Al udah cari aja yang lain kamu masih berhak bahagia" ujar Lira
Aku hanya diam memikirkan semua yang mungkin akan terjadi jika aku membuka hati pada orang baru dengan keadaan hati yang masih hancur seperti ini. Aku masih menyimpan rasa untuk Levin dan aku belum bisa melupakan perasaanku juga pada Alvin meskipun aku tau Alvin ataupun Levin tak mencintaiku.
"Aku permisi sebentar" aku beranjak dari tempat duduk dan keluar dari dalam caffe.
Aku hanya ingin tenang tanpa mendengar grasak grusuk pengunjung didalam dan meninggalkan Abel dan Lira yang tampak khawatir denganku biasanya saat ada masalah seperti ini aku lebih banyak diam dan kadang tak mempedulikan sekitarku.
"Hey" aku tersentak karena tepukan ringan dibahuku.
"Alvin" lelaki itu tersenyum hangat kearahku
"Ngapain diluar kamu gak kerja?"
"Maaf vin aku kedalam dulu" pamitku dan langsung meninggalkan Alvin diluar. Aku tak ingin terlarut dengan perasaan yang tak mungkin terbalaskan lebih baik aku menjauh dan sendiri seperti dulu sebelum mengenal Alvin dan Levin.
"Alya tunggu" aku menghentikan langkahku kala dua sahabatku yang datang menghampiri.
"Kenapa?" Tanyaku singkat
"Aku sama Abel ke kampus dulu kita mau remedial ujian kemarin" aku hanya mengangguk mengiyakan.
Setelah kepergian Lira dan Abel aku masuk kedalam dapur caffe membantu Rena membersihkan perabotan masak namun masih dalam keadaan diam membuat Rena sendiri sering menatapku heran.
"Al ada apa?" Tanya Rena akhirnya.
"Gak apa apa ren" balasku dan langsung pergi begitu saja.
"Mba Anes Alya kenapa sih kok dari kemarin diam aja gak kayak biasanya yah?" Kata Rena bertanya pada Mba Anes yang masih bisa kudengar.
"Udah biarin aja" balas Mba Anes acuh.
Aku melirik jam yang sudah menunjukan pukul 05:30 sore ini sudah kelewat jam pulang. Setelah berpamitan pada Mba Anes aku langsung pulang dengan berjalan kaki mencari tempat untuk menunggu taksi atau angkot.
Ditengah perjalanan sebuah mobil putih berhenti disampingku mobil ini tak asing bagiku sampai aku terkejut saat Levin yang keluar dari dalam mobil itu. Aku yang menyadarinya dengan cepat berjalan untuk menghindarinya namun Levin mengejarku.
"Alya tunggu" Levin menarik pergelangan tanganku sampai membuat Langkahku terhenti
"Lev lepasin" kataku Lirih.
"Ada apa? Kenapa kamu menghindar dari aku?" Aku sama sekali tak menatapnya saat ia bertanya padaku.
"Alya ada apa?" Tanyanya lagi namun aku tetap diam.
"Alya jangan diam saja" nada suaranya menjadi dingin seperti biasanya.
"Maaf Lev aku harus pergi" aku melepaskan genggaman tangannya.
"Alya" Aku mengacuhkan panggilan Levin dan langsung masuk kedalam angkot yang kebetulan berhenti.
Biarkan saat ini aku menjauh daripada aku harus kembali merasakan sakit yang tiada hentinya bagiku biarkan aku menyimpan semua rasa cinta dan sakit ini. Sendiri akan lebih baik untukku sampai luka ini benar benar sembuh.
"Pak berhenti" aku turun dari angkot melanjutkan perjalan kerumah yang sudah dekat.
Ceklek!
Aku membuka pintu rumah dan berlenggang masuk kedalam.
"Alya udah pulang nak?" Itu suara papaku. Aku berbalik ke ruagan makan mengampiri papa
"Iya pah" aku mengambil tangannya dan menciumnya.
"Kamu sudah makan?" Tanya papa lagi.
"Udah pah Alya mau ke kamar dulu" pamitku pada papa.
Aku menghempaskan tubuhku ke atas kasur. Bukan hanya tubuhku yang kelelahan namun pikiran dan juga hatiku terasa melelahkan kadang aku berfikir untuk merantau dan menghilang dari orang-orang disekitarku tapi disini masih ada papa dan mama yang harus kujaga diumur tua mereka dan aku tidak boleh egois. Tiba-tiba handphone berdering ada panggilan masuk dengan malas aku mengambilnya dari dalam tas dan melihat siapa si penelfon
Manusia Es is calling
Aku mematikan panggilan darinya aku akan menjauh saat itu yang terbaik bagiku. Disaat bersamaan handphoneku bergetar ada pesan masuk aku mengambil dan melihatnya.
Manusia Es
"Alya ini sebenarnya ada apa?" Kenapa kamu menghindar? Alya tolong jelaskan jangan diam seperti ini"Aku menghembuskan nafas lelah setelah membacanya tanpa ada niat untuk membalas pesannya sudahlah rasa kecewaku lebih besar dari apapun dan rasa sakit ini sudah lebih dari cukup.
Hay hayy gaes jangan lupa vommentnya biar author akan semakin semangat untuk update yang baper baper buat kalian🤗🤗
See you next part gaess💞
Fllw ig: lhalamamonto

KAMU SEDANG MEMBACA
SORRY!
DiversosBerharap yang tak pernah bisa aku dapatkan adalah sakit yang sudah sering ku rasakan. Sejauh jauhnya aku melangkah hati ini selalu ingin kembali berlabuh pada sesuatu yang sudah pasti dan sangat mustahil ku raih Maaf! Kata yang ingin ku ucapkan saat...