24. Musibah

15 4 0
                                    

Happy Reading🎉

Vote dan komennya jangan lupa biar author makin semangat updatenya🤗

     Hari ini aku merasa kurang enak badan. Kepalaku pusing dan tubuhku yang mulai terasa lemah tapi aku bersikeras untuk tetap masuk kerja. Aku pikir ini hanya efek kelelahan seperti biasa dan akan segera sembuh dengan sendirinya.

Aku melaksanankan tugasku seperti biasa meskipun kepalaku sakit dan berkunang kunang. Aku berusaha mencoba terlihat baik baik saja.

"Alya kok wajah kamu pucat gitu? Kamu sakit Al?" Tanya Rena ketika aku akan mengambil pesanan pelanggan didalam dapur.

"Nggak apa apa Ren"  jawabku.

"Tapi kamu pucat banget Al" Rena mendekat lalu memenggang dahiku dengan khawatir.

"Astaga Alya badan kamu panas juga" sambung Rena lagi

"Eh ada apa ini?" Mba Anes datang dan langsung menghampiriku dan Rena

"Itu lho Mba Alya kayaknya lagi sakit" Kata Rena seraya menatapku iba. Aku hanya menunduk karena apa yang dikatakan Rena barusan.

"Kamu sakit Al?" Tanya Mba Anes dan aku hanya mengangguk

"Udah kamu pulang aja trus istirahat dirumah yah" sambung Mba Anes.

"Ehm tapi Mba pekerjaan aku gimana?" Tanyaku tak enak hati.

"Nanti bisa dikerjakan sama yang lain sana gih kamu pulang saja kasihan kamu lagi sakit" jawab Mba Anes.

"Iya Al biar aku anterin aja yah?" Tawar Rena

"Nggak usah Ren aku bisa kok pulang sendiri" tolakku halus karena aku tak mau merepotkan Rena ataupun Mba Anes yang juga sedang bekerja.

"Tapi Al-"

"Gak apa apa Ren aku bisa sendiri kok" kataku berusaha kuat dan baik baik saja.

"Yaudah hati hati dijalan yah Al kalau ada apa apa telvon Mba aja" Ujar Mba Anes.

《《《《《

   Aku berjalan menyusuri jalanan yang tampak ramai dengan kendaraan. Aku berniat singga di Apotik terdekat untuk membeli obat. Kepalaku semakin sakit dan mataku mulai berkunang kunang, jalanan terlihat sangat buram, dan kurasakan Langkah kakiku yang mulai oleng. Dengan sisa sisa tenaga aku berusaha terus berjalan.

Sebuah truk besar terlihat melaju ke arahku namun apalah daya aku tak bisa melihatnya dengan jelas karena tiba tiba semua menjadi buram. Seketika kurasakan badanku didorong ke samping dan sebelum kesadaranku menghilang aku melihat Levin yang disusul dengan suara Teriakan orang orang sekitar sampai aku merasa semuanya menjadi gelap.

《《《《

   Aku mengerjapkan mataku menelusuri ruangan yang serba putih ini dengan bau khas obat obatan. Ini dirumah sakit lalu siapa yang membawaku kemari? Setauku aku pingsan di jalanan dan sebelum itu aku sempat melihat Levin.

"Alya kamu sudah sadar" tiba tiba Mamaku datang entah dari arah mana.

"Syukurlah kamu sudah sadar Nak" sambung Papaku yang datang bersama Mama.

"Alya haus ma!" Mamaku segera mengambilkan Air minum di atas nakas dan memberikannya padaku. Aku langsung menegukknya sampai setengah.

"Siapa yang bawa Alya kesini Ma?" Tanyaku penasaran.

"Orang orang yang sempat nolong kamu dijalanan terus mereka hubungin Mama pake handphone kamu" jelas Mama padaku.

Tiba tiba aku teringat dengan Levin yang sempat ku lihat berada juga di tempat kejadian.

"Ma trus Levin dia kemana?"

Ku lihat raut wajah Mama dan Papa berubah menjadi lebih sedih. Papa menatapku sebentar lalu melangkah duduk di sofa ruanganku, ia terlihat tak mau menjelaskan apapun padaku.

"Ma tadi sebelum aku pingsan aku sempat liat Levin kok dia kemana?" Tanyaku Lagi

"Kamu istirahat dulu Al  biar cepat sembuh" Bukannya menjawab pertanyaanku mama malah menarik selimut dan menyuruhku istirahat. Mama seperti tak ingin memberitahuku sesuatu tapi apa?

"Ma? Alya nanya Levin kemana? Dia baik baik aja kan? Soalnya Alya juga sempat dengar kalau orang orang sekitar teriak gitu" perasaanku mulai tidak enak dengan sikap mama.

"Al Levin juga ikut kecelakaan saat dia nolongin kamu" jelas Mama yang membuatku tersentak.

"Maa Alya mau liat Levin ma dimana dia sekarang" mataku mulai berkaca kaca ingin menagis saat itu juga.

"Alya kamu tenang dulu kamu istirahat yah" kata Mama menolak permintaanku.

"Alya mau liat Levin ma" pintaku lagi.

"Alya Levin belum sadar dan dia butuh pemulihan nanti dia sudah sadar saja" kata Mama masih menolak lagi.

Aku beralih menatap Papaku memohon padanya lewat tatapan. Ku lihat Papa menghembuskan nafasnya kasar.

"Sudahlah Ma biarkan saja Alya menjenguk Levin" kata papa akhirnya.

"Yahsudah mama antar ayo"  Dengan cepat aku langsung turun dari atas brankar dan duduk di atas kursi roda dan mama yang mendorongku.

Setibanya Aku dan Mama didepan ruangan Levin Mama segera membuka knop pintu dan mendorongku masuk kedalam.

"Mama tinggal dulu" kata Mama dan aku hanya mengangguk.

Setelah kepergian Mama, Aku menatap iba Lelaki yang sering ku panggil Manusia Es itu sedang terbaring lemah di atas tempat tidur dengan tenangnya. Aku masih tidak percaya Levin menolongku sampai keadaannya kritis seperti ini.

Aku tak tau kenapa air mataku menetes melihat Levin seperti ini. Aku merasa sangat bersalah padanya sebab aku selalu membentaknya dan memarahinya bahkan aku selalu bersikap acuh tak acuh padanya. Dia yang selalu ada saat aku menagis dan sudah dua kalipun dia menolongku.

"Levin Maaf gara gara aku kamu sampai harus kritis kayak gini maafkan Aku!" Aku masih terisak pelan.

"Makasih juga karena sudah mau menolongku. Kamu cepat sadar aku mau ngomong ini saat kamu sadar nanti aku mau kamu lihat dan dengar aku minta maaf dan bilang makasih sama kamu yang kedua kalinya maaf juga yah aku sering marah marah gak jelas sama kamu itu karena kamu nyebelin dan suka bikin aku kesal"

Aku menghapus sisa sisa air mataku dipipi dan beralih menggengam tangan Leivin yang terinfus dengan hati hati.

"Aku harus pergi nanti aku akan kesini lagi kamu cepat sadar yah" kataku meski mustahil ada respon dari Lelaki yang tak sadarkan diri ini.

Aku memutar kursi rodaku menuju ke arah pintu keluar. Mama menungguku didepan ruangan Levin.

"Ma Ayo pergi" ajakku pada Mama. Mamapun langsung beranjak dan membantuku mendorong kursi roda ke ruangan inap tempatku dirawat.



Thankyou for reading🤗🎉

Fllw ig: lhalamamonto

SORRY!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang