Kesi memijit pelipisnya saat Noval dan Vano memperebutkan dirinya, membuat dirinya bingung harus bagaimana.
"kakak-kakak kok berantem sih?" Tanya Damar yang langsung duduk disamping Kesi.
Kedua bocah itu melotot lalu memukuli Damar, "Sanaaaaa!" Pekik mereka berdua.
Damar justru sengaja memeluk Kesi membuat kedua anak itu memukuli Damar lebih bringas, Kesi malah ikut-ikutan memukuli tangannya.
"Aduh.. duh.." Damar merasakan telinga kanan kirinya ditarik dan bangkit mengikuti tarikan itu.
"Bagus ya gangguin anak kecil!" Ucap Nasya yang menarik telinga kanan Damar.
"Gak mau ngalah banget!" Omel Kinan yang menarik telinga kirinya sambil menggendong Raja.
"Duduk!" Titah nyai ratu Nasya. Setelah Damar duduk barulah kedua wanita sadis itu melepaskan jewerannya.
Damar mendengus saat melihat ketiga lelaki dihadapannya sedang menertawakan dirinya.
"Gue udah mau nyekik Lo saat Lo memilih nikah sama Raras-Raras itu!" Omel Nasya, Damar yakin Omelan ini akan menjadi Omelan yang panjang.
"Gak lah gila aja, gue cuma mau nikah sama, tuh!" Damar menoleh pada Kesi lalu melotot saat Vano dan Noval memeluk Kesi dari kanan dan kiri.
"Namanya juga anak kecil!" Ucapan Adimas membuat Damar mengiyakan juga.
"Padahal kalau kalian datang, kalian bisa lihat ekspresi nelangsa tuh perempuan. Udah pake kebaya ditangkap polisi, dibuat malu." Damar tertawa keras tetapi makhluk hidup dihadapannya justru diam. Membuat tawa Damar luntur.
"Apa gue salah lagi?"
"Lo serius mau nikah besok?" Tanya Bara.
"Yup!" Balas Damar bangga.
"Sama kesayangan gue?" Tanya Adimas yang diangguki oleh Damar, "tapi kok kagak ada yang minta izin sama gue?"
"Ngapain gue minta izin sama Lo? Sama Kesi aja gue gak izin kok!"
"Lo kayaknya emang agak stress deh Dam!" Kali ini Pio yang berbicara.
"Gue udah males banyak drama."
"Bego! Walau bagaimanapun Lo harus izin sama Adimas, dia satu-satunya keluarga Kesi yang ada. Lo kadang-kadang gak bisa mikir."
Damar menatap Nasya tidak suka, "bawel banget sih! Gue cium Lo!"
"Gue jadiin mayat sekarang juga!" Bara berkata dengan tenang.
"Gak jadi nikah dong gue?"
Semua mendengus lalu meninggalkan Damar yang nampak seperti orang kurang waras saat ini.
°
Pukul enam pagi Kesi dikejutkan dengan kedatangan rombongan keluarga Bara, Adimas dan Pio. Membuat Kesi yang baru saja bangun kebingungan dibuatnya.
"Ini ada apa?"
"Lo serius Kes? Gak tau?" Tanya Adimas lembut.
Kesi menggeleng sambil melangkah mundur membiarkan mereka semua masuk.
Adimas menoleh pada Lala, Lala mengangguk samar membuat Adimas menarik Kesi menuju kamarnya.
"Adimas ada apa?" Tanya Kesi takut sebab ia tidak melihat Damar yang biasanya pecicilan.
"Damar..."
"Engga... Jangan ngomong apapun.." Kesi duduk dikasur sambil menunduk.
"Kes, dengerin gue dulu!" Gemas Adimas. "Lo hari ini menikah dengan Damar."
"Eh yang bener aja!" Pekik Kesi, "Kata Minggu depan?"
"Cowok Lo udah nyiapin semua, malah dia udah siap disana dari kapan tau."
Kesi mengusap wajahnya kasar, satu lagi hal yang baru Kesi tau. Damar seenaknya.
°
Segini dulu, chapter selanjutnya ada unsur 21+ jadi yg belum 21 tahun mohon jangan baca ya. makanya bakal aku lanjut kalau udah 20 komen.
Spoiler :
"Kamu... Luar biasa, Kes!" Ucap Damar sebelum ambruk berbaring disebelah Kesi, "nyesel gak nikahin kamu dari dulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantanku
RomanceDamar tidak pernah benar-benar membenci Kesi. Kesi tidak pernah benar-benar meninggalkan Damar. sepuluh tahun berlalu, saat takdir sedang bermain untuk mempertemukan mereka, apakah perasaan mereka masih sama?