61. Rayuan Maut.

12 4 0
                                    

Happy Reading🤗

Weekand hari ini terasa berbeda dari weekand yang biasanya aku jalani yah tentu saja karena hari ini aku akan menghabiskan waktuku bersama Levin.

"Ma aku berangkat dulu" pamitku seraya mencium tangan mamaku.

"Tante kami pergi dulu" kata Levin dan ikut menyalami Mama.

"Iya hati-hati" balas Mama.

Aku dan Levin beriringan keluar dari dalam rumah menuju ke mobilnya.

"Lev ke pantai aja yah" pintaku. Levin hanya diam fokus pada jalanan dan mengabaikan pertanyaanku.

"Ih Levin kamu dengar gak sih?" Kataku judes.

"Iya aku dengar" jawabnya datar.

"Trus kenapa diam?" Tanyaku dengan kesal.

"Aku harus jawab apa?" Tanyanya membuatku semakin kesal saja.

"Terserah" balasku dan tak lupa memasang wajah cemberut.

Satu detik!

Dua detik!

Tiga detik!

"Wahahaah" Aku menatap Levin horor tiba-tiba ia tertawa seperti setan dan baru kali ini aku melihatnya tertawa lepas seperti ini.

"Astaga Levin" kataku kaget.

"Iya iya maaf" katanya dan langsung berhenti tertawa.

"Kamu kenapa?" Tanyaku.

"Gak ada apa-apa" balasnya.

"Trus kenapa ketawa kenceng banget barusan?" Tanyaku lagi. Jangan-jangan Levin sudah gila dan aku tidak tau selama ini atau ada kelainan kan bisa jadi.

"Kamu Lucu" katanya membuat aku mengernyit bingung.

"Oh jadi dari tadi kamu ketawain aku iya?" Levin mengangguk. Aku membuang muka ke kaca jendela mobil aku sudah sangat kesal bukanmain dengan lelaki satu ini baru saja mulai perjalanan sudah buat aku se-emosi ini apalagi sampai ditempat tujuan hedeuhhhh.

"Al" panggil Levin namun aku pura-pura tak mendengarnya.

"Alya" aku masih mengacuhkan panggilannya.

"Alya Maharani?" Panggilnya lagi.

"Apa?" Tanyaku dengan nada sinis.

"Jangan ngambek kayak anak kecil saja" katanya.

"Bukan urusan kamu" balasku.

"Alya" panggilnya lembut.

"Hm" balasku bergumam.

"Kamu adalah alasan aku tertawa jadi jangan pernah berhenti membuat aku suka tertawa lepas karena kamu" Aku melirik ke Arah Levin wajahnya tampak serius namun masih fokus ke jalanan. Seketika aku tersenyum bahagia dan kebahagiaan baru kali ini menghampiriku.

Namun aku masih kesal sangat sangat kesal dengannya jadi aku malas menunjukan raut bahagia ku.

"Halah Rayuan maut" balasku asal-asalan.

"Biarin" balasnya acuh.

Tak lama kemudian kami sudah tiba di pantai saat pertama kali Levin mengajakku. Suasana damainya selalu membuatku merasa tenang dan bau khas pantai yang menyeruak membuat aku ingin tertidur dibawah sepoi angin yang terasa menyejukkan.

Levin menggengam lembut tanganku menuntunku berjalan ke arah pantai. Aku tak memberontak minta di lepaskan aku hanya diam menurut padanya percuma aku memberontak ujung-ujungnya aku yang dipaksanya.

Aku melepaskan genggaman tangan Levin dan berlarian ke pinggir pantai menikmati dinginnya air laut yang menyapu kakiku.

"Eh Alya" kaget Levin saat menyadari aku yang berlari ke ujung pantai.

"Ayo Lev kesini" ajakku namun ia menggelengkan kepala.

"Yaudah" balasku acuh.

Merasa sudah cukup aku kembali menuju ke meja makan Levin di salah satu pondok. Ternyata Levin sudah memesan beberapa aneka macam seafood yang tertata rapi di atas meja.

"Ayo makan dulu" suruhnya. Aku mengangguk dan mengambil udang dan nasi.

"Kamu gak makan ini?" Tanyanya menunjuk semua makanan itu.

"Aku gak suka aku makan udang aja" jawabku acuh.

"Trus semua ini siapa yang makan?" Tanya Levin.

"Kamulah aku kan gak nyuruh kamu pesan makanan sebanyak ini" jawabku enteng.

"Astaga Alya" katanya aku hanya mengangkat bahu acuh.

Selesai makan aku kembali bermain di pinggir pantai Levin berkali-kali melarangku katanya nanti bajunya basah nanti kedinginananlah nanti disapu ombak besarlah dan hal hal lainnya yang tidak mungkin akan terjadi aku ini sudah besar bukan anak kecil lagi.

"Al udah main airnya nanti kamu sakit" katanya yang kesekian kalinya.

"Apaan sih" balasku kesal.

"Alya?" Panggilnya lembut.

"Hmm" balasku bergumam.

"Aku hanya tidak ingin melihat kamu sakit karna yang akan aku salahkan hanyalah diri aku yang tidak bisa menjaga kamu" Aku menatapnya lama sebenarnya ada rasa bahagia dan ilfil juga mendengar kata-kata Levin.

"Halah Rayuan maut" balasku acuh. Levin mendegus kesal kulihat wajahnya berubah masam.

Aku kembali bermain Air dan Levin hanya duduk memperhatikanku dari kejauhan tak lupa wajah masamnya. Aku terkikik melihat Levin yang kesal karena aku tak mau mendengarkannya lagian itu sudah keterlaluan aku sudah besar bukan anak paud lagi yang harus di atur-atur.

Aku kembali menghampiri Levin di pondok dan langsung mengambil tempat duduk di sebelahnya. Kulihat Levin menatap kosong ke arah pantai. Tiba-tiba suara dering handphoneku membuyarkan lamunan Levin, laki-laki itu dengan cepat menoleh ke arahku.

"Iya Halo pak Ardi" sapaku ketika sudah tersambung.

"Kamu lagi dimana Al?" Aku melirik sekilas pada Levin tatapannya menjadi dingin.

"Saya Lagi diluar pak" jawabku seadanya. Tiba-tiba Levin merampas handphone dari genggamanku sampai membuatku tersentak kaget.

"Ada perlu apa.kamu telfon Alya?dia lagi sama aku lagi jalan-jalan jangan menganggu" Aku memutar bola mata malas ketika dengan kejamnya Levin mematikan sambungan Telefon dari Pak Ardi.

"Levin kenapa dimatiin sih?" Kesalku.

"Penganggu" katanya datar.

"Kalo ada hal yang penting gimana?" Tanyaku

"Tidak ada yang penting" jawabnya lagi.

"Tapi kan-"

"Sudah lah tidak ada yang penting Alya" katanya ikut kesal.

"Kamu cemburu pasti kan?" Tebakku dengan judes.

"Alya" panggilnya lembut aku memalingkan pandanganku ke wajahnya yang tampak serius.

"Apa?" Tanyaku pelan.

"Kamu milik aku dan aku tidak suka membaginya dengan orang lain" katanya membuat ribuan kupu-kupu berterbangan di depanku.

"Halah-"

"Apa? Kamu mau bilang ini RAYUAN MAUT juga?" Kata Levin memotong perkataanku.

"Hehe iya iya maaf" balasku seraya tercengir kuda.



Hay hayyyy gaess aku update lagi😂 yeayyyy🤗 maaf yah gaes kemarin-kemarin gak sempat update soalnya author lagi sibuk memburu dollar😂 dan bukan cuma fisik doang yang kelelahan tapi juga pikiran dan hati😣 eaaaaaa😂

Yaudah jangan banyak bacot VOTE dan COMMENTNYA don't forget gaess😚 see you next part🎈🎈🎈

Fllw ig: lhalamamonto

SORRY!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang