Damar masih berada didalam mobilnya, ia memandang rumah Raras dengan kebencian. Ya Damar begitu membenci Raras. Bukan! Bukan perihal keperawanan tapi lebih kepada kejujuran.
Setir mobil ia remas kencang-kencang, siapa Raras yang beraninya menipu dirinya. Lancang!
Damar mengambil ponsel untuk menghubungi pihak WO.
"Selamat sore pak Damar."
"Batalkan semua acara wedding saya."
"Maksud bapak?"
"Acara saya batalkan!"
"Tapi sudah 95 persen jadi pak, bahkan semua pembiayaan sudah masuk, jad---"
"Saya gak mau uang kembali, yang saya mau hanya batalkan! Apa perlu saya menambahkan yang untuk menyekolahkan kamu agar mengerti kata-kata saya hah?"
Damar mematikan sambungannya sepihak, ia menghembuskan nafas. Lalu ia tersenyum menyeringai.
"Bekukan semua aset yang berhubungan dengan Adimas Wiryatama, buat usahanya tidak berkembang." Ucap Damar lalu memutus sambungan teleponnya.
Kita sama-sama hancur kan sayang?
Ucap Damar entah pada siapa yang jelas satu tetes air mata mengalir saat Damar memejamkan matanya.
°
Adimas menyandarkan tubuhnya pada kursi kerjanya, ia memejamkan mata sebab ia yakin saat ini akan tiba, saat dimana usaha yang ia bangun dari nol berhenti dalam satu jentikan jari saja.
Adimas terkekeh sendirian, ternyata ibu dan anak sama saja. Tidak ada bedanya. Tapi setidaknya ia bersyukur masih memiliki sedikit uang untuk kehidupan Lala dan anaknya. Tapi bagaimana dengan keberlangsungan hidup karyawannya?
Kamu dimana sih Kes?
°
Pio dan Bara sampai dikediaman Damar secara bersamaan setelah melihat laporan dari orang kepercayaannya, mereka tidak percaya bahwa seorang Damar Megantara untuk pertama kalinya membekukan 'hidup' seseorang.
"Mar Lo kenapa?" Todong Bara tak sabar.
"Wiryatama kenapa dibekukan?" Tanya Pio lagi.
Damar menoleh sambil minum air putih saat ini ia duduk dimeja bar rumahnya.
"Buat masalah apa dia sama Lo?" Tanya Bara lagi yang kini duduk di kursi lain.
"Justru gue yang mau cari masalah dia."
"Maksud Lo?" Tanya keduanya nyaris bersamaan.
Damar tersenyum sesaat, "Kalian tau kalau Kesi hilang? Dia gak ada kabar bahkan Adimas pun gak ya dia dimana, gue udah cari dia dan sampai sekarang belum terlacak."
Bara dan Pio diam, memandang Damar yang terlihat frustasi hebat.
"Gue yakin setelah Kesi tau masalah ini, dia pasti muncul dan saat itu gue mau minta maaf sama dia." Ucap Damar sambil tertawa pelan.
Pio menggelengkan kepalanya.
"Kayaknya dia perlu kita bawa ke rumah sakit jiwa Io!"
°
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantanku
RomanceDamar tidak pernah benar-benar membenci Kesi. Kesi tidak pernah benar-benar meninggalkan Damar. sepuluh tahun berlalu, saat takdir sedang bermain untuk mempertemukan mereka, apakah perasaan mereka masih sama?