41. Graduation Levin

13 5 0
                                        

Happy reading💕

  Tepat hari ini aku tak menyangka Levin akan Lulus dari kampus ini kebersamaan dengannya kurasa hanya sebentar saja. Aku sudah bersiap dengan gaun yang terksesan sederhana namun rapi. Hari ini aku akan datang di hari spesialnya dan memberikan buket bunga dan kartu ucapan yang sudah kurangkai sedemikian rupa mewakili perasaanku padanya.

"Al udah siap itu Lira sama Abel udah datang" kata mamaku yang tiba-tiba sudah masuk ke kamar.

"Iya mah udah kok" aku melangkah keluar untuk menemui kedua sahabatku.

"Wah udah cantik gini persiapan banget kamu ketemu Levin" Aku menatap kesal ke arah Abel yang meledekku.

"Udah ah ayo berangkat" aku dan Abel langsung menyusul Lira yang masuk kedalam mobilnya.

20 menit kemudian kami sudah sampai diparkiran. Orang tua para mahasiswa yang akan di wisuda sudah ramai berdatangan namun aku belum melihat tante salma ataupun Levin.

"Nyari siapa?" Aku memutar balik tubuhku.

"Ya Ampun Lir kagetin aja" Lira terkikik.

"Kamu lagi nyari siapa sih? Levin?" Aku mengangguk malu.

"Aku tadi liat dia udah masuk kedalam sama mamanya" kata Lira.

"Oh gitu yah yaudah deh" balasku pasrah dan langsung berjalan masuk kedalam kampus .

Selagi menunggu Levin untuk selesai aku Lira dan Abel masuk kedalam kelas kami. Tanpa sengaja aku melihat Alvin dan juga cewek yang kemarin itu selalu bersamanya. Aku menahan semua rasa sesak didalam dada selalu aku merasakan sakit yang kuciptakan sendiri tanpa mau berhenti.

"Alya ada apa?" Tanya Lira yang menyadari raut wajahku berubah.

"Gak ada apa-apa Lir" aku tersenyum menyakinkan.

Akhirnya mahasiswa yang diwisuda sudah selesai aku dan kedua sahabatku buru-buru Keluar untuk bertemu dengan orang yang kami tuju. Kami berpisah di koridor, aku langsung berjalan mencari Levin diantara keramain orang orang yang sedang berfoto foto ria.

Akhirnya aku menemukan keberadaan Levin namun langkahku terhenti kala melihat Levin tidak sendirian dia bersama seorang wanita yang aku sendiri belum pernah melihatnya. Wanita itu jelas lebih cantik dariku dan sangat terlihat glamour dan berkelas beda denganku yang apa adanya yang sederhana ini.

Dan wanita itu memberikan buket bunga ditangannya kepada Levin lalu memeluknya dengan mesra dan Levin juga membalas pelukan wanita cantik itu. Ini lebih sakit dari apa yang aku rasakan sebelumnya saat aku telah mencoba membuka hati untuknya tanpa aku tau sudah ada wanita lain disisinya dan kedekatan kami selama ini apa? Apa cuma sekedar teman biasa? Tapi perhatiannya? Apa arti semua itu untuknya? Atau aku yang sudah terlalu terbawa perasaan selama ini?.

Dengan berat hati aku melangkah pergi tanpa mau menemui Levin. Aku membuang buket bunga itu dengan kasar lalu merobek kartu ucapan itu juga. Aku berdiam diri ditempat dimana aku bisa tenang dan hanya taman kampus yang sepi ini mampu menyejukkan kepalaku.

"Kenapa aku selalu gak bisa bahagia sebentar aja? Hiks..hiks.. selalu cuma bisa rasain sakit terus hikss..hiks" aku menagis untuk kesekian kalinya lagi terlalu sulit kisah cinta yang selalu kutempuh.

Aku memutuskan untuk pulang kerumah tanpa memberitahu kedua sahabatku. Bahkan penampilanku jauh dari kata rapi seperti sebelumnya, bagaimana tidak make up yang kupoles sudah hancur dengan air mataku aku sudah tak peduli lagi penampilanku yang seperti monster ini.

"Mba' make up nya udah luntur" Aku terus berjalan layaknya zombie tanpa mau mengubris teguran orang orang dijalanan.

Kebetulan angkot melintas tepat dihadapanku aku langsung menghentikan angkot tersebut.

"Owalah Mba' kenapa mba jadi kayak monster begini to mba" kata pak supir angkot saat ia melirik ke arahku.

"Biarin aja pak aku emang aslinya lebih parah dari monster" jawabku ngeasal.

"Mba ini klo dandananya rapi pasti sangat cantik" kata supir itu lagi seraya tersenyum.

"Udahlah pak orang aku jelek gak cantik juga biarin lah aku kek monster gini" supir itu geleng-geleng kepala melihatku.

Angkot yang aku naiki akhirnya tiba didepan rumahku.

"Ini pak makasih" aku langsung keluar dan masuk kedalam rumah. Tanpa sengaja aku berpasan dengan mama yang baru keluar dari dalam dapur ia tampak kaget melihatku yang pulang dengan seberantakan ini.

"Astaga Al kamu kenapa jadi kayak gini?"

"Alya capek mau tidur" aku melangkahkan kaki masuk kedalam kamar tanpa berniat meladeni mama yang mengomel tak jelas karena penampilanku ini.

Sesampainya dikamar aku kedepan cermin meneliti setiap detail penampilanku dan ini jauh sangat memalukan rambut sedikit acakan make up luntur gaun sudah kusam dan dengan pedenya aku berjalan dijalan raya. Cinta memang membuatku menjadi lupa diri!

Maaf yah gaes mulai part 41 ini partnya jadi lebih pendek untuk mengejar sampai tamat😂 karena mungkin aku akan lebih jarang update😌

Okee see you next part🎉

Jgn lupa vommenntya💕

Fllw ig: lhalamamonto

SORRY!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang