30. Pacaran?

16 4 0
                                    


Happy Reading💛

Jangan lupa di vote sama komennya gaess biar author makin semangat updatenya🤗


Jam sudah menunjukkan pukul 04:30 dan aku harus ke caffe karena sudah masuk jam kerjaku. Ku lirik Levin yang masih setia dengan komputernya sedangkan pekerjaanku dari sejam yang lalu sudah habis.

Aku beranjak dari kursiku berniat akan ke caffe tanpa menunggu Levin selesai.

"Kemana?" Tanyanya ketika aku baru akan melangkah ke ambang pintu

"Mau ke caffe" jawabku acuh lalu lanjut melangkah.

Aku melintas di parkiran kampus yang sudah tampak rengang mungkin mahasiswa lainnya sudah pada pulang. Aku memutuskan menunggu taksi atau angkot lewat di depan gerbang kampus.

Tit! Tit! Tit!

Aku memalingkan pandanganku ke belakang dan melihat mobil Levin sudah terparkirkan indah. Aku mengernyit bingung

"Katanya mau ke caffe" Aku tersentak melihatnya yang sudah berdiri di sampingku

"Bukan urusan kamu" jawabku jutek

Levin berbalik masuk lagi kedalam mobilnya dan keluar dari dalam kampus.

"Masuk" perintahnya.

"Gak usah makasih" jawabku.

Aku membuang muka malas. Kekesalanku tak ada abis abisnya jika berhadapan dengan Levin coba saja Alvin yang dihadapanku saat ini pasti aku sangat bahagia sekali.

"Ehh..eh aduh Levin" tiba tiba Levin menarik paksa pergelangan tanganku.

"Masuk!" Ia mendorong pelan tubuhku masuk kedalam mobil. Aku menggerutu kesal karena lagi lagi sifat pemaksanya kambuh.

Levin ikut masuk kedalam mobil dan langsung melajukan mobilnya membelah jalanan sore itu. Aku terus mengomelinya yang suka memaksa dan suka sekali membuatku kesal namun ia datar datar saja tak mempedulikan aku yang sudah naik pitam ditempat ia seakan menganggap aku angin lalu.

"Kamu denger gak sih ha? Aku capek dari tadi ngomong kamu malah diam aja kamu pikir aku radio? Bisa gak sih kamu itu gak usah maksa maksa aku? Ha? Aku gak suk-"

"Turun!" Aku membulatkan mataku ketika Levin memberhentikan mobilnya dan lebih parahnya ia menyuruhku turun? Tidak punya hati

"Tadi kamu maksa aku dan sekarang kamu nuruni aku gitu aja di pinggir jal-" aku terkejut melihat keluar jendela mobil yang ternyata sudah di depan caffe. Astaga dari tadi aku hanya sibuk mengomelinya sampai tak sadar kalau aku sudah sampai.

Aku buru-buru turun dari dalam mobil dengan cemberut dan menutup pintu mobilnya dengan kasar aku tak peduli jika nanti lecet atau rusak toh dia juga pasti masih banyak uang.

Aku masuk kedalam caffe dengan menghentakkan kaki kesal. Mba Anes yang menyadari aku sudah datang langsung menghampiriku.

"Kenapa tuh muka kusut kayak gitu ha?" Tanyanya

"Gak Mba lagi badmood aja" jawabku seraya mengambil celemek di sampingku dan mengenakannya.

"Ohh yaudah deh sana kerja Rena hari ini gak masuk" lanjut Mba Anes

"Kenapa Mba?"

"Lagi ada urusan katanya"

"Urusan apaan Mba?"

"Mana Mba tau kepo kamu" Mba Anes terkekeh dan segera pergi melanjutkan pekrjaannya.

Aku pun menyusul Mba Anes dan mulai bekerja seperti biasanya. Hari ini akan sangat melelahkan karena sebagian kerjaan Rena aku yang mengerjakannya biarlah aku capek yang penting bonus.

"Yuhuyyyy Alyaa" Aku mengenal suara teriakan ini. Cepat cepat aku keluar dari dalam dapur.

"Lira" panggilku. "Duduk sini aja" lanjutku. Lira menghampiriku dan duduk tepat didepanku

"Ngapain kesini?" Tanyaku

"Nggak cuma mampir aja bentar"

"Abel gak bareng sama kamu?"

"Tadi barengan tapi dia pulang duluan"

"Ohh" aku mengangguk.

"Mau minum apa?"

"Gak usah udah kenyang" tolakknya halus.

Lama kami terdiam sampai akhirnya aku yang membuka suara lebih dulu.

"Lir Alvin gimana kabarnya?"

Lira mengernyit menatapku.

"Aku pikir kamu udah lupain dia" jawabnya sinis

"Gak bisa Lir aku udah coba tapi kenapa berat banget buat aku"

"Makannya kamu jangan terlalu cinta jadinya kamu kan yang nyiksa diri sendiri Alvin aja sama sekali gak peduli perasaan kamu"

" aku tau Lir dan aku memang bodoh berharap pada seseorang yang gak akan pernah aku miliki tapi apa aku salah berharap pada tuhan yang membolak balikkan hati?"

"Aku malas bahas ini Al gak akan ada habisnya percuma kalo kamu gak ada usaha bisa lupain dia" Aku menunduk sendu. Benar yang dikatakan Lira kalau aku tak bisa berusaha keras melupakan Alvin maka akan terus begini terjebak dalam rasa yang salah.

"Aku pergi dulu Al salam sama Mba Anes" aku mengangguk mengiyakan dan Lira langsung beranjak menuju keluar.

Aku melirik jam yang sudah menunjukkan pukul 9 malam dan sejam lagi caffe akan segera ditutup. Aku langsung meneruskan pekerjaanku yang tertunda karena kedatangan Lira tadi.

"Udah Al?" Tanya Mba Anes tiba tiba

"Eh iya Mba ini udah selesai"

"Yaudah kamu boleh pulang duluan nanti kemaleman bahaya"

"Iya Mba makasih" Aku langsung membereskan barang barangku dan mengambil tas slempangku.

"Mba aku duluan yah"

"Iya Al hati-hati dijalan"

Aku keluar caffe dan berjalan menuju ke halte yang biasa aku gunakan untuk menunggu taksi atau angkot yang lewat. Cukup lama aku berdiri disini tapi tak ada satupun kendaraan yang lewat. Aku merinding ketakutan pasalnya disini tak ada satu orang pun selain aku.

Tiba-tiba sebuah mobil  berhenti didepanku. Sepertinya tak asing untukku mobil ini.

Deg!

Jantungku berdetak cepat kala melihat Levin yang keluar dari dalam mobil. Pantas saja aku merasa tak asing dengan mobil mewah ini ternyata si Manusia Es ini!

"Ayo aku antar" tawarnya tiba tiba

"Gak usah aku bisa pulang sendiri" tolakku.

"Jangan buat aku maksa kamu lagi Alya" katanya dingin. Dengan cepat aku langsung masuk kedalam mobilnya. Percuma juga kan menolakknya yang ada aku akan tetap masuk kedalam mobil ini.

Setibanya dirumah Levin menarikku paksa masuk kedalam rumah namun tiba-tiba mama mengengetkanku.

"Aduhh ternyata kalian pacaran yah sampe pegangan tangan kayak mau nyebrang aja" ledek mama yang membuat aku menatapnya horor

"Maaf tante" Levin langsung melepaskan pegangganya.

"Kita gak PACARAN" jawabku sembari menekankan kata pacaran.

Gak akan sudi aku pacaran dengan orang ini yang hobinya hanya membuatku kesal mana betah aku hidup berdampingan dengan dia? Jangan sampai ya Tuhan.


Hayy hayy gaess🤗

Gimana yah selanjutnya Kisah cinta Alya? Stand by terus yah di next part😚😚

See you😍😍

Fllw ig: lhalamamonto

SORRY!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang