Happy reading🤗Maafkan typo yang keselip yee gaess😂
Tak ada kata lelah disaat-saat caffe ramai seperti ini. Pelanggan yang tak kunjung berkurang membuat Aku dan pelayan-pelayan lainnya sampai kewalahan.
"Al di meja nomor 6 yah" Aku mengambil nampan yang diberikan Mba siti.
"Ini silahkan" Aku mengambil cup coffe dan menaruhnya di atas meja tanpa menatap siapa sih pelanggan.
Ketika aku mengangkat wajahku hampir saja aku menjatuhkan nampan digengamanku. Itu Levin dengan wajah datarnya.
Ia sama sekali tak mempedulikanku dan malah lebih parahnya lagi ia sampai membuang muka. Apa karena kemarin di kantin kampus? Memang sih aku terlalu kejam tapi semua yang aku katakan memang benar adanya.
Aku langsung pergi dari hadapannya dan kembali kedapur.
Aku melirik jam didinding yang menunjukkan pukul 02:15 siang. Aku langsung bersiap siap untuk ke kampus.
"Mba aku berangkat ke kampus dulu yah" pamitku pada Mba Anes
"Iya Al hati-hati yah" Aku mengangguk dan tersenyum ke arahnya.
Seperti biasa aku menunggu angkot atau taksi yang lewat di halte dekat caffe meskipun kadang mustahil ada yang lewat. Tiba-tiba mobil Levin melintas didepanku namun mobil itu malah melaju. Biasanya ia akan menghampiriku dan memaksaku ikut dengannya.
"Astaga kok aku kayak berharap gini" ujarku pada diri sendiri.
》》》》
Tiba dikampus aku langsung mencari keberadaan dua sahabatku yang entah kemana. Aku memutuskan untuk menelfon Lira saja
"Halo Lir kalian dimana aku udah sampai dikampus nih" Kataku setelah panggilan tersambung.
"Aku sama abel masih di mall bentar lagi ke kampus"
"Yaudah aku tunggu di perpustakaan" balasku dan mematikan sambungan telefon.
Aku berjalan menuju ke perpustakaan untuk sekedar menenangkan diri dari keramaian. Tanpa sengaja aku menabrak seseorang yang baru saja akan keluar dari perpustakaan.
"Aduh maaf yah aku gak sengaja" sambil membantunya mengambil buku-buku yang terjatuh dilantai.
Aku mendongkakkan kepala dan terlonjak saat mendapati Levin yang barusan aku tabrak. Menatap ke arahku saja tidak ia langsung pergi begitu saja.
"Kenapa sih tu orang?" Tanyaku pada diri sendiri dan segera masuk kedalam perpustakaan.
Didalam perpus aku hanya duduk mengahayal tak jelas. Terutama memikirkan soal perubahan Levin yang jadi acuh seperti sebelumnya. Aku tak tau kenapa akhir-akhir ini aku selalu kepikiran dengan Levin. Terkadang dia juga baik tapi mengesalkan diwaktu bersamaan. Jujur saja perubahan sikapnya membuat aku khawatir dan merasa takut akan kehilangannya padahal aku selalu bersikap tidak baik padanya.
"Kok aku jadi takut kayak gini yah? Apa aku mulai suka sama dia? Gak mungkin" aku menggelengkan kepala menepis pikiranku yang mulai aneh.
Selang beberapa jam kemudian Lira dan Abel sudah di kampus dan mereka menunggu di kelas.
Dijalan menuju ke kelas aku melintas di depan ruangan pak Doni. Pintu ruangannya terbuka aku mengintip sedikit kedalam.
"Ngapain kamu?" Aku tersentak saat suara bariton pria paruh baya mengintruksiku.
"Eh bapak nggak ada apa-apa pak" Aku cengir tak jelas
"Pak Laporannya sudah selesai" Aku celinguk melihat siapa yang muncul di belakang Pak Doni
Itu Levin ternyata ia sedang berada disini juga namun lagi-lagi ia tak mempedulikan kehadiranku. Dia benar-benar marah atau kecewa?
"Eh Levin" sapaku sembari tersenyum.
"Pak saya permisi dulu" Aku menatap nanar kepergiannya sebegitu marahnya yah sama aku?
"Pak saya juga permisi" pamitku dan langsung menyusul Levin.
"Levin?" Panggilku
"Levin tunggu" panggilku lagi
"Lev-" Levin malah masuk kedalam kelasnya dan tak menghiraukan panggilanku.
"Dasar Manusia Es kemarin kan aku cuma lagi badmood aja kenapa dia baperan banget sih" gerutuku tak jelas. Akupun melangkahkan kaki berbelok arah menuju ke kelasku.
"Perasaan dari arah perpus ke kelas kita deket kok lama banget nyampenya Al?" Tanya Abel saat Aku sampai didalam kelas.
"Ohh tadi aku mampir ke toilet" jawabku berbohong.
Bu' Santi selaku dosen yang mengajar dikelasku masuk dengan setumpuk buku sejarah. Ia langsung memulai pelajarannya dan tak lupa tugas rutin yang ia berikan.
"Tugas lagi tugas lagi haduhhh" kesal Abel yang duduk disampingku.
"Kalau gak mau dikasih tugas dirumah aja diam gak usah ke kampus" kata Lira
"Pengen deh cepetan lulus" ujar Abel
"Terus Nikah yah bel?" Sambungku lalu dibalas kekehan oleh Lira
"Enak aja gaklah aku masih mau kerja" katanya.
"Ke kantin yuk lapar nih" ajakku.
"Iyaa ayo" Kami bertiga keluar dari kelas dan berjalan menuju ke kantin.
Kantin sangat ramai saat ini. Kami bertiga memilih duduk di gazebo karena kesejukkan ditempat itu.
Setelah makanan kami sudah tersedia dengan lahapnya Aku menyantap nasi goreng andalanku kalau kata Lira dan Abel.
"Aku bayar pesanan kita dulu" kata Lira
"Aku ke toilet bentar yah Al" pamit Abel juga yang menyisahkan aku sendiri disini.
Aku hanya duduk memperhatikan orang- orang berlalu lalang sampai mataku berhenti disatu objek yang menarik perhatianku. Siapa lagi kalau bukan Alvin tapi kali ini ia tidak sendiri ia bersama seorang gadis yang aku tak tau kenal mungkin pacarnya.
Aku memalingkan pandangan lagi sampai Levin yang melintas di koridor menuju ke ruangan pak Doni. Ingin aku menyapanya tapi pasti ia akan cuek dan seolah olah menganggapku angin lalu. Aku ingin minta maaf tapi kuurungkan niatku takut ia mengabaikanku lagi.
"Kapan-kapan ajalah" kataku pda diri sendiri.
Maaf aku udah jarang update gaess😢 selain karena kesibukkan mau masuk kerja aku juga lagi sakit😢😢 tapi aku usahain akan selalu update sampai Tamat gengss🤗
Vote dan komennya jangan lupa yah gaes😍 biar author makin semangat updatenya😅
See you next part🤗🤗
Fllw ig: lhalamamonto
![](https://img.wattpad.com/cover/196454147-288-k47517.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SORRY!
RastgeleBerharap yang tak pernah bisa aku dapatkan adalah sakit yang sudah sering ku rasakan. Sejauh jauhnya aku melangkah hati ini selalu ingin kembali berlabuh pada sesuatu yang sudah pasti dan sangat mustahil ku raih Maaf! Kata yang ingin ku ucapkan saat...