31. Cinta yang menyiksa

17 4 0
                                    


Happy Reading❤

Jangan lupa dikasih vote ama kommennya dong biar author makin semangat yee gengss🤗🤗😘


Tak ada hari tanpa kelelahan bagiku semua terasa melelahkan dari badan, hati, dan pikiranpun kelelahan. Namun bukan alasan untukku pasrah dengan hidup. Sukses tak selalu berjalan dengan mulus harus ada kerikil kerikil tajam yang menyertai disetiap langkah yang menuntunku untuk tetap tegar maju kedepan.

Soal pasangan hidup biarlah tuhan yang mengaturnya biar akan indah pada saat yang tepat. Aku menunggu datangnya seseorang yang tepat yang membawa kebahagiaan dalam hidupku bukan yang hanya datang lalu menghilang tanpa sebab.

"Oy ngelamun aja" aku tersentak kaget saat Rena tiba-tiba mengangetkanku

"Ih gangguin aja" kesalku.

"Ada masalah yah Al?"

"Gak ada cuma berasa capek aja sama hidup"

"Kenapa gak mati aja?" Ledeknya

"Pengen juga sih kalo gak ingat dosa" jawabku asal

Rena memutar bola matanya malas seraya beranjak dari duduknya dan pergi ke dapur meninggalkanku yang terkikik tak jelas.

Aku melirik jam di dinding yang sudah menunjukkan pukul 02.15 siang aku harus ke kampus karena ada ujian hari ini. Aku segera membereskan sisa pekerjaanku mengelap meja meja.

"Mba aku duluan yah ada ujian hari ini" pamitku pada Mba Anes ketika akan mengambil tasku di dapur.

"Iyaa hati-hati" jawabnya aku hanya mengangguk dan langsung pergi dari hadapannya.

Seperti biasa aku menunggu angkot atau taksi lewat di depan halte dan keadaan selalu sama angkot atau taksi  belum ada yang  lewat. Bisa bisa aku terlambat lagi.

Tit!

Motor Alvin tiba-tiba berheni tepat didepanku. Aku kembali dibuat kaget setelah tadi lamunanku dibuyarkan oleh Rena sekarang ada Alvin disini.

"Eh Al mau ke kampus yah?" Tanyanya

"Ha? Ii..iiya vin" jawabku sedikit gugup.

"Yaudah bareng aja ayo" ajaknya.

Terasa duniaku penuh warna saat ini aku tak bisa menyembunyikan senyumku ini yang aku tunggu Alvin sendiri yang menawariku seperti ini bukan aku yang memintanya.

"Iya ayo" aku langsung naik ke atas motornya dengan semangat.

Diperjalanan menuju ke kampus tak bisa aku normalkan keadaanku yang entah kenapa merasa gelisah dan tak enak hati tapi aku berusaha terlihat baik baik saja. Jika bahagia yah jujur aku bahagia tapi lain lagi dengan hatiku yang merasa aneh dengan berada di dekat Alvin. Apa aku perlahan akan melupakannya?

Tak terasa akhirnya kami sudah sampai di kampus. Ku lihat Lira dan Abel juga baru saja memasuki gerbang kampus

"Lira Abel?" Panggilku. Mereka berdua melambaikan tangan dan langsung menghampiriku.

"Ehm Al aku duluan ke kelas yah" pamit Alvin.

"Iya makasih yah Vin" Alvin balas dengan tersenyum padaku lalu berlalu pergi.

"Eh tumben kamu bareng Alvin yah?" Tanya Abel ketika menyadari aku bersama Alvi di parkiran

"Iya tadi ketemu di halte dekat caffe trus dia ngajakin bareng" jelasku.

"Yaudah aah ayo ke kelas" ajak Lira aku dan Abel mengganguk dan kami pun pergi menuju ke kelas.

Dua jam kami mengerjakan ujian akhirnya selesai juga kini kami bertiga sudah dikantin untuk mengisi perut.

"Makan oy sibuk sama handphone dari tadi" tegur Lira pada Abel yang makananya pun belum setengah

"Iyaa ihh bentar" kesalnya.

"Ngapain sih Bel? Ada masalah sama si doi kamu?" Tanyaku penasaran.

"Ihh gaklah" jawabnya.

"Ehmm kemarin aku sama salsa ke mall bareng diajakkin dia" kata Lira tiba-tiba aku mengernyit menatapnya.

"Ohh pantesan kemarin aku kerumah kamu gak ada" ujar Abel.

" dan kalian tau gak Alvin katanya mau balikan lagi sama dia"

"Uhuk..uhuk" Aku tersedak kala mendegar kalimat yang keluar dari mulut Lira. Buru-buru aku mengambil Jus dan meneguknya.

"Kaget yah" tebak Lira tepat sasaran.

"Haa nggak lah" aku mengeles padahal aku tersedak karena terkejut. Hari ini banyak dikejutkan oleh orang orang untung saja aku tidak ada penyakit jantungan.

"Masa sih Lir? Terus salsa mau gitu balikan sama Alvin?" Tanya Abel ikut penasaran

"Gak tau dia cuma ketawa hambar aja gitu"

"Kalau dia ketawa hambar kemungkianan ada dua dia mau balikan dan gengsi mau balikan" Aku dan Lira saling pandang mendengar penuturan Abel yang asal ceplos.

"Gak beda jauh deh kayaknya" sambung Lira dan aku terkekeh.

"Ehm gaes aku duluan yah ada urusan tugas sama pak Doni" bohongku. Aku tak mau mereka tau aku sedih dengan apa yang dikatakan Lira aku hanya ingin sendiri saat saat hancur seperti ini.

"Iya iya Al" jawab Lira.

Aku melangkahkan kaki keluar dari dalam Kantin saat ini tujuanku akan ke belakang kampus tempat biasa aku menyendiri. Saat aku melintas didepan kelas Alvin aku bersikap acuh padahal aku sadari Alvin yang menatap ke arahku.

Aku seakan tak menyadari kehadirannya. Aku selalu jatuh dengan satu perhatiannya yang tak sadar membuatku hancur untuk kesekian kalinya namun kenapa hati ini selalu tak ingin pasrah tetap saja menyimpan cinta yang begitu besar.

Sesampainya di belakang kampus aku langsung menuju tempat biasa aku duduk. Angin semilir membawa kesejukan seakan menemaniku melampiaskan kesakitan yang kurasakan. Aku sempat berfikir Alvin pacaran kemarin itu sudah Move on dari Salsa dan ternyata walaupun dia bersama orang lain dia belum melupakan salsa.

"Gimana cara aku lupain kamu vin hiks..hiks.. kalau aku tau aku akan selalu sakit hati kayak gini aku gak akan pernah mau kenal sama kamu hikss. Hikss.. hikss.." aku terisak lagi yang entah keberapa kalinya dan dengan orang yang sama.

Semakin aku melupakannya semakin besar aku rasakan aku menyanyaginya namun apa boleh buat? Aku tak pernah ada di hatinya dan tak akan pernah ada sampai kapanpun. Aku hanya ingin bahagia dengannya saja kenapa harus dibuat sesulit ini?

"Cengeng" aku mendongkak menatap sumber suara itu.

"Ngapain kamu?" Lanjutku ketika tau suara itu milik si Manusia Es.

"Hapus air mata kamu" ujarnya seraya melemparkan tisu ke arahku.

" apaan sih bukan urusan kamu" kataku kesal

"Sekarang jadi urusan aku"  balasnya dengan nada dingin.

"Kamu bukan siapa siapa aku jadi gak usah sok peduli sama aku sana pergi"

"Alya?" Panggilnya lirih.

"Sana pergi aku gak butuh dikasihani hiks..hiks..hikss"

Tiba-tiba kuraskan Levin memelukku. Nyaman! Itu yang kurasakan aku sampai kembali menagis tersedu sedu membasahi kemeja Levin dengan Air mataku.




Hay hayy hayy🎉🤗🤗 Maaf yah kalo rada rada absurd😅 atau gaje banget gitu wkwkwkwk author lagi eror karena sibuk ngurusin hidup yang gak ada perubahan ini😂😂😂

Okee see you next part yah gaess🤗

Fllw ig: lhalamamonto

SORRY!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang