Ketemu lagi gaes😂 hargailah karyaku yang tak seberapa ini yah dengan vote kalian😘
Happy reading🎉
Apa kabar perasaanku saat aku harus menyaksikan kedekatan Alvin dan Salsa yang kedua kalinya.
Saat ini aku Abel dan Lira sedang berada di gazebo kampus tak jauh dari kamipun Alvin dan Salsa duduk di bangku dibawah pohon rindang jelas saja mataku melihat canda tawa mereka berdua aku hanya menatap nanar ke arah keduanya.
"Eh Alvin sama Salsa lagi deket kayaknya yah" Kata Abel sembari melihat ke arah Alvin dan Salsa.
" kayaknya gitu" balas Lira.
"Eh Al gakpapakan? Tu liat Alvin sama Salsa" sambung Lira.
" ngapain nanya sama aku? Biarin ajalah" kataku acuh dan mengalihkan pandanganku ke lain arah. Tanpa Adel dan Lira sadari air mataku sudah menetes sebelum Lira bertanya. Dan aku tidak baik baik saja lebih jelasnya hatiku tidak baik saat ini namun aku berusaha tegar didepan mereka seolah olah aku tidak peduli.
" Udahlah Al cari yang lain aja Alvin udah sama Salsa iyakan Lir" kata Abel lagi.
"Apaan sih bel" balasku menatapnya jengkel namun yang ditatap hanya tertawa.
"Sama Levin aja gimana?" Kini Lira yang menggodaku. Semakin kesal saja aku dengan dua orang ini!
"Ogah gak akan pernah mau aku sama dia" kataku dengan kesal sekali.
Lira dan Abel hanya tertawa ke arahku dan aku sudah cemberut memasang wajah masam ke arah dua orang itu. Aku kembali melirik ke arah Alvin dan Salsa yang masih setia tertawa bersenda gurau berdua tanpa tau ada hati yang terluka menyaksikan itu. Aku sudah tak kuat lagi melihat kemesraan mereka! Aku beranjak ingin pergi dari tempat itu.
" eh ehh Al mau kemana?" Tanya Lira dan aku berbalik menatapnya dan Abel lalu tersenyum kecut.
" gak lama kok kalau kalian berdua mau pulang duluan aja aku ada urusan dahhh bibehku" aku melambaikan tangan dan melangkah pergi.
🍒🍒🍒🍒
Semilir Angin menerbangkan rambutku, sepoi angin membuat aku sedikit merinding kedinginan. Sunyi! Itulah keadaan tempat ini sekarang.
Tempat ini berada tepat dibelakang kampusku jarang sekali ada orang yang suka datang kesini. Dan saat terpuruk seperti inilah aku selalu datang menenagkan diri ditempat ini dengan duduk dibawah pohon dan menikmati kesunyiaan.Aku mengigat kejadian yang kusaksikan barusan, aku tertawa hambar menertawakan diriku yang bisa mampu bertahan dengan rasa sakitku. Cinta? Jelas saja karena aku sungguh sungguh mencintainya sampai saat ini meskipun aku tau dia tidak pernah mencintaiku. Miris sekali hidupku! Selalu berharap pada orang yang tak mungkin aku miliki tapi kataku tadi aku mencintainya! Tak peduli seberapa sakit aku terluka dan seberapa banyak air mata yang sudah kuteteskan.
Aku menagis! Menagisi cerita cinta yang tak selalu indah kumiliki dan menagis karena selalu saja aku tak bisa dapatkan bahagiaku. Sesekali aku terisak isak aku melampiaskan rasa sesal dan sakitku pada air mata yang berjatuhan membasahi pipiku.
" kenapa selalu aku tuhan? Kenapa hanya sakit yang bisa aku rasakan? Apa aku tidak bisa bahagia? Aku juga ingin bahagia bukan terus terusan bersedih seperti ini tuhan! Aku lelah aku capek tapi aku sudah terlalu jatuh sejauh ini bahkan aku gak bisa pergi dari dia hiks... hikss.. hiks.. aku lelah ya tuhan hiks.. hiks" aku terus terisak hingga kurasakan sesak di dadaku karena napasku yang seperti tertahan didada.
Aku terus menagis seperti anak kecil karena aku kesal aku sakit dan aku terluka itu yang kurasakan. Tiba tiba sebuah tangan terulur menyodorkan tisu ke arahku aku mendongkak menatap orang itu.
Deg!
Levin? Aku terkejut kenapa tiba tiba dia ada disini? Sekarang aku jadi malu sendiri karena terciduk sedang menagis terisak isak dibawah pohon.
" hapus air matamu" Levin melempar tisu itu ke arahku. Aku menatapnya sinis lalu ikut berdiri dari dudukku.
" gak usah aku gak butuh" balasku dengan datar. Ya tuhan sekarang aku malu padanya!
" ikut aku" katanya tanpa aba aba langsung menarik pergelangan tanganku dengan paksa aku refleks terkejut dengan tarikannya.
" Levin lepas levin lepasin aku leviin berhenti" aku teriak teriak memberontak namun Levin semakin mengeratkan pegangannya pada tanganku tak peduli aku yang sudah seperti orang gila.
" Levin tangan aku sakit, Levin awww.. kamu kenapa kasar sekali sih aduhh Levin" namun Manusia Es itu tak juga mengubris ucapanku sampai kamipun berhenti di depan sebuah mobil putih.
" masuk!" Perintahnya lalu mendorongku sehingga aku masuk kedalam mobilnya ia pun juga ikut masuk dan duduk di kursi pengemudi. Aku segera membuka pintu mobil untuk keluar namun pintu mobil terkunci!
"Levin bukaa aku mau turun" kataku mendobrak dobrak kaca mobil namun Levin masih dengan wajah datarnya ia pun langsung mengemudikan mobilnya keluar dari parkiran.
" Levin bukaa aku harus kerja Levin kamu denger gak sih" aku terus memberontak tapi nihil Levin masih tetap diam pada tempatnya. Penampilanku sudah acak acakan, rambut yang sudah berantakan dan wajah yang sudah basah dengan sisa air mata.
"Hiks... hiks.. kamu kenapa jahat si Levin aku benci sama kamu!" Akhirnya saking kesalnya aku kembali menagis tak tahan dengan manusia Es ini.
"DIAM ALYA!" aku tersentak karena Levin membentakku. Aku tidak bisa dibentak aku kembali menagis.
"Maaf!" Kata Levin lagi namun aku tidak mengubrisnya aku benci dengan manusia Es ini yang seenak hati membentak perempuan lemah sepertiku.
Tak lama kemudian mobil Levin berhenti di sebuah kompleks perumahan yang tak asing dimataku.
" turun!" Dengan cepat aku segera membuka pintu mobil yang sudah tak terkunci lagi. Saat aku turun aku sudah di depan rumah dan Levin mengantarku pulang? Dari mana manusia Es ini tau rumahku?. Terserah dia sajalah aku masih kesal dengannya.
Levin pun langsung kembali melajukan mobilnya meninggalkanku yang masih termanggu didepan gerbang rumahku yang menatap ke arah mobilnya yang sudah jauh.
" eh astaga Alya kamu kenapa? Ini juga kenapa acak acakan? Kamu gak kerja?" Tanya ibuku yang baru saja membuang sampah di depan dan mungkin dia terkejut melihatku berdiri didepan gerbang.
"Alya capek mau tidur" kataku acuh dan berlalu masuk kedalam rumah meninggalkan ibuku yang masih berdiri di luar pagar.
Aku merebahkan badanku ke atas kasur aku merasa lelah karena seharian menagis dan soal aku bolos kerja nanti biar ku pikirkan alasan logisnya besok. Semua juga karena gara gara si manusia Es yang kejam itu. Hingga tak butuh waktu lama lagi aku sudah jatuh terlelap di alam mimpi.
Gimana? Kesel gak sama Levin?😂😂 okee readers next chapter berikutnya yahh etsss jangan lupa lho votenya😉
Thankyou for reading gaes🎉
Fllw ig: lhalamamonto

KAMU SEDANG MEMBACA
SORRY!
RandomBerharap yang tak pernah bisa aku dapatkan adalah sakit yang sudah sering ku rasakan. Sejauh jauhnya aku melangkah hati ini selalu ingin kembali berlabuh pada sesuatu yang sudah pasti dan sangat mustahil ku raih Maaf! Kata yang ingin ku ucapkan saat...