48. Cinta tak berarah.

15 4 0
                                    


Happy Reading💕

Saat ini aku tak melakukan kegiatan apapun karena hari ini weekand saat yang paling aku nantikan yah walaupun tugas kampus menumpuk tapi istirahat sejenak dahulu sehari atau dua hari nanti juga aku akan mengerjakannya kalaupun tidak lupa.

Aku menelungkup ke kasur dengan malas malasan karena weekand adalah hari malas malasan sedunia. Ibu tumben tak menyuruhku ini itu padahal biasanya aku dirumah seperti ini akan ada banyak perintah darinya misalnya mencuci pakaian atau menyiram tanaman.

Aku megambil novel yang diberikan Lira waktu kami pertama kali ke toko buku bersama sebenarnya ia yang membelikannya untukku katanya biar aku tidak selalu merasa tak berguna jikalau sedang melamun aneh kan tapi aku senang dikasih novel gratis seperti ini.

Drrt!!

Aku meletakkan kembali novel itu di atas meja belajar dan beralih mengambil handphone mengecek pesan yang masuk.

Manusia Es

  "Al lagi gak sibuk? Ayo jalan"

Aku tersenyum dan dengan cepat mengirim balasan untuknya.

To Manusia Es

  "Iyaa ayo"

Setelah pesan terkirim aku mendegus sebal karena hanya di read saja padahalkan aku berharap akan ada emoticon love love atau apalah itu tapi yahsudahlah aku tak peduli yang penting jalan-jalan.

Aku sudah selesai dengan dandananku yang entahlah disebut apa ini yang pasti aku terlihat lebih cantik dan natural. Aku bergegas keluar kamar untuk menemui Levin yang katanya sudah menungguku diluar.

"Maa maaa" teriakku.

"Ada apa sih Al teriak teriak kayak tarzan aja" Aku terkekeh.

"Alya mau jalan sama Levin" pamitku.

"Oh iya hati hati" balas mama.

Aku keluar menghampiri Levin didalam mobilnya aku merasa tak enak sudah membuatnya menunggu lama.

"Maaf kelamaan yah vin" kataku tak enak.

"Gak apa apa" katanya tanpa mengalihkan fokusnya kedepan.

Mobil Levin berjalan meninggalknan perkarangan rumahku. Suasana terasa canggung aku tak nyaman dengan keadaan seperti ini akhirnya aku memutuskan untuk bertanya.

"Ehm vin kita mau kemana?"

"Ke pelaminan kamu mau?" Aku menatapnya horor sedangkan Levin malah terkikik tak jelas.

"Vin aku serius" kesalku

"Aku lebih serius Alya" Aku mendecak kesal.

"Levin ihh kita mau kemana sih dari tadi gak nyampe nyampe" aku mulai tersulut emosi karena sudah setengah jam lebih mobil Levin tak kunjung berhenti disuatu tempat.

"Levin kok malah diem sih" aku menatapnya kesal. Tak bisakah ia berskikap layaknya seorang pria yang baik bukan jadi pria menyebalkan seperti ini.

"Sebentar lagi Al" jawabnya datar.

"Tapi ini udah hampir sejam vin dan cuma muter muter gak jelas yaudah ah aku mau pulang aja kalau gitu"

"Ngambek lagi" katanya tanpa rasa bersalah dan malah tertawa.

"Aku gak akan mau jalan lagi sama kamu"

"Yaudah" Emosiku lebih memuncak mendengarnya.

"Aku mau pulang aja"

Mobil Levin langsung berhenti mendadak aku tersentak kaget jangan-jangan Levin sudah mulai jengah dengan sikapku dan dia ingin menurunkanku ditengah jalanan seperti ini? Oh astaga jangan sampai aku tak bawa sepeser uangpun sekarang ini.

"Turun" aku menatapnya kaget.

"Lev kamu marah?" Levin tak mengubrisku ia malah turun dan menarik tanganku ikut keluar dari dalam mobil.

Seketika pandanganku tertuju dengan pemandangan pantai yang sangat indah ini aku sampai lupa kekesalanku pada Levin saking terpesonanya dengan warna air laut dan pasir putih serta pondok pondok cantik dan menggemaskan dipinggiran pantai.

"Kamu suka?" Tanya Levin aku hanya mengangguk.

"Ayo masuk" ajaknya seraya menggengam tanganku dan akupun mengikutinya tanpa protes.

"Kamu kok bisa tau tempat indah ini? Kamu sering kesini?" Tanyaku ketika kami sampai disalah satu pondok yang menghadap langsung ke pantai.

"Dulu aku sering kesini tapi setelah aku mulai banyak tugas kuliah aku sudah tidak pernah kesini lagi"

"Tempat ini indah aku suka Lev makasih yah" tanpa sadar aku bersandar dibahunya.

"Jadi sudah tidak emosi lagi sama aku kan?" Ledeknya aku hanya tertawa tak jelas. Baru kali ini aku diperlakukan romantis oleh seorang pria biasanya aku disakiti dan lebih parah ditinggalkan pas lagi sayang sayangnya.

Sehabis menikmati makanan yang kami pesan aku merasa agak mual mungkin karena terlalu kekenyangan. Setelah melewati perdebatan panjang dengan Levin yang bersikeras mengantarku ke toilet akhirnya ia mengalah dan membiarkanku ke toilet sendirian.

Aku sebenarnya kurang tau letak toiletnya tapi dengan hasil memutar mutari tempat ini aku bisa menemukannya. Aku baru akan melangkah masuk namun mataku tak sengaja melihat Alvin bersama Intan juga ada disini sial apa aku harus ketemu deritaku disini juga sampai rasa mualku hilang entah melayang kemana aku langsung berbalik lagi ke tempatku dan Levin.

"Udah?" Aku hanya mengangguk menaggapi Levin karena moodku seketika rusak hancur lebur.

"Ya tuhan sebenarnya aku ini mencintai siapa? Kenapa aku mencintai Levin namun aku juga sakit hati melihat Alvin bersama wanita lain? Ternyata kehadiran Levin belum bisa membuatku melupakan perasaanku padanya" batinku dan memandang kosong ke ombak pantai yang menggulung dengan indahnya.

"Lev kita pulang aja yuk"

"Kenapa buru-buru?"

"Yaudah ah ayo pulang" rengekku sampai Levin menyetujuinya tak mungkin aku mengatakan aku sakit hati melihat Alvin dan Intan disini bisa bisa aku ditinggalkan Levin disini dan berakhir pulang dengan berjalan kaki.

Nanti juga ada saatnya cinta yang tak berarah ini akan menemui tujuannya juga badai pasti akan berlalu begitu yang kudengar di lirik lagu.

Holaaaa gaes hehehe aku jarang update nih maaf yah😂 makannya dong dikasih vote biar makin ada semangat buat nulis😢 ikutin aja terus kisah cinta Alya yang absurd ini gaess😂😂

Okee see you next part😘

Fllw Ig: lhalamamonto

SORRY!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang