Happy Reading🤗
Selesai mengikuti mata kuliah Pak Doni aku Lira dan Abel ke kantin untuk mengisi perut kami yang kelaparan sembari menunggu pesanan diantarkan Aku menceritakan semua kejadian mulai dari gaun yang dikirim orang misterius dan hubunganku dengan Levin membaik bahkan Levin dan Pak Ardi yang ternyata saudara sepupuan. Tentunya mereka kaget dan senang juga megetahui hubunganku dan Levin kembali membaik.
"Trus Al Levin udah nembak kamu belum?" Tanya Lira antusias.
"Belum Lir" jawabku sendu. Aku juga saat ini menantikan ia akan menembakku menjadikan aku kekasihnya tapi sampai sekarang belum juga terwujud.
"Ha? Beneran?" Kaget Lira tak lupa Abel juga yang membelalak kaget.
"Iya dia belum nembak aku cuma sering bilang katanya dia mencintai aku" kataku Lirih.
"Hm mungkin dia lagi cari waktu yang tepat kali Al buat nembak kamu sabarlah" kata Lira menghiburku
"Iya Al mungkin Levin lagi pikirin cara romantis buat nembak kamu iya gak Lir?" Aku terbahak mendengar perkataan Abel yang ngawur menurutku.
"Apaan sih cara romantis idiwhh lebay tau nggak" kataku tertawa.
"Tau ni Abel dasar bucin" ujar Lira juga ikut tertawa.
"Yah siapa tau juga kan benar begitu" kata Abel membela diri
"Iya deh iya" kata Lira akhirnya mengalah percuma debat dengan Abel ia tak mau kalah.
"Alya?" Aku terkejut tiba tiba Levin sudah ada dikantin dan sedang berdiri di sampingku
"Levin kenapa ada disini?" Tanyaku kaget
"Jemput kamu" katanya dingin.
"Tapi aku pulang sama mereka aja" kataku menolak.
"Eh udah Al kamu pulang sama Levin aja iyakan Bel soalnya kita berdua lagi ada urusan iyakan?" Kata Lira aku mengernyit heran kenapa tiba-tiba ada urusan?.
"Eh iya Al maaf yah kamu pulangnya sama Levin aja" sambung Abel.
"Tapi tadi katanya-"
"Yaudah Al kita duluan yah eh oh iya makanannya kamu bungkus semua aja" kata Lira seraya menarik paksa tangan Abel dan meninggalkan ku bersama Levin.
"Mba ini makananya gimana?" Tanya si Mba pelayan melihat Lira dan Abel sudah pergi.
"Dibungkus saja Mba" kata Levin datar. " eh Mba tunggu" Levin kembali menghentikan pelayan itu.
"Iya mas"
"Ini bayarannya sisanya ambil saja lalu makanan yang dibungkus itu kasih sama cleane service yah Mba" Aku menatap Levin tak percaya ia sebaik inikah? Orang kaya mah bebas tanpa harus pikir panjang keluarin duit.
"Oh iya mas terimakasih" kata Mba pelayan itu.
"Hmm" balasnya dengan gumaman saja.
"Ayo" Levin langsung menarik tanganku lembut aku hanya diam mengikuti langkahnya keluar kantin.
"Kita ke kantor dulu" katanya datar.
"Ngapain?" Tanyaku heran
"Temani aku kerja" Aku menarik nafas lelah tapi yasudah aku ikut saja aku sudah selesai kerja sift pagi tadi dan sudah selesai kampus juga.
"Yaudah deh" balasku.
Mobil yang dikendarai Levin melaju menuju ke Apriano's corp kantor yang kata Pak Ardi sudah resmi menjadi milik Levin karena ia yang berhasil meningkatkan kinerja perusahaan ini sampai kembali normal aku yang mendengarnya sampai kaget bukanmain ternyata Levin sepintar itu.
Tanpa sadar mobil Levin sudah sampai di Kantor. Aku mengikutinya keluar dari dalam mobil tiba-tiba Levin mengenggam tanganku membuatku tersentak. Ada banyak pasang mata yang menatap ke arahku ada yang menatapku sinis dan bahkan ada yang berbisik bisik astaga Tuhan cobaan apa lagi ini?.
"Lev lepasin aku malu" kataku memohon agar Levin mau melepas pegangannya.
"Sudah diam saja" Aku menatapnya kesal sampai kami masuk kedalam Lift menuju ke lantai 9.
Ceklek!
Aku masuk kedalam ruangan Levin dan langsung mendaratkan bokongku di atas sofa terasa melelahkan untuk hari ini.
"Kalau capek tidur aja disitu" suruhnya. Aku masih kesal dengannya aku tak mempedulikannya aku nalah mengambil remot tv dan menyalakan tvnya.
Ceklek!
Pintu ruangan Levin terbuka dan ternyata Pak Ardi yang datang ia tampak terkejut dengan kehadiranku dan aku malah tersenyum senang melihatnya.
"Alya kamu ada disini rupanya" katanya.
"Iya Pak" jawabku.
"Memang kamu gak masuk kuliah atau kerja?" Pak Ardi mendekat dan duduk disampingku
"Oh udah selesai sih Pak" balasku seraya tersenyum hangat.
"Kamu sudah makan?" Tanya Pak Ardi lagi.
"Belum Pak aku juga belum lapar kok" jawabku ramah
"Ardi ini ada klien tolong kamu temui bilang saja aku lagi sibuk" kata Levin seraya menatap jengkel ke arahku. Kenapa sih dia?
"Kenapa bukan kamu aja" tolak Pak Ardi.
"Sudahlah kamu saja yang menemuinya sana pergi" usir Levin.
"Kamu sajalah Lev" Pak Ardi masih menolak.
"Sudah Kamu saja ayo cepat" Levin beranjak dari duduknya dan mendorong Pak Ardi keluar dari dalam ruangannya.
"Levin kamu kok kayak gitu sama Pak Ardi" kesalku.
"Biarkan saja" jawabnya acuh.
"Kamu kan bisa temui klien itu kan kamu pemikil perusahaan ini gimana sih" kataku mengomelinya.
"Aku tidak mau kamu semakin dekat dengan Ardi" katanya membuatku hampir tertawa ini pasti cemburunya kumat.
"Tidak akan Levin Pak Ardi itu udah seperti kakak aku sendiri" kataku.
"Aku tidak peduli dan jangan sampai kamu mencintainya juga" ancam Levin aku terkekeh pelan.
"Kamu cemburu yah?" Kataku menggodanya
"Siapa yang cemburu" kata Levin mengelak.
"Kamu pasti cemburu kan sama Pak Ardi" kataku lagi.
"Tidak ada Alya" katanya dengan wajah setengah kesal.
"Dasar gitu aja gak mau ngaku kalau cemburu" batinku.
"Bagus deh kalo kamu gak cemburu kapan-kapan aku mau jalan sama Pak Ardi" balasku menggodanya lagi yang sudah sangat kesal.
"TIDAK BOLEH" aku tertawa membuat Levin jengkel ternyata lucu juga.
Hay hay gaess jgn lupa Vote dan kommennya yahh🤗 okee see you next Part😗😗
Fllw ig: lhalamamonto
![](https://img.wattpad.com/cover/196454147-288-k47517.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SORRY!
RandomBerharap yang tak pernah bisa aku dapatkan adalah sakit yang sudah sering ku rasakan. Sejauh jauhnya aku melangkah hati ini selalu ingin kembali berlabuh pada sesuatu yang sudah pasti dan sangat mustahil ku raih Maaf! Kata yang ingin ku ucapkan saat...