Happy Reading🎉
Maafkan typo yang berserakkan😂
Hari ini akan diadakan ujian mata pelajaran pak Doni. Semua sudah ada di dalam kelas begitupun aku Lira dan Abel juga sudah masuk.
"Bel kamu belajar ngak?" Tanya Lira
"Ada sih tapi kok udah lupa rasanya" balas Abel. Aku dan Lira saling pandang lalu terkekeh geli melihat keluguan Abel
"Trus ujian bentar kamu mau isi pake apa dong?" Ujarku gemas
" sesuai kemampuan aku aja kalau udah gak sanggup yaudah jangan di isi ngapain ribet ribet mikir" Aku dan Lira kembali saling pandang. Pemikiran Abel memang sesimple itu
"Good girl!" Lira mengancungkan jari jempolnya kepada Abel yang hanya dibalas kekehen oleh Abel
Tak lama setelah itu pak Doni sudah mulai masuk kedalam kelas. Ia pun mulai membagikan kertas soal kepada kami.
"Kerjakan dan jangan berisik!" Katanya tegas.
Kami sekelas mulai mengerjakan ujian kami dengan tenang. Aku melihat soal soal di kertas itu semua ada didalam kertas kisi kisi yang diberikan Levin kepadaku kemarin. Aku mengerjakannya dengan yakin bahwa ini yang diajarkan Levin padaku. Semoga tidak salah
Dua jam kami mengerjakan ujian akhirnya selesai juga. Kami langsung mengumpulkannya di atas meja pak Doni.
" jam 10 nanti kembali ke kelas saya akan membagikan hasil ujian kalian" katanya sebelum keluar ruangan.
"Baik pak" jawab kami serempak.
Jam sudah menunjukkan jam 10:05 aku Lira dan Abel kembali masuk lagi kedalam kelas menunggu sang dosen masuk.
Setelah cukup lama akhirnya pak Doni masuk kedalam kelas.
"Baiklah saya akan mengembalikan hasil ujian kalian dan saya akan memberitahu juga nilai kalian"
Pak Doni mulai membaca satu per satu nilai anak anak dikelas. Dan tak banyak yang harus remedial karena mendapat Nilai C.
"Lira Dewiana dengan nilai B+" Lira maju kedepan dan mengambil kertas ujiannya.
"Abelia Sarania dengan Nilai B" Abel menarik nafasnya Lega ia sedari tadi sudah was was akan ikut remedial juga tapi dewi fortuna masih berpihak padanya.
"Alya Maharani" Aku mendongkak menunggu Pak Doni yang menjeda pembacaan nilaiku. Aku harap harap cemas ditempat dudukku menunggu hasil yang menggemparkan dalam masa perkuliahanku.
"Dengan Nilai ujian A+" sontak aku terkejut. Nilai A+? Apa ini bercanda? Biasanya Nilai B yang paling tinggi yang bisa aku capai dimata ujian ini tapi kali ini aku mendapatkan Nilai A+.
Lira dan Abel menatapku tak percaya. Dengan sumringah aku berjalan kedepan mengambil kertas ujianku.
"Bagus Alya tingkatkan!" Kata Pak Doni.
"Makasih pak" aku tersenyum lalu kembali ke tempat dudukku.
"Baiklah saya permisi dulu dan esok jam 9 saya terima remedial yang mendapat nilai C barusan" Pak Doni langsung pergi keluar kelas Lalu diikuti mahasiswa lain selain aku Lira dan Abel yang tertinggal.
"Astaga Al ini beneran kamu?" Lira mengguncang bahuku pelan
"Iyaa kok Alya jadi pinter kayak gini yah" balas Abel
"Apaan sih kalian ini aku masa iya aku kesurupan" kataku kesal.
"Kok kamu bisa tiba tiba jadi pintar kayak gini Al?" Lira mulai menatapku dengan raut penasaran begitu juga dengan Abel.
"Kan Aku belajar sama Levin"
"Oh iya yah pantesan aja" Abel manggut manggut tak jelas.
"Yaudah ayo pulang nanti kita bahas lagi keajaibannya sih Alya" ajak Lira
"Ehmm ayoo" balas Abel.
"Kalian duluan aja aku masih ada urusan" kataku menolak. Aku ingin menemui Levin untuk berterima kasih padanya karena berkat paksaan belajarnya aku bisa dapat Nilai tertinggi tapi aku tak mau memberitahu kedua sahabat gilaku ini karena pikiran mereka nanti lebih aneh aneh.
"Yaudah kita berdua duluan yah Al" kata Lira dan pergi bersama Abel.
🍒🍒🍒
Aku mondar mandir mencari Levin tapi tak kunjung ketemu. Aku mencari keruangan pak Doni tapi tetap tak ada didalam kantin juga tak ada didalam kelasnya juga tak ada.
Aku capek! Aku berjalan ke arah taman kampus untuk istirahatkan kaki ku yang sudah pegal. Baru saja aku ingin duduk tiba tiba aku melihat Levin yang melintas. Aku langsung mengejarnya.
"Leviin tunggu" teriakku. Ia pun berbalik menatap heran ke arahku yang berlari ke arahnya dengan semangat mencapai batas.
Ketika tiba dihadapannya aku refleks langsung memeluknya.
"Levin aku dapat Nilai A+ aku senang banget makasih ini semua karena kamu sekali lagi makasih yah aku senang" Aku masih dalam keadaan memeluk Levin tapi aku tersadar dan langsung melepaskan pelukanku
"Aduh Maaf gak sengaja"
"Gakpapa" Aku melihat dia tersenyum tulus ke arahku. Aku pun membalas juga senyumannya.
"Yaudah aku cuma mau bilang makasih aku pergi dulu" Aku melangkah pergi namun pergelangan tanganku dicekal oleh Levin.
"Kenapa?" Tanyaku.
"Aku anterin" Lalu Levin menarik ku dengan lembut ke mobilnya yang diparkir. Ia membukakan pintu mobil dan menyuruhku masuk aku pun segera masuk kedalam.
Didalam Mobil aku maupun Levin kami berdua terdiam dengan pikiran masing masing sampai suara Levin membuyarkan lamunanku.
"Berapa umur kamu?" Tanya Levin tiba tiba. Aku menatapnya bingung
"19 tahun"
Ku lihat Levin hanya mengangguk. Aku kembali menatap kejalanan sampai rasa kantukpun datang sampai aku terlelap.
"Alya bangun kita sudah sampai" Aku langsung terbangun dan melihat ke luar jendela dan ternyata sudah sampai didepan rumahku.
"Oh makasih yah" kataku dan langsung keluar dari dalam mobil.
"Iya aku pergi dulu" pamitnya dan pergi menjauh dari depan rumahku.
"Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam"
Aku mengambil tangan mama Lalu menciumnya.
"Papa mana ma?" Tanyaku ketika menyadari papaku tidak ada dirumah.
"Tadi papa keluar sama pak Rt katanya mau mancing"
Aku hanya ber-O ria menanggapi mama.
"Eh Al kamu bantuin mama dong" sambung mama Lagi
"Apaan?"
"Mama mau bikin kue bolu buat sarah kata tante sonya sarah lagi ngidam"
"Iyaa tapi aku istirahat bentar dulu yah ma"
"Iya nanti jam 4 mama bangunin yah"
Aku hanya mengangguk dan berjalan masuk kedalam kamar. Aku mengambil handuk untuk mandi. Selesai mandi aku memakai piyama andalanku setelah itu aku berbaring ke atas kasur melanjutkan tidurku ketiak didalam mobil Levin tadi.
Hayy gaess Aku Update lagiw🎉
Hari ini aku double Update karena lagi gak sibuk dan kurang kerjaan aja😂 biasalah author pengangguran sukses😂😂Don't forget it Vote and comment😉
Fllw ig: lhalamamonto

KAMU SEDANG MEMBACA
SORRY!
Ngẫu nhiênBerharap yang tak pernah bisa aku dapatkan adalah sakit yang sudah sering ku rasakan. Sejauh jauhnya aku melangkah hati ini selalu ingin kembali berlabuh pada sesuatu yang sudah pasti dan sangat mustahil ku raih Maaf! Kata yang ingin ku ucapkan saat...