Layar besar itu menampilkan semua percakapan ancaman Raras pada Damar dikantornya beberapa hari lalu, lalu terpampang Raras dan Deri yang sedang bertemu untuk merencanakan rencana jahat, Raras sampai menganga mengapa sampai ada rekaman suaranya?
Dilanjutkan dengan layar yang menghitam tapi ada percakapan antara Raras dan Kesi mengenai kecelakaan Adimas. Berlanjut lagi saat Kesi menaiki mobil ayah Raras dan berakhir disebuah hotel pesisir pantai. Mereka menyeret Kesi dalam posisi terborgol.
Meski sudah dua kali melihat amarah damar terus meletup-letup apalagi di menuju akhir video, Raras terlihat menutup pintu lalu menunggu didepan pintu, cukup lama sampai Deri keluar dan mereka bertos ria.
Diakhir video terlihat lima orang masuk dan tak lama Adimas keluar menggendong Kesi, lalu terjadilah kebakaran hebat pada Kamar tersebut.
Terselip juga video rekaman saat Raras membanting surat undangannya pada wajah Kesi membuat pelipis gadis itu bercucuran darah.
"Damar.." panggil Raras lirih, dirinya sudah sangat malu sudah banyak sekali bisik-bisik yang terdengar apalagi dari pihak tetangganya.
"Kurang ajar!" Ucap pria tua yang berdiri didekat Damar lalu berusaha menyerang, untungnya Juna sigap membuat pria tua itu langsung diamankan.
Sementara Damar berjalan dengan angkuhnya meninggalkan keadaan setelah berbuat kekacauan.
°
"Damar... Raras? Kenapa kamu tau?"
"Apa yang enggak Damar tau? Kecuali perasaan kamu sama aku sekarang."
Keduanya terdiam, Kesi masih tidak menyangka dengan kekejaman Damar dan Damar ya g merasa bangga dengan pencapaiannya.
"Aku ada sesuatu lagi buat kamu, ikut yuk?" Ajak Damar menggendong Kesi dengan mudahnya lalu mendudukan gadis itu pada sofa.
Damar bergerak menuju kotak yang ia bawa, mengeluarkan flashdisk lalu memasangkannya pada TV canggih milik Kesi yang ukurannya jumbo itu. Lelaki itu masuk kembali kedalam kamar lalu mengambil selimut, ia menyelimuti Kesi dan juga dirinya sendiri yang duduk disebelah gadis itu.
Video dimulai menampilkan seseorang yang amat Damar rindukan, sosok mamanya yang memakai baju rumah sakit. Membuat mata Damar berkaca dan akhirnya pecah, lelaki itu menangis dalam diam.
Sementara itu, Kesi sama hancurnya ia mengingat kejadian beberapa tahun silam, saat wanita itu masih sehat dan menghampirinya. Mengatakan sesuatu yang membuat hidupnya susah sampai sekarang, membuat Kesi berjanji untuk tidak bersama cintanya.
"Halo.. Kesi anak cantik." Ucap Mama, membuat Kesi tersenyum tipis. "Tante tebak pasti kami sekarang lagi sama anak bengal itu kan?"
Kesi terkekeh tapi air matanya menetes, membuat Damar menoleh dan melihat wajah Kesi dari samping. Damar mengakui bahwa Kesi selalu cantik.
"Kayaknya waktu Kesi lihat video ini Tante udah engga ada lagi di dunia." Mama terkekeh pelan lalu dirinya batuk.
"Sebenernya Tante udah buat surat untuk kamu nak, tapi Tante takut kamu gak percaya makanya Tante buat ini." Mama berdehem lalu ia meringis.
"Nak.. Tante minta maaf sama kamu, dulu sekali tante memang sangat keterlaluan, Tante salah, Tante menghancurkan kehidupan anak Tante, Tante terlalu mencampuri urusannya." Mama mulai menangis.
"Dulu Tante kira, kamu sama Damar cuma sekedar cinta monyet dan Tante gak suka itu, dulu Tante fikir kamu bawa pengaruh buruk karena Damar sering pulang malam dan tidak belajar."
Lagi, mama terkekeh walau tangisnya masih terlihat, "ternyata kalian belajar bersama ya? Tante baru tau dari Io dan Bara."
Mama menghela nafas dalam, "Tante gak kuat lagi untuk banyak bicara." Nafas mama sudah tersendat membuat Damar mengepalkan tangannya, seandainya dirinya masih bisa bergerak menolong mamanya.
"Kesi, maafkan Tante, ampuni Tante, demi tuhan dan demi nyawa Tante sendiri Tante setuju jika kamu bersama Damar."
"Cukup Bu kalau tidak kuat." Seseorang dibalik kamera berbicara, yag mendapatkan gelengan dari mama.
"Sebentar lagi sus, Kesi tolong! Tante mohon jaga Damar. Tolong jaga Damar---" seketika video menghitam dan yang terdengar adalah suara kepanikan suster sampai video betul-betul berhenti.
"Mama..." Panggil Damar seakan malamnya mendengar dirinya sudah menegakan tubuhnya, ia menunduk lalu merasa rengkuhan dari seseorang dari sebelahnya.
"Damar.." panggil Kesi.
"Aku udah tau Kes, udah tau alasan kamu putusin aku, udah tau alasan kamu bohongin aku." Terang Damar masih menunduk.
"Damar... Maaf."
"Maafin mama Kes."
Kesi mengangguk membuat Damar menarik Kesi delaman dekapan hangatnya.
"Maafin Kesi yang gak bisa jagain Damar untuk Tante."
Ucapan Kesi membuat Damar menengang walau dikatakan dengan pelan.
°
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantanku
RomanceDamar tidak pernah benar-benar membenci Kesi. Kesi tidak pernah benar-benar meninggalkan Damar. sepuluh tahun berlalu, saat takdir sedang bermain untuk mempertemukan mereka, apakah perasaan mereka masih sama?