Pelarian Versi Kesi

1.8K 84 1
                                    

Di hari Senin yang mendung, kantor Kesi dikejutkan dengan penampilan Kesi yang berbeda. Gadis itu memangkas pendek rambutnya yang begitu indah, serta rambutnya yang semula hitam lurus menjadi bergelombang.

 Gadis itu memangkas pendek rambutnya yang begitu indah, serta rambutnya yang semula hitam lurus menjadi bergelombang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Kira-kira gini ya, model rambutnya.
Sumber : Google)

Make up tipis membuat Kesi semakin manis saja dan untuk kali ini Kesi menenteng sebuah tas kecil yang berisikan tempat makan.

"Makin cantik aja nih sobat gue!" Sambut Desi.

"Gue emang cantik terus kok!" Jawab Kesi cuek lalu mendaratkan bokongnya pada kursi.

"Bawa sarapan apa?" Tanya Desi sambil menarik kursi dihadapan Kesi lalu mendudukinya.

"Cuma kukus ubi, Mau?"

Desi mengangguk semangat lalu mengambil ubi kukus tersebut, "Enak ya!"

Kesi tersenyum tipis, lalu kembali memakan bekal tersebut.

"Pagi!" Sapa Samuel yang langsung berjalan ke meja Kesi.

Samuel berhenti sejenak meneliti Kesi yang masih asyik dengan sarapannya, Samuel tersenyum karena Kesi semakin cantik saja.

"Kes, anak pan Harto udah lahir nanti anter beli kado dan langsung kita berikan ya."

"Kok saya pak?"

"Karena pekerjaan kamu yang sudah selesai sementara temanmu masih banyak kerjaannya."



"Pepet terus pak!" Ucap Daniar, yang dibalas pelototan dari Samuel.


"Jam berapa pak?"


Samuel yang awalnya menoleh pada Daniar seketika menatap Kesi tidak percaya bahwa gadis itu menyetujuinya.

"Jam tiga."


Kesi mengangguk, menutup kotak makan, lalu bergegas keluar ruangan untuk menyimpan kotak bekalnya dan mengambil minum. Sementara sepeninggal Kesi ruangan begitu heboh mereka semua minus Desi menyoraki Samuel karena merasa ada kemajuan dari setiap usaha pendekatan yang selama ini Samuel lakukan.


Kesi masih bisa mendengar kehebohan itu, ia masih tersenyum manis sambil berjalan menuju pantry namun sesaat sampai di pantry senyumnya luruh ia menghembuskan nafas.


Kemarin ia begitu semangat untuk membuka diri, tidak ada salahnya memberi kesempatan pada orang lain kan? tali anehnya sementara saat ini ia merasa ada sesuatu yang salah dan mengganjal hatinya.

Perasaan apa itu?


°





MantankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang