56. Dia kembali

9 4 0
                                    

Happy reading🤗

1 tahun kemudian....

Aku melewati hariku tanpanya selama setahun penuh tentunya rasa rindu dengannya masih sama saat terakhir kali ia meninggalkanku hanya untuk membuatku melupakan cintaku sebelum aku mencintainya. Sepi! Itu yang selalu kurasakan namun apalah dayaku yang tidak bisa berbuat apa-apa lagi.

Dan kehadiran Ardiansyah yang membuat aku merasa Levin ada disisiku sebab seperti yang pernah ku katakan bahwa mereka memiliki kesamaan. Kedua sahabatku menyuruhku membuka hati kembali pada pria itu namun aku menolak entah kenapa aku ragu aku tak ingin merasakan sakit untuk ketiga kalinya. Kedua orangtua ku juga baik-baik saja melihatku dekat dengan Ardiansyah tapi hanya sekedar teman saja bagiku tidak lebih.

"Selesai kerja aku jemput lagi" kata pak Ardi saat mobilnya berhenti didepan caffe.

"Gak usah pak repotin" kataku menolak.

"Tidak apa-apa" katanya dan langsung pergi dengan mobilnya tanpa berkata kata lagi.

Aku melangkahkan kaki masuk kedalam caffe. Aku bekerja seperti biasa karena hari ini sedang tidak ada jadwal kampus aku akan pulang jam 4 sore karena harus berganti shift dengan pelayan lainnya. Selama aku bekerja disini aku tidak pernah mengeluh karena Mba Anna manager caffe memberiku sedikit kebebasan sebab ia tau aku juga sering masuk kampus.

Handphoneku tiba tiba berdering ada panggilan masuk akupun mengeceknya melihat siapa si penelfon. Pak Ardi ternyata!

"Iya pak Ada apa?" Tanyaku.

"Sebentar lagi aku jemput"  katanya.

"Yaudah pak saya tunggu yah" kataku akhirnya pasrah percuma menolak ia persis Levin si pemaksa.

"Hmm" balasnya dan langsung mematikan sambungan telefon.

"Al pulang bareng ayo" ajak siti tiba-tiba.

"Maaf sit lain kali aja makasih" tolakku.

"Oh iya deh aku duluan yah Al" siti berlenggang keluar caffe.

Aku menunggu Pak Ardi di halte biasa aku menunggu taksi atau angkot yang lewat dan tak lama kemudian sebuah mobil berhenti tepat didepanku.

"Ayo naik" dengan ragu aku naik kedalam mobil.

"Alya?" Panggil Pak Ardi. Aku menoleh

"Iya pak kenapa?" Tanyaku.

"Kita ke kantor dulu sebentar" katanya.

"Oh iya pak yaudah ayo" balasku. Aku pikir bosan juga dirumah baru juga jam segini tidak ada salahnya aku ikut Pak Ardi ke kantor kan?.

"Tidak apa-apa memangnya?"

"Gak apa-apa pak lagian aku bosan dirumah baru jam segini juga" jelasku dan Pak Ardi hanya mengangguk.

Mobil Pak Ardi sudah sampai di kantor aku ikut turun menyusulnya masuk kedalam. Kurasa karyawan disini sudah tak asing lagi denganku karena selalu Pak Ardi mengajakku kesini dan selalu kudapati tatapan tajam setajam silet dari para karyawan wanita yang dandananya melebihi batas ditambah rok mereka yang standar tapi aku bodoh amatlah dengan mereka.

"Alya kamu disini?" Tiba tiba Liana sekretaris Pak Ardi menghampiriku.

"Eh iya Mba saya diajak lagi kemari sama Pak Ardi" balasku.

"Terus Pak Ardinya kemana?" Tanyanya dan celingak celinguk melihat ruangan Pak Ardi.

"Katanya ada meeting penting jadi saya disuruh tunggu disini" kataku.

"Oh yaudah saya temani kamu disini yah" tawarnya ramah.

"Iyaa Mba boleh banget"

"Kamu gak rasain Pak Ardi menyukai kamu?" Tanya Liana tiba tiba membuatku sedikit terkejut.

"Nggak Mba" jawabku jujur.

"Pak Ardi sepertinya menyukai kamu Al" lanjutnya.

"Semoga saja tidak Mba" kataku lirih.

"Kenapa? Kamu tidak menyukai Pak Ardi yah?"

"Bukan begitu Mba saya cuma lagi ingin sendiri dulu dan Pak Ardi cuma sekedar teman biasa saya gak lebih"

"Tapi kenapa kamu tidak coba buka hati untuk dia? Pak Ardi laki-laki yang sangat baik Al"

"Iya aku tau Pak Ardi itu sebaik apa tapi Mba aku belum siap menerima orang baru lagi dalam kehidupanku lebih baik cintai dulu diri sendiri sebelum mencintai orang lain"

"Kamu benar juga sih Al apalagi disaat kita udah disakitin rasanya untuk kembali percaya itu sulit" lanjutnya.

"Makannya Mba aku gak mau terlalu buru-buru juga nanti malah disakiti lagi kan gak enak" kataku seraya terkekeh pelan.

Saat kami sedang asik mengobrol handphone Liana tiba-tiba berdering ia beranjak dari duduknya dan keluar ruangan untuk mengangkat Telfon.

"Al Aku permisi dulu maaf yah gak bisa lama-lama" katanya setelah ia masuk kembali kedalam.

"Oh iya Mba gakpapa kok" kataku.

Selepas kepergian Liana aku kembali merasa bosan Pak Ardi juga belum datang mungkin meetingnya kali ini sangat penting yah.

Ceklek!

Aku menoleh ke arah pintu yang dibuka rupanya Pak Ardi sudah kembali lagi.

"Maaf yah kamu jadi nunggu disini sendirian" katanya.

"Ouh gak apa-apa kok Pak" balasku ramah. "Eum pak aku mau pulang duluan aja" lanjutku.

"Kenapa buru-buru?" Tanyanya lagi.

"Eum itu Pak aku ada banyak tugas dari kampus" jawabku berbohong. Aku sudah ingin pulang kerumah dan tidur badanku terasa capek semua.

"Ayo saya antar saja" tawarnya.

"Eh gak usah Pak saya bisa sendiri gakpapa kok" kataku meyakinkan.

"Benar kamu tidak apa-apa pulang sendiri?" Tanyanya ragu

"Iya Pak saya tidak apa-apa" balasku lagi.

"Oh yasudah kalau begitu" katanya akhirnya.

Akupun keluar dan menaiki Lift ke lobby. Sesampainya di depan lobby aku berbalik berjalan ke arah kantin kantor untuk makan. Selesai dari kantin aku berjalan lagi menuju ke lobby namun lagi lagi aku menabrak seseorang yang baru saja akan masuk kedalam.

"Aduh Pak maaf saya gak sengaj-"

Deg!

"Levin?" Dia kembali!

"Alya?" Kagetnya. Aku terdiam terpaku menatapnya yang setahun ini menghilang dan sekarang ia berdiri dihadapanku!

Hayy gaes🤗 Eh Levin udah kembali lho😂 duhhh gimana dengan cinta Mereka yah? Hayoo yang penasaran stand by aja terus disini😂😂

Etsss vote sama commennya juga jangan lupa yahh INGAT jngn LUPA krna GRATISS gak bayar kok😏

Seeyou next part🎉

Fllw ig: lhalamamonto

SORRY!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang