Pesta

2.5K 145 2
                                    

"Pak Damar, jangan lupa besok malam ada undangan peresmian PT Global."

Damar hanya berdehem sebagai jawaban, matanya terus berkutat pada laptop dihadapannya.

"Bapak mau kesana sendiri?"

Damar mengangkat wajahnya, memandang Raras dengan sengit, "kamu meledek saya?"

Raras gelagapan, "Bu.. bukan itu maksud saya pak! Maksudnya apakah bapak mau saya antar?"

"Kamu kira saya anak kecil hah?"

Raras mengelus dadanya, sudah dua Minggu ini mood Damar semakin  tidak baik, membuat dirinya harus lebih banyak bersabar, huh lagi-lagi untung sayang!

"Maksud saya, itu kan undangan resmi apakah saya tetap ikut atau bagaimana pak?"

"Oh, saya sendiri saja."

Bahu Raras melorot, kenapa gak diiyakan saja sih? Kan lumayan bisa malam mingguan dengan Damar!

°°°

Malam Minggu tiba, setelah Damar menerima telepon Raras yang mengingatkan akan pesta peresmian PT Global, ia segera bersiap segera mandi lalu menyambar pakaian dalam dari dalam lemari yang tersusun rapi. Damar menyisir rambutnya, ia memerhatikan wajahnya, ia tidak jelek-jelek amat apalagi ia sudah sangat mapan.

Kurang gue apa Kes?

Damar menghela nafas, lalu memakai kemeja biru laut, juga celana panjang bahan hitam beserta jasnya. Damar mengedarkan pandangan tidak ada yang berubah, hanya kesepian yang menghampirinya. Dulu mungkin masih ada sahabat-sahabatnya, namun kini mereka sudah berkeluarga tidak mungkin Damar mengerecoki mereka kan?

Walau setelah berfikir demikian Damar menyernyit, merasa bersyukur bahwa sahabat beserta istri mereka membuka tangan untuk kehadiran Damar ditengah kesibukan mereka. Tentunya Damar tahu diri ia tidak akan berkunjung jika sahabatnya tidak ada di tempat, Damar tidak sedepresi itu mengunjungi istri orang lain.

°°°

Wajah cemberut Kesi menjadi pemandangan pertama yang Adimas lihat, gadis itu sampai membanting pintu kemudi. Padahal sudah lebih dari dua Minggu mereka tidak bertemu.

"Sumpah deh Adimas, Lo nyebelin banget!"

Adimas terkekeh sambil meninggalkan apartemen Kesi, "tapi Lo jadi mamingan kan?"

"Gak mendadak juga!" Bentak Kesi, kini gadis itu telah melipat tangannya didepan dada.

"Hari ini Lo udah makan apa aja?"

Kesi memutar bola mata malas, Adimas rutin bertanya seperti ini, "tadi pagi sereal, siangnya melon sama pepaya."

"Nasi?" Tanya Adimas sambil melirik Kesi, yang dijawab gadis itu dengan gelengan kepalanya, "Lo itu ya mau sakit apa? Susah banget buat makan!"

"Kok Lo jadi kesel?"

"Gimana gak kesel kalo  Lo ga berubah!"

Kesi menjawab dengan dengusan keras, kepalanya ia harapkan ke jendela, "Disana Lo harus makan, gue gak mau tau."

Kesi masih enggan menjawab, membuat Adimas mengacak rambut Kesi.

"Lo mah! Rambut gue rusak!" Keluh Kesi sambil tangannya mencari sisir untuk menyisir rambutnya.

"Kalau Lo gak makan gue tinggal disana!"

Kesi menoleh merasa tidak terima, "kok gitu Lo yang ngajak gue kan? Masa Lo gitu aja ninggalin gue."

"Soalnya bandel! Lo gak nurut sama gue."

"Gue sebel sama elo, Adimas Sanjaya!"

"Sebel-sebel tapi sayang kan?" Tanya Adimas sambil menoleh pada Kesi seraya tersenyum.

Kesi hanya diam, tidak membantah tapi tidak mengiyakan juga.

°°°

Damar mengusap tengkuknya saat berjalan dibelakang pasangan Nasya dan Bara, didepannya Pio berjalan dengan gagahnya bersama Kinan yang menawan di Ballroom hotel bintang lima ini sedang dirinya berjalan seorang diri dibelakang mereka, membuat dirinya terlihat beribu-ribu kali menyedihkan.

"Selamat pak Danu." Pio membuka percakapan, sehingga mereka berempat terlibat obrolan ringan, sementara Kinan dan Nasya sedang berwisata kuliner.

Setelah beberapa menit berbincang Danu pamit karena masih harus mengobrol dengan relasi yang lain.

"Gue cari bini gue dulu ya?" Pio menepuk pundak Damar, pun dengan Bara. Membuat Damar berdecak dan mengikuti arah pandang mereka. Damar terpaku melihat seseorang.


Seorang wanita dengan gaun navy yang memperlihatkan bagian pundaknya, membuat Damar mengeram sedang apa wanita itu disini? Mengapa wanita itu memakai pakaian seseksi itu?

Seorang wanita dengan gaun navy yang memperlihatkan bagian pundaknya, membuat Damar mengeram sedang apa wanita itu disini? Mengapa wanita itu memakai pakaian seseksi itu?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Langkah kaki Damar sudah tidak bisa terbendung, akhirnya ia berjalan dan sampai juga dihadapan gadis itu, gadis yang sedang memakan sepotong puding cokelat.

"Kesi?" Panggil Damar, membuat gadis yang dipanggil Namanya menghentikan suapan diudara lalu menatap Damar lekat.

"Damar?" Panggil Kesi juga, mendadak otaknya tidak bisa bekerja, pesona Damar memang luar biasa, sudah berapa lama mereka tidak berjumpa? Pelukan dipinggang Damar membuat Kesi menoleh, Adimas menatap Kesi dengan senyum tenangnya.


"Kayaknya kita pernah ketemu ya?" Tanya Adimas pada Damar, membuat Damar mengepalkan tangannya, sialannya Adimas melihat itu. melihat kilatan amarah dimata Damar.


"Gue Damar." Jawab Damar.


"Iya gue masih inget kok, gue Adimas kalau Lo lupa. Udah lama ya kita gak ketemu" Adimas terkekeh dengan senyum jumawa.

"Sorry Damar kayaknya kita mau kesana dulu." Kesi pamit sambil menarik Adimas yang justru terkekeh, pria itu sempat mengusap puncak kepala Kesi pelan.



Setelah pertemuannya dengan Damar, Kesi menjadi tak nyaman, ingin rasanya ia langsung pulang saja. Tapi emang dasar Adimas dia malah membawakan Kesi lontong juga sate Maranggi, membuat Kesi mau tidak mau memakannya.


"Kes, ada atasan gue. Gue mau kesana, Lo gimana?" Tanya Adimas.


"Gue disini aja." Kesi mengacungkan piring sate yang masih terisi.


Adimas mengangguk ia segera beranjak, tapi getaran di sakunya membuat Adimas mengeluarkan ponsel lalu berjalan menuju tempat sepi, baru beberapa detik Adimas terlihat panik, ia segera menuju parkiran dan melesat pergi seorang diri begitu saja.


Tanpa ia sadari ada sepasang mata yang melihat kepergian Adimas dengan heran.

°°°

Dapet Bintang sepuluh langsung update lagi hehehehe 🖤

MantankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang