Rezeki Damar

2.8K 129 3
                                    

Bijaklah dalam membaca dan berkomentar 😘😘😘

°°

Damar mengusap rambutnya yang basah dengan handuk, ia menatap cermin dihadapannya. Wajahnya terlihat berkali-kali lipat lebih segar. Damar menyampaikan handuk dipunggungnya lalu menggenggam pinggiran meja hias milik Kesi. Ia menatap matanya sendiri sembari tersenyum malu.

Ia menoleh pada Kesi yang masih tertidur bergelung selimut, gadis itu pasti sangat lelah. Damar meralat ucapannya, Kesi bukan lagi seorang gadis tapi telah menjadi seorang wanita. Wanitanya.

Damar memejamkan mata, merasa bingung atas apa yang terjadi pada Kesi. Bukankah ia dan Adimas pernah menemukan Kesi dalam posisi tidak mengenakan? Menjadi korban pemerkosaan? Lalu mengapa semalam saat ia dan Kesi melakukannya, ia merasa seperti merobek sesuatu dan Kesi mengeluarkan darah? Rasanya begitu luar biasa membuat Damar minta tambah hingga gadis itu terkapar karna terlalu lelah walau wanita itu begitu sering meneriakan namanya.

"Sstt..." Kesi mendesis membuat Damar barjalan menuju wanitanya.

"Pagi sayang." sapa Damar, yang dibalas dengan tatapan malu dari Kesi.

"Mau mandi?" Kesi menunduk, Damar memilih menaiki kasur dan duduk menghadap istrinya.

"Kenapa sakit banget ya Dam? Rasanya aku pengen banget nonjok kamu." Ucap Kesi masih dalam posisi berbaring dengan punggung yang terbuka sebab ia hanya menggunakan selimut sebatas dada.

"Sekarang masih sakit?"

"Dari semalam sampai sekarang masih sakit banget, kamu juga aku bilang udah malah terus-terusan. Kalau aku gak bisa jalan gimana?"

Damar terkekeh geli, "mau aku gendong sayang?"

"Gak!" Jawab Kesi ketus lalu mencoba berdiri, masih dibalut selimut, gadis berjalan keluar kamar dengan tertatih. Damar membiarkan gadis itu pergi untuk meyakinkannya sesuatu.

Pria itu melirik pada sprei, benar saja ada bercak darah disana, dara Kesi dan Damar pening sendiri mengapa ini bisa terjadi. Membuat ia tergesa mengambil ponsel.


"Ad--"

"Udah kabur, telfon pagi-pagi ganggu banget Lo!"


"Ck... Ini lebih penting!"


"Apa?"


"Gue mau ketemu sama Deri."


"Untuk?"


"Memastikan sesuatu."


"Tentang selangkangan nih pasti!"


"Mulut Lo!" Tegur Damar.


Diseberang sana Adimas tertawa mengejek, "gila, Lo gak sabaran banget jebol sepupu gue. Enak gak?"


"Gak usah nanya rasanya, gue masih bingung soalnya Kesi--" Damar menggantung ucapan merasa ragu untuk mengatakannya, "berdarah."



Adimas tertawa keras, "Lo bener-bener gak sabaran ya."


"Adimas!"

"Iya.. iya.. selamat deh Lo berhasil jebol Kesi, namanya anak perawan ya kayak gitu. Dulu juga Lala gitu gak usah panik lah kayak anak ABG." Ujar Adimas santai.


"Bukannya Deri merko--"


"Gue gak akan setuju nikahin Kesi sama Lo kalau gue gak yakin dia masih segel."


"Gue gak paham! Kok bisa?"


"Gue, Pio dan Bara udah introgasi Deri. Gue juga udah cek ke dokter dan benar Kesi masih segel, Deri cuma mengecoh Raras."



Damar mengusap wajahnya ada rasa bangga juga beruntung tapi ia juga kesal, "kenapa gue gak dikasih tau?"


"Lo berdua gengsinya selangit, gue yakin Lo gak akan tau rasanya yang enak-enak kalau gak ada kejadian kayak gini."


"Lo masih hut---"


"Aaaaaaaa..."



Ucapan Damar terhenti saat mendengar teriakan Kesi, Damar berbalik dan melihat Kesi yang sudah memakai pakaian berdiri mematung melihat sprei dengan wajah pucat pasi.

°°

MantankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang