Happy reading💕Aku menggeliat dalam tidur kala cahaya matahari masuk melalui celah jendela kamarku. Aku membuka mataku melirik jam didinding yang menunjukkan pukul 6 pagi.
Tiba-tiba handphone ku bergetar tanda ada pesan masuk. Aku mengambil handphone yang ku letakkan di atas nakas samping tempat tidurku.
Manusia Es
"Aku jemput"
Aku membelalakkan mata tak percaya. Masih sepagi ini Levin mengirimi ku pesan rasanya bahagia entah kenapa sampai membuat aku tersenyum. Dengan cepat aku beranjak dari tempat tidur dan mengambil handuk lalu masuk ke kamar mandi sambil bersenandung ria.
Selesai dengan ritual didalam kamar mandi, aku berdandan kecil memoleskan sedikit make up di wajahku. Aku kembali tersenyum tak jelas pasalnya baru kali ini aku dandan biasanya sehabis mandi aku hanya memakai bedak bayi dan liptint tapi kali ini aku make up? Walaupun natural tapi rasanya beda.
"Selamat pagi ma pa" kataku dengan semangat ketika menghampiri mereka yang sudah di meja makan.
"Semangat banget kamu Al" ujar papaku.
"Ini juga kamu make up yah?" Sambung mama.
Aku hanya cengar cengir ternyata mama dan papa menyadari juga perubahanku. Aku langsung mengambil roti dan mengolesnya dengan selai coklat kesukaanku.
Deertt!
Aku merogoh handphone ku didalam tas dan melihat siapa yang mengirimi ku pesan.
Manusia Es
"Aku didepan rumah"
Dengan terburu-buru aku menghabiskan sarapanku.
"Ma pa Alya pergi dulu" aku menyalami tangan mama dan papa sebelum berangkat ke kampus.
"Gak bareng papa aja Al?" Tanya Mama
"Gak ma Alya dijemput sama Levin" kataku.
"Ohh gitu yah salam yah buat si ganteng" Aku memutar bola mata malas.
"Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam"
Aku bergegas keluar rumah dan melihat mobil Levin didepan gerbang rumahku.
"Maaf yah nunggu lama" kataku sembari duduk disampingnya
"Gakpapa" balasnya seraya tersenyum tipis.
Levin melajukan mobilnya membelah jalanan pagi itu. Aku maupun Levin tak ada yang membuka suara Levin fokus dengan menyetirnya sedangkan aku sibuk dengan pikiranku sampai tak terasa kami sudah sampai di kampus.
"Makasih" kataku tersenyum hangat
"Hmm" balasnya singkat. Aku keluar dari dalam mobilnya namun langkahku terhenti karena Levin mencekram pergelangan tanganku.
"Kenapa?"
"Aku antar ke kelas"
"Eh gak usah vin" tolakku.
"Kenapa?"
"Aku malu diliatin banyak orang"
"Gakpapa ayo" Levin menarik tanganku paksa.
"Eh vin lepasin" kataku setengah berbisik karena beberapa mahasiswa yang lewat memperhatikan kami.
"Levin lepasin aku bisa sendiri" Levin sama sekali tak mengubrisnya.
Setibanya didepan kelasku Levin melepaskan genggamanya.
"Yaudah aku masuk dulu"
"Hmm" balasnya dan langsung pergi dari hadapanku.
Aku masuk kedalam kelas dan mengambil tempat duduk disamping Abel. Mereka berdua tampak sibuk dengan ponselnya tanpa menyadari kedatanganku.
"Lira Abel" panggilku keras membuat keduanya menatap ke arahku.
"Eh udah lama Al?" Tanya Lira.
"Iya udah 200 tahun disini" jawabku asal membuat Abel terkekeh pelan.
"Terserah deh" balas Lira.
Tak lama kemudian dosen sudah masuk dan memulai pelajarannya pagi itu. Dua jam kemudian pelajaran selesai kami keluar dari dalam kelas dan menuju ke kantin.
"Aku ke toilet dulu" pamitku pada kedua sahabatku.
"Iya cepetan" balas Lira.
Aku berjalan menuju ke toilet namun langkahku terhenti kala melihat Alvin dan seorang wanita yang tak aku kenal. Rasa sakit menusuk lagi dalam hatiku namun sekuat kuatnya aku mencoba tegar dan tak mempedulikan lagi Alvin.
Aku terlonjak kaget saat tepukan ringan dibahuku yang ternyata Levin.
"Ya Allah Levin aku kaget"
"Maaf"
"Kok kamu bisa ada disini?"
"Aku nyariin kamu"
"Buat apa?"
"Aku kangen"
"Astaga Levin kok kamu jadi alay kek gini" kataku seraya tertawa.
"Lupakan" katanya datar.
"Yaudah aku pergi dulu" balasku dan langsung bergegas pergi niatku ke toilet sudah hilang karena mood ku berubah karena Alvin.
Ketika jam sudah menunjukkan pukul 11 siang aku berpamitan kepada Lira dan Abel untuk ke caffe.
"Aku anterin aja Al" tawar Lira.
"Gak usah Lir kamu anterin Abel aja" kataku menolak.
"Hm yaudah deh hati-hati yah" aku mengangguk mengiyakan.
Ketika sampai diparkiran kampus handphone ku berdering tanda ada panggilan masuk. Aku melihat si penelfon yang ternyata Levin.
"Iya vin kenapa?" Tanyaku ketika sambungan telefon tersambung.
"Kamu sudah pulang?" Tanyanya balik.
"Gak aku kerja hari ini"
"Oh iya" Levin mematikan sambungan membuatku kesal setengah mati kupikir ia menelfon menawariku untuk di antar.
Akhirnya aku memutuskan memesan ojek online saja percuma tak akan ada taksi atau angkot yang lewat. Tak lama kemudian ojek yang kupesan sudah tiba aku langsung naik untuk segera tiba di caffe.
"Mba Anes" panggilku ketika masuk kedalam dapur caffe.
"Apa sih Al teriak teriak" kata Rena yang baru saja masuk kedapur.
"Mba Anes kemana?" Tanyaku
"Mba Anes gak masuk ada acara keluarga katanya"
"Oh gitu yah" balasku seraya memakai celemek pelayan yang disediakan didalam dapur.
Aku mulai bekerja seperti biasa bersama beberapa pelayan lainnya. Karena hari ini Mba Anes tak masuk jadi Rena yang mengambil Alih didalam dapur bersama para chef.
Handphoneku bergetar lagi aku langsung mengambilnya di atas meja dan mengecek pesan yang masuk.
Manusia Es
"Jangan pulang dulu biar aku jemput"
Aku tersenyum penuh arti membaca pesan Levin. Lelaki itu tampak berubah menjadi manis setelah aku minta maaf dan mungkinkah aku akan jatuh cinta jika sikapnya seperti ini padaku? Entahlah
Jangan lupa di vote sama kommennya yah gaes🤗💞 biar author makin semangat updatenya😂 dan ini akan semakin seru lho gaes😂😂
Okee see you next part😘
Fllw ig: lhalamamonto

KAMU SEDANG MEMBACA
SORRY!
SonstigesBerharap yang tak pernah bisa aku dapatkan adalah sakit yang sudah sering ku rasakan. Sejauh jauhnya aku melangkah hati ini selalu ingin kembali berlabuh pada sesuatu yang sudah pasti dan sangat mustahil ku raih Maaf! Kata yang ingin ku ucapkan saat...