Rencana Yang Gagal

1.6K 82 2
                                    

Desi dan Damar sudah sejak mereka bertatap muka selalu berdebat, Damar dengan kekesalannya pada Kesi sedang Desi yang tahu persis perasaan Kesi membela Kesi habis-habisan.

Membantah saat Damar mengatakan Kesi wanita yang kejam, melawan saat Damar mengatakan Kesi telah mempermainkan perasaannya.


Bara, Pio, Nasya dan Kinan hanya saling pandang melihat percekcokan mereka, mereka lebih memilih mencari aktifitas sendiri dibanding meladeni Desi dan Damar yang sama-sama tidak mau mengalah.

"Kalau dia engga kejam, dia gak mungkin bilang sayang sama gue terus tiba-tiba bilang gak bisa sama gue, dia mainin gue aja tau!"


"Eh kak Damar emang iya ya setiap kita punya rasa sayang harus selalu bersama? Enggak kan!"


"Ciyeee curhat!" Ledek Bara membuat Desi melotot padanya.


"Bukankah setiap cewek butuh kepastian, gue udah nawarin kepastian sama dia tapi apa? Dia malah sama orang lain yang jelas-jelas dulu bikin dia gak nyaman!"


Desi semakin naik pitam, ia menggebrak meja lalu berdiri dihadapan Damar, "kenapa ih pria selalu merasa fikiran mereka paling benar? Pernah nanya gak gimana versi cewek? Emang kakak fikir kepastian apa yang Kesi mau? Emang kakak tau apa alasan dibalik penolakan Kesi? Gak usah menyama ratakan perempuan? Emang perempuan cuma jadi pemuas nafsu cowo doang?"



Nafas Desi memburu sementara Damar kicep melihat Desi, "karena udah merasa menaklukan hatinya terus ngerasa berhak untuk jadi pacar atau malaj mengombang ambingkan perasaannya? Hah? Git---"


"Berisik amat sih dari tadi!" Potong Geo yang kini mengamit leher Desi lalu menyeret gadis itu.


"Eh... Eh... Lepasin gue! Gue gak Sudi ya disentuh sama Lo! LEPASSSSSSS!!!" jerit Desi membuat Kinan menggelengkan kepalanya.


Saat Geo membawa Desi masuk kedalam kamar Pio langsung berteriak, "Geo! Abang gak mau ya kamu ena ena di rumah Abang!"


Tidak terdengar suara apapun selain suara gedebak gedebuk, "GEOFAN!" Panggil Pio.


"Aman bang!" Balas Geo lalu sunyi setelahnya.


°

Kesi menatap sendu pada dua orang yang sedang makan bersama didalam sebuah cafe, ia sendiri masih duduk diatas motornya sambil memeluk helm wajahnya tertutupi masker.


Kesi menunduk sejuta penyesalan bercokol dihatinya, seandainya ia menerima Damar....


Kesi dengan tegas menggeleng, bukankah ia sudah setuju dengan perjanjian laknat itu?


Kesi kembali menoleh kedalam cafe lalu mendadak panik karena target sudah tidak ada, gadis itu menggaruk pelipisnya.


Sudah hari kedelapan dan Kesi dengan bodohnya melakukan kegiatan yang malah membuat lukanya semakin mengangga tapi rasanya ini lebih baik dibandingkan ia melanjutkan rencana busuknya dengan Samuel.


Berpura-pura bertengkar lalu berharap Damar kembali melihatnya, sepertinya itu terlalu drama.

Kesi memilih memakai helmnya, lalu saat ia akan menarik gas untuk menjalankan motornya karena merasa sudah kehilangan jejak tarkes Kesi berdecak karena motornya terasa berat membuat ia menoleh lalu terbelalak karena sosok Damar berdiri disana sambil memegang bagian belakang motornya.


"Mau kemana? Udah puas buntutin gue nya?" Tanya Damar dingin.


Kesi menelan ludah, merasa sudah tertangkap basah.


"Sory!" Potong seseorang.


Damar semakin kelam menatap pria yang baru saja memotong ucapannya, "Sory nunggu lama Kes, saya ke toilet dulu!"



Kesi menghembuskan nafas lega, "bapak Damar saya duluan bersama pacar saya." Ucap Samuel.


Pria itu meminta Kesi mundur lalu duduk dihadapan Kesi, entah datang dari mana saat itu Samuel sudah mengenakan helm dan segera pergi tanpa persetujuan Damar.


Gigi Damar gemelutuk, kemarahannya semakin membumbung tinggi, sial! Rencana Damar memergoki Kesi yang sudah sekian hari membuntutinya gagal total.


Ya! Damar tau dan merasa bahwa selama ini Kesi mengikutinya. Tapi? Samuel tadi bilang bahwa Kesi kekasihnya kan? Apa Damar salah mendengar?


°

MantankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang