Happy reading🤗
Aku duduk melamun didalam caffe coklat. hari ini kedua sahabatku mengajakku jalan-jalan sehabis mata kuliah Ekonomi tadinya aku sempat menolak karena aku pikir mereka berdua akan barengan sama pacar pacarnya dan aku tak ingin jadi obat nyamuk mereka.
"Hey Al Alyaa" aku tersentak karena suara keras Abel.
"Ha iya apa?"
"Hobinya ngelamun mulu ada apa sih?" Lanjut Abel
"Gak ada apa-apa kok" balasku dan yah memang tidak ada masalah apa-apa aku sudah membuat hidupku menjauhi hal hal yang menyakitkan lagi.
"Kamu gak lagi bayangin Levin ada disini kan?" Tebak Lira.
"Apaan sih" kesalku.
"Kamu gak kangen Al sama dia?" Tanya Abel.
"Kangen sih tapi yaudah lah bodoh amat sama rindu" kataku seraya terkikik.
"Kalau nanti Levin balik lagi gimana?" Tanya Lira
"Kalau dia mau memaafkan aku itu sudah cukup aku tau sekecewa apa dia denganku aku tak memaksakan dia mencintai aku lagi dia yang pernah buat aku bahagia itu aku sudah mensyukurinya" jawabku Lirih.
"Levin pasti akan memaafkan kamu Al dan kalau dia memang tulus mencintai kamu ia akan kasih satu kesempatan lagi buat kamu hidup bahagia dengan dia percayalah Levin sangat baik meskipun dia cuek" ujar Abel.
"Iya Al benar yang dikatakan Abel semua tinggal dikamunya aja yang harus bagaimana" sambung Lira.
"Hmm" balasku bergumam.
Tak lama kemudian pesanan kami sudah tiba. Aku memesan hot chocholate saja karena moodku untuk makan sedikit berkurang karena obrolan kami tentang Levin.
Setelah keluar dari cafe chocholate kami bertiga ke mall untuk belanja. Kami menyusuri semua toko yang menjual tas pakaian dan sepatu namun tak ada satupun yang kami beli. Beginilah kalau kami bertiga yang jalan-jalan hanya membuat kaki pegal pegal dan tak membeli apapun kecuali makanan.
"Eh aku ke toilet dulu bentar yah" pamitku dan beranjak menuju ke toilet.
Aku merapikan sedikit penampilanku dan memoles lipstik serta bedak ke wajah lalu keluar lagi. Namun tiba tiba aku menabrak seseorang membuat kopinya tumpah ke lantai.
"Aduh pak maaf aku gak sengaja" kataku pada pria itu.
"Hm tidak apa-apa" katanya dingin.
"Pak saya ganti aja kopinya itu udah tumpah" kataku menawarkan dan pria itu tersenyum.
"Tidak usah" balasnya singkat.
"Aduh pak saya gak enak lho" kataku.
"Sudahlah ini tidak sengaja juga saya menabrak kamu" katanya lembut. Oh tuhan dia mengingatkanku pada Levin mereka berdua setelah ku amati lebih lama ada sedikit kemiripan dan nada bicaranya juga suaranya hampir sama.
"Hey" aku tersentak kaget.
"Eh sekali lagi saya minta maaf yah pak" kataku ia hanya mengangguk.
"Yasudah saya permisi dulu" katanya dan langsung pergi.
Aku pun ikut berlalu dari tempat itu menghampiri kedua sahabatku yang sedang asik dengan es krim mereka.
"Aunty Alyaa" Aku mengedarkan pandangan mencari suara anak kecil yang tiba tiba memanggilku tapi siapa?
"Aunty Alya hey" aku menoleh ke samping dan mendapatkan gadis kecil yang tak asing dimataku aku mengigat siapa gadis kecil ini dan akhirnya..
"Syla?" Tanyaku memastikan gadis kecil itu mengangguk.
"Syla kangen sama aunty" gadis kecil itu langsung memelukku erat membuat kedua sahabatku mengernyit bingung.
"Sama sayang aunty juga kangen sama syla" balasku dan mengecup singkat pipi gembulnya.
"Eh Al itu anak siapa?" Tanya Lira penasaran.
"Aku kenal sama syla pas waktu ditaman dia ngajakin aku bermain" jelasku.
"Aduh Syla ternyata kamu disini bunda cariin tau ngak" Aku menoleh ke wanita cantik yang datang menyusul Syla.
"Mba Aisya" sapaku membuatnya sedikit terkejut.
"Pantasan Syla kesini ada aunty Alya rupanya" Katanya tersenyum hangat padaku.
"Bunda ayo kita ajak aunty Alya main ke rumah" kata Syla seraya menarik ujung jilbab bundanya.
"Iya sayang tapi nanti yah aunty Syla lagi sama teman temannya" kata Mba Aisya menenagkan Syla.
"Iya sayang nanti aunty main kerumah Syla yah" ujar ku.
"Janji yah aunty" katanya aku hanya mengangguk mengiyakan.
"Alya ini kartu nama aku disitu ada alamat rumah kami kapan kapan mampir yah Al kasihan Syla dia berharap kamu main kerumah" Mba Aisya memberiku sebuah kartu namanya.
"Iya Mba kalau gak ada kesibukan aku kerumah" balasku seraya tersenyum.
"Aku pergi dulu maaf gak bisa lama lama" katanya berpamitan.
"Iya Mba" jawabku.
"Aunty Syla pulang dulu yah Assalamualaikum" kata Syla memberi salam.
"Iya sayang waalaikumsalam" balasku dan melambaikan tangan pada gadis kecil itu.
"Anak itu kayaknya suka banget sama kamu yah Al" kata Abel.
"Anak kecil emang gitu kalau mereka rasa nyaman dan menyenangkan mereka pasti pada deketin kita" jelasku.
"Hmm udah cocok" kata Lira seraya bertepuk tangan ringan aku dan Abel menatapnya heran.
"Cocok apanya Lir?" Tanya Abel bingung.
"Alya maksud aku udah cocok jadi ibu" Aku melototinya sedangkan yang ditatap hanya tertawa setan.
"Gimana mau jadi ibu bapaknya gak ada cara bikinnya gimana dong?" Mereka berdua tertawa aku mendegus malas arah pembicaraan dua orang ini kadang kadang terlalu bar bar.
"Sama kalian berdua aja udah sebahagia ini kenapa harus ada pacar yah gak?" Balasku seraya menaik turunkan alis.
"Gini nih kalo gak mikirin masa depan" sambung Abel.
"Udahlah ntar aja mikirin masa depan kalau jodohnya udah ketemu aku malas mikirin masa depan sendiri" ujarku santai
"Ngawur terus" sambung Lira. Aku terkekeh pelan.
"Ini namanya TUTORIAL BAHAGIA" kataku menekan kata bahagia. Mereka berdua memutar bola mata malas aku hanya terkikik geli rasa aneh juga masa iya ada Tutorial bahagia ada ada saja pemikiran si jomblo.
Haloo gaess🎉 udah di vote belom? Kalo belom yaudah cussskeun di vote yahhh😘 okee see you next Part para jomblo yang kesepian kayak author ini😭 daripada ngelamun yang gak penting penting amat ayoo santai santai dipojokan dimanapun itu sambil baca cerita ini🤗🤗
See youu😘😘
Fllw ig: lhalamamonto
KAMU SEDANG MEMBACA
SORRY!
RandomBerharap yang tak pernah bisa aku dapatkan adalah sakit yang sudah sering ku rasakan. Sejauh jauhnya aku melangkah hati ini selalu ingin kembali berlabuh pada sesuatu yang sudah pasti dan sangat mustahil ku raih Maaf! Kata yang ingin ku ucapkan saat...