58. bahagianya Aku

11 5 0
                                    

Happy reading🤗

Dengan malas aku melangkah masuk kedalam rumah pikiranku terus terusan ke Levin yang kembali tapi serasa makin jauh. Bagaimana tidak aku sudah tidak dipedulikannya lagi aku menjadi orang asing dimatanya bahkan menatapku saja ia tidak mau.

"Alya udah pulang?" Mama menghampiriku di sofa ruang tamu.

"Iya Ma" jawabku.

"Kamu gak kerja?" Tanya Mama lagi.

"Gak Ma Alya udah izin sama Mba Anes" jawabku. Memang setelah selesai kampus aku langsung menghubungi Mba Anes untuk minta izin tidak masuk alasan karena ada banyak tugas tapi yang sebenarnya aku lagi malas masuk disaat pikiran ambyar kemana-mana takutnya malah gak konsentrasi.

"Yaudah sana kamu makan dulu" suruh Mama.

"Bentar lagi Ma Alya belum laper" aku langsung beranjak dari tempat duduk dan masuk kedalam kamar.

Aku menghempaskan tubuh ke kasur. Bukannya cuma fisik saja yang kelelahan tapi batinku juga lelah setiap hari harus menelan kepahitan dalam hidup entah sampai kapan selesai penderitaan ini. Aku mengambil handphone ku di dalam tas dan terkejut karena ada 5 panggilan tak terjawab dari Pak Ardi karena penasaran aku menelfonnya balik.

"Halo Pak Ardi?"

"Iya hallo Al kamu sudah pulang kampus?" Tanya Pak Ardi

"Iya Pak udah" kataku.

"Sebentar malam aku akan jemput kamu" aku mengernyit heran.

"Jemput aku? Mau kemana Pak?" Tanyaku bingung.

"Ada acara di kantor kamu bisa kan?"

" ehm iya pak bisa kok" Entah kenapa aku tidak bisa menolak ajakan Pak Ardi kali ini.

"Baiklah saya jemput jam 7" tuttt! Sambungan diputuskan secara sepihak oleh Pak Ardi.

Dengan secepat kilat aku menuju ke lemari pakaian mengobrak abrik isi lemariku mencari gaun yang cocok yang pas untukku ke acara sebentar malam. Pasti disana akan banyak para wanita wanita glamaour dan highclass tentunya dan aku bingung harus mengenakan pakaian seperti apa gaun saja sudah pada lusuh dan jelek semua masa iya aku pake dress biasa? Aku menarik nafas lelah tidak ada gaun untuk sebentar malam apa aku batalkan saja? Ah aku tidak enak dengan Pak Ardi dia begitu baik padaku selama aku mengenalnya.

"Trus aku harus pake apaan?" Keluhku pada diri sendiri.

Aku kembali merebahkan diri ke atas kasur memikirkan sejuta cara untuk mendapatkan gaun yang bagus sampai ide muncul dikepalaku aku harus membeli gaun yang sedikit murah saja itu satu satunya jalan terbaik.

Aku baru akan beranjak untuk siap siap ke mall pintu kamarku terbuka dan rupanya mama yang datang kemari.

"Al ini ada paket masuk katanya buat kamu" kata Mama aku hanya mengernyit bingung.

"Paket buat aku? Dari siapa?" Aku mengambil paket itu dari Mama

"Gak tau kurirnya gak bilang cuma ngasih ini aja katanya paket ini atas nama Alya Maharani" kata Mama menjelaskan.

"Siapa yang ngirim yah?" Tanyaku pads diri sendiri.

"Mama ke dapur dulu" selepas kepergian Mama aku menutup kembali pintu kamar.

Aku membuka paket tersebut dan terkejut bukanmain dengan isi paket tersebut bagaimana tidak isinya adalah sebuah gaun yang sangat indah bahkan di gaun itu ada berliannya juga aku hampir pingsan karena bukan cuma gaun ada heels juga berwarna gold dengan hiasan berlian juga. Ya Ampun ini pemberian siapa?. Eh tunggu ada  secarik kertas juga.

"Pakai ini saja aku tau kamu membutuhkannya dan jangan kepo mencari tau pengirimnya"

Ada rasa senang dan kesal juga masa iya aku dibilang kepo juga sebenarnya yang ngirim ini ikhlas gak sih? Dan kenapa si pengirim ini tau aku membutuhkan gaun? Jangan-jangan Pak Ardi yang mengirimnya tapi dari isi pesan itu Pak Ardi bukan tipe orang seperti itu lalu siapa yang mengirimnya? Sudahlah tidak penting siapa pengirimnya yang penting gaun cantik ini buat aku.

Jam 07.12 aku sudah siap dengan dandananku aku merasa sangat cantik dengan gaun ini yang melekat indah ditubuhku dan heels yang pas dikaki ku tinggal menunggu jemputan pangeran bermobil mewah heheh.

Tit! Tit! Tit!

Suara klakson mobil mengejutkan ku aku berpamitan dahulu kepada mama dan papa sebelum berangkat.

"Maaf Pak menunggu lama" Kataku dan langsung masuk kedalam mobil. Pak Ardi terdiam menatapku sangat dalam lalu.

"Cantik" katanya membuat pipiku pasti sudah semerah tomat astaga Alya jangan baper!

"Pak heyy Pak Ardi Ayo"

"Eh iya maaf" katanya salah tingkah dan langsung menjalankan mobilnya membelah jalanan kota malam ini.

Suasana kantor tampak ramai dengan para pengusaha pengusaha dari dalam dan luar negri dan yang aku tau kantor ini mengadakan acara syukuran karena perusahaan Apriano's Corp memenagkan tender hingga ke luar negeri di jerman lebih khususnya.

Aku masuk bersama Pak Ardi dan yups banyak pasang mata melirik ke arah kami dan tak jarang ada yang berbisik bisik tetangga juga mungkin mereka sedang berbisik kalau aku tidak pantas berdampingan dengan seorang pangeran aku kan hanya upik Abu metropolitan.

"Alya aku akan menemui klien kami dulu dari jerman kamu mau ikut atau tunggu disini saja?" Kata Pak Ardi.

"Saya tunggu disini saja Pak" kataku sopan.

Pak Ardi pun sudah melangkah pergi menemui kliennya. Aku sekarang sendiri tak ada teman yang bisa ku ajak mengobrol sampai akhirnya.

"Alya"

"Levin"

"Kita perlu bicara ikut denganku" Aku tak bisa berkata kata lagi Akhirnya Levin mau bicara lagi denganku sumpah demi apa? Aku pikir ia selamanya akan bersikap acuh padaku tapi tidak.

Bahagiaku kembali.

Hay hay gaesss jangan lupa VOTEnya jangan cuma jadi pembaca gelap😂 biasakan untuk memberikan apresiasi sedikit kepada author dengan cara ngevote di setiap.partnya yahh gaes🤗

Oke see you😘

Fllw ig: lhalamamonto

SORRY!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang