38. I Love You?

12 5 0
                                    

Happy Reading💕

Entah sudah berapa kali aku mengecek handphone untuk memastikan apakah ada telfon atau pesan dari si manusia es. Ia sudah berjanji akan mengantarku ke caffe tapi dari tadi ia tak bermunculan dan susah dihubungi.

"Belum berangkat Al?" Tanya Mama yang datang menghampiriku.

"Belum ma bentar lagi"

"Levin gak jemput kamu?"

"Gak tau ma"

" yaudah mama ke belakang dulu" aku mengangguk dan mama langsung pergi meninggalkanku diteras.

Cukup lama aku menunggu akhirnya yang ditunggu datang juga aku sampai memasang wajah masam kala Levin turun dari dalam mobil.

"Maaf kelamaan" katanya.

"Yaudah ayo pergi" aku berjalan mendahuluinya karena masih kesal.

"Kamu marah?" Tanyanya saat menyadari raut wajahku.

"Gak" jawabku singkat.

"Oh" Aku mendegus kesal mendegar jawabannya yang singkat dan terkesan tidak peduli .

Sesampainya didepan caffe Levin ikut turun dari dalam mobil dan mengikutiku sampai kedalam membuatku tersentak.

"Ngapain?"

"Mau pesan kopi"

"Oh" tanpa mempedulikannya lagi aku segera masuk kedalam dapur.

"Ren Mba anes udah masuk?" Tanyaku saat sampai didapur dan mendapati Rena yang sedang membuat kue.

"Belum katanya esok baru bisa masuk" jawabnya tanpa memalingkan pandangannya pada adonan kue.

"Siapa yang pesan kue?" Tanyaku sembari mendekat ke arahnya.

"Biasa ibu-ibu arisan"

"Aku bantuin aja" Tawarku.

"Boleh" balasnya.

Dan kerjaku hari ini hanya seharian membantu Rena menyiapkan 50 kotak kue bolu sedangakan untuk melayani pelanggan ada pelayan lain yang mengerjakannya. Selesai membantu Rena aku beristirahat sejenak meluruskan urat urat badan sedangkan Rena ia pergi mengantar kue yang tadi dibuat kami berdua. Aku melihat jarum jam yang sudah menunjukkan pukul 4 sore dan pekerjaan untuk hari ini kurasa sudah cukup masih ada 2 pelayan lagi yang akan shift malam bergantian denganku jadi aku bisa pulang lebih cepat.

Seperti biasanya aku akan menunggu kendaraan didekat halte meskipun jarang juga ada yang lewat. Aku tidak mau merepotkan Levin pasti lelaki itu sedang menyusun skripsi untuk ujian kelulusannya nanti dia sangat sibuk tapi masih menyempatkan waktu untukku tapi untuk kali ini aku tidak akan menganggunya.

Tiiit!

Aku mendongkak melihat sebuah motor sport berhenti didepanku. Aku mengamati baik-baik lelaki yang memakai helm itu sampai aku menyadari itu Alvin.

"Eh vin" sapaku sedikit terkejut.

"Mau pulang Al?" Tanyanya.

"Ehm iya tapi mau mampir sebentar ke mall"kataku.

"Ayo aku anterin" aku mengangguk dan naik ke atas motornya.

Sikap Alvin yang seperti ini membuatku sulit untuk melupakan rasa yang telah kupendam selama ini meskipun sekuat kuatnya aku berusaha tetap saja rasa itu akan hadir lagi dalam hidupku menyiksaku perlahan dengan rasa cinta yang tak bisa kugapai.

"Makasih yah Vin" kataku sembari tersenyum hangat.

"Iya aku pergi dulu"

"Hati-hati" Alvin mengangguk dan melajukan motornya meninggalkan parkiran mall.

Aku pun melangkahkan kaki masuk kedalam. Tujuanku kesini hanya untuk makan pizza mozarela kesukaanku dan dua sahabat gesrekku itu tapi kali ini mereka berdua tak bisa diajak karena ada urusan dengan pasangan-pasangannya jadilah aku sendiri yang datang tanpa pasangan.

"Mba pizza mozarella 1 sama jelly milk 1 juga" kataku pada pelayan.

"Ditunggu yah mbak"

Tak lama kemudian yang kupesan sudah tiba aku langsung menyantapnya dengan lahap sudah hampir 2 bulan aku tidak memakan salah satu makanan favoritku selain nasi goreng di kantin kampus. Hampir saja aku tersedak karena kedatangan seseorang yang duduk tepat didepanku.

"Kenapa kamu bisa ada disini?" Tanyaku terkejut bukanmain.

"Ini tempat umum Alya siapapun bisa ada disini" katanya dengan nada dingin.

"Bodoh amatlah" aku melanjutkan makanku dan lagi-lagi tak mempedulikannya.

Selesai makan aku langsung membayar ke kasir dan berjalan cepat menuju ke luar mall tanpa kusadari Levin mengikutiku dari belakang.

"Kenapa?" Tanyaku

"Gak ada" katanya dingin.

Aku berbalik badan dan melangkah pergi namun ia menahan paksa pergelangan tanganku seperti biasa.

"Kemana?" Aku mengernyit

"Pulang" jawabku singkat.

"Ikut aku" ia menarik tanganku pelan dan menuntunku masuk kedalam mobilnya aku hanya menurut saja.

" mau kemana?" Tanyaku yang sama sekali tak digubrisnya.

"Aku tanya mau kemana" kesalku.

"Diam saja" Aku memutar bola mata malas.

Akhirnya kami tiba di sebuah danau dimana danau ini pertama kalinya Alvin mengajakku dan kini Levin membawaku kemari juga.

"Ayo turun" katanya melihat aku yang memandangi lama pemandangan dari kaca mobil.

"Kenapa kita kesini?"

"Kamu gak suka?"

"Bukan begitu Lev tapi ini-"

"Kenapa dengan tempat ini?" Potongnya.

"Yaudah ayo" aku keluar dari dalam mobil dengan perasaan sedih bercampur aduk.

Langkah kakiku membawaku mengikuti Levin ke tempat biasa aku duduk bersama Alvin jika lelaki itu mengajakku kesini.

"Kenapa diam?" Levin menyadarinya biasanya aku akan sangat cerewet tapi tidak untuk kali ini.

"Gakpapa Lev" aku tersenyum meyakinkan bahwa aku baik-baik saja meskipun sebenarnya tidak karena kenagan ditempat yang kupijaki sekarang.

"Kamu mencintai Alvin?" Aku menatap kaget ke arah Levin darimana ia tau soal itu?

"Dari mana kamu tau?"

"Pembicaraan kamu dan Lira di caffe waktu itu" memoriku kembali berputar pada kejadian yang disebutkan Levin.

"Seperti yang kamu dengar"

"Bukannya dia juga punya pacar?" Aku tertawa miris.

"Begitulah" jawabku singkat.

"Al?" Panggilnya lembut.

"Iya Lev"

"I love you" katanya membuatku hampir tersedak ludah sendiri.

"Apa Lev?" Tanyaku memastikan bahwa aku tak salah dengar.

"Lupakan saja" aku mendegus malas selalu saja begitu padahal tadi aku mendengar ia bilang I Love you atau aku saja yang banyak melamun? Entahlah

Thankyou for reading🎉

Fllw ig: lhalamamonto

SORRY!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang