Damar tersenyum lebar saat menerima berkas kelulusan, ia dengan kedua sahabatnya dinyatakan lulus ujian nasional, betapa bahagianya Damar.
Setelah menelepon kedua orang tuanya, Damar langsung bergegas menemui kekasihnya, kebetulan kekasihnya yang masih kelas sebelas sedang libur sekolah.
Selama perjalanan Damar selalu tersenyum, pasti kekasihnya itu akan bahagia mendengar berita ini, Damar sudah menyusun rencana, ia akan mengambil kuliah di Jakarta dan cepat-cepat menyelesaikan studinya lalu memar kekasihnya itu.
Damar berhenti disalah satu mini market, membeli dua buah cokelat kesukaan kekasihnya, Damar jadi geli sendiri, gadis itu selalu mengeluhkan berat badannya yang diatas rata-rata itu kepada Damar, tapi hobi dari wanita itu adalah makan.
Serius, kekasih Damar itu memiliki badan yang gemuk, beratnya mencapai tujuh puluh kilogram, dengan tinggi seratus enam puluh lima, untuk ukuran anak SMA gadis itu sering dibuly. lain hal jika sedang bersama Damar, Karena Damar adalah salah satu pentolan disana.
Damar mencintai kekasihnya itu apa adanya, walaupun orang-orang sering mengatakan bahwa mereka tidak serasi, gadisnya itu sering kali minder tapi karena kegigihan Damar akhirnya ia luluh juga.
"Assalamualaikum, Kes!" Panggil Damar dari luar rumah Kesi.
Ya, Kesi Andriani gadis yang telah mencuri hatinya.
"Kesi?" Panggil Damar lagi.
Kesi keluar dengan memakai kaus dan celana pendek selutut.
"Hai." Sapa Kesi.
"Aku lulus Kes!" Damar membuka tangannya, membuat Kesi memeluknya sesaat, sesaat yang Kesi pergunakan untuk menghirup aroma Damar sebanyak-banyaknya.
Kesi melepaskan pelukan lalu tersenyum tipis, "Selamat ya!"
Damar menyernyit, ada yang aneh dari Kesi, Kesi lebih terlihat dingin.
"Ini coklat buat kamu." Damar menjulurkan satu kresek cokelat.
"Makasih." Kesi mengambil cokelat lalu menaruhnya dimeja, membuat Damar lagi-lagi merasa heran, kenapa Kesi tidak sesemangat biasanya? Kenapa Kesi tidak langsung memakan cokelatnya?
"Kamu kenapa Kes?"
"Sebaiknya kita putus aja." Ucap Kesi, masih memandang kedepan, tak memandang wajah Damar.
Damar makin tak paham, apa tadi? Kesi minta putus?
"Putus? Maksud kamu?" Tanya Damar masih tenang.
Kesi menoleh, raut wajahnya masih dingin, "aku udah gak punya kepentingan sama kamu, aku udah gak bisa manfaatin kamu lagi, jadi untuk apa aku pertahankan lagi?"
"Maksud kamu Kes?" Damar sudah berdiri, tidak menyangka apa yang Kesi ucapkan.
Kesi ikut berdiri, lagi ia memandang Damar dengan dingin. "Kamu udah gak bisa lindungi aku disekolahkan, kamu tau aku pacaran sama kamu cuma buat terhindar dari Bulian aja!"
Terhindar dari Bulian? Bukankah Kesi dibully setelah berpacaran dengannya? Desi ini ada-ada saja.
"Kamu ngerjain aku kan Kes?" Jawab Damar sambil terkekeh.
"Aku serius Damar!" Kesal Kesi, membuat Damar merapatkan mulutnya.
"Jadi kamu mainin aku doang?"
"Seperti yang udah kamu dengar!"
"Aku ga nyangka Kes kamu ternyata kayak gitu." Damar meraup wajahnya, ia masih tak percaya, dalam hati Damar berharap Kesi segera melontarkan tawanya.
Detik berlalu kedua insan itu masih sama-sama diam, membuat Damar berdecak kesal ia menarik Kesi untuk menatapnya.
"Tolong bilang kalau kamu bercanda sayang!"
Kesi membuang pandangan, mencoba melepas cekalan Damar, bukan lepasan yang Kesi terima, namun cekalan itu semakin mengerat, malah tubuh Kesi kini sudah merapat dengan Damar.
"Lepas, Damar!"
"Gak! Sebelum Lo ngaku kalau Lo bohongin gue!"
"Gue serius!"
"Lo bohong Kes!" Bentak Damar, membuat Kesi merapatkan matanya.
"Gue.beneran.mau.putus.sama.lo!" Kesi berontak tapi tenaga Damar bukan tandingannya.
"Lepas Damar!"
"Gue gak mau sebelum Lo jujur!" Kekeuh Damar.
"Lepasin dia brother!" Seru seseorang yang langsung menarik Kesi dan memeluknya, "Lo gak apa-apa?"
Kesi menggeleng lalu memeluk pria itu, Damar sudah akan menarik Kesi, namun pria tadi mendorong tangannya.
"Jangan pernah Lo kasarin dia brengsek!" Ucap lelaki itu, matanya mengobarkan aura permusuhan.
"Gue cowoknya, Lo siapa berani peluk-peluk cewek gue hah?"
"Gue Adimas, gue--"
"Dia pacar gue yang sekarang!" Potong Kesi membuat Adimas berjengit kaget, tapi Kesi meremas kaus belakang lelaki itu.
"Kes?" Panggil Damar tak percaya.
"Usir dia Adimas!"
"Lo dengerkan?"
Damar memandang Kesi sekali lagi, mengapa Kesi begitu kejam padanya, sesungguhnya Damar benar-benar mencintai Kesi, Damar serius menjalani hubungan ini dengan gadis itu. Kenapa Kesi begitu tega? Damar juga belum memberi tahukan kampus yang akan dia masuki kan? Damar belum juga menceritakan kesungguhan dia untuk terus bersama Kesi kan?
Damar melangkah keluar rumah Kesi menuju motornya, ia mengambil helm full face yang digantungkan diatas stang motor, setelah dipakai Damar menoleh pada Kesi sekali lagi, Damar langsung menunduk saat melihat pemandangan didepannya, lelaki yang dipanggil Adimas oleh Kesi,.sedang menangkup wajah Kesi, yang sepertinya menangis.
Dan... Untuk pertama kalinya Damar patah hati hebat, oleh wanita yang mati-matian ia cintai dan ia jaga sepanjang nyaris perjalanan masa SMA-nya.
°°°
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantanku
RomanceDamar tidak pernah benar-benar membenci Kesi. Kesi tidak pernah benar-benar meninggalkan Damar. sepuluh tahun berlalu, saat takdir sedang bermain untuk mempertemukan mereka, apakah perasaan mereka masih sama?