Sakit

1.8K 92 5
                                    

Ayok guncangkan part ini, komen terseru akan ada hadiah menarik dari akuuuuuu. Batas komen kalian yang bakalan aku nilai cuma sampai jam sebelas malam tgl 26 Maret 2020.
Siapa yang nunggu aku updateeeeee?

°°

Dua hal yang begitu Kesi benci, kehilangan dan pantai. Sebab saat deburan ombak masuk kedalam genderang telinganya saat itu juga ia merasakan kehilangan, kehilangan yang membuat dirinya sebatang kara.

Pertama saat Kesi masih kecil kurang lebih berusia delapan tahun, ia dan kedua orang tuanya liburan ke pantai ayahnya bermain kano seorang diri melambai-lambai pada Kesi yang merengek ingin ikut, tiba-tiba saja Kesi mendengar suara ombak bersahut-sahutan dan ayahnya semakin jauh darinya, Kesi menjerit memanggil mamanya yang sedang menata makanan untuk mereka dipinggir pantai.

Kesi melihat itu, melihat ayahnya semakin jauh, tak terlihat menghilang dan tidak pernah kembali.

Kedua, saat ibunya mengajak Kesi berlibur lagi-lagi ke pantai, namun kali ini ada Adimas yang menemani mereka. Adimas sengaja memesan hotel yang sangat dekat dengan pantai sehingga Kesi bisa sedikit melupakan rasa ketakutannya.

Namun yang terjadi sebaliknya, ibunya mendadak terjatuh dan meninggal karena serangan jantung, tepat disaat ombak-ombak itu berteriak dengan gagahnya ditelinga Kesi.

Dan untuk kali ini, Kesi sedang berada dalam mobil dengan suasana yang begitu mencekam, dirinya diborgol dengan seorang pria asing disampingnya. Dikursi depan ada seorang wanita yang menggunakan masker dan kaca mata hitam juga si pengemudi yang seorang pria tua.

Ketiganya terdiam selama perjalanan, mulut Kesi dibekap kakinya juga diikat yang Kesi bisa lakukan hanya menangis, menangisi kehidupannya yang tidak pernah bahagia.

°°

Kesi menendang angin dihadapannya saat melihat Raras tertawa menyeringai dihadapannya, tubuhnya kini sudah terduduk diranjang sebuah hotel dipinggir pantai. Posisinya ini sungguh menyiksa Kesi, apalagi ia melihat seorang pria yang sudah bertelanjang dada dibelakang Raras.

"Puas kamu hah?" Tanya Raras.

Kesi menatap Raras marah, puas? Seharusnya Raras yang puas karena telah memiliki Damar.

"Puas kamu menghancurkan saya?"

Tentunya tak akan pernah ada tanggapan dari Kesi, gadis itu hanya bergumam saja.

"Kamu tau? Masa depan saya hancur karena kamu? Kamu tau saya batal menikah dengan Damar?"

Mata Kesi membola, ia tidak percaya apakah Raras berbohong? Tapi untuk apa dia berbohong? Untuk apa tadi Damar menculiknya? Untuk apa?

Kesi tidak bisa berfikir, fikirannya sangat kacau.

"Semua itu gara-gara Lo, Lo yang seenak diri Lo nolak dan minta Damar kembali, Lo siapa hah? Lo siapaaaaaa?" Bentak Raras frustrasi.

"Lo tau? Lo harus dapetin rasa sakit seperti sakit yang gue rasain!"

"Deri! Eksekusi dia!"

Raras menatap jijik pada Kesi lalu keluar ruangan, meninggalkan Kesi dengan pria bernama Deri. Raras menutup pintu lalu terdengar suara terkunci membuat Kesi yang sadar akan marabahaya menggerak-gerakkan tubuhnya.

"Jangan bergerak seperti itu! Paha kamu keliatan!" Bentak Deri.

Kesi melotot lalu menangis, menangis sejadi-jadinya. Raungannya teredam oleh sumpalan kain yang menutup mulutnya.

Deri melangkah sorot matanya tidak terbaca, Deri terus mendekat hingga berada tepat diatas tubuh Kesi. Lelaki itu memejamkan mata sesaat lalu menarik kemeja Kesi dengan paksa, membuat kemaja itu melepaskan seluruh kancing.

Terpampanglah dengan nyata tubuh Kesi yang hanya terbalut bra dan demi tuhan Deri bisa melihat bukit kembar milik Kesi yang padat dan besar. Lagi Deri memejamkan mata.

"Maafin gue!"

Tiba-tiba saja satu tamparan yang sangat keras menghantam pipi Kesi membuat gadis itu memejamkan mata, demi tuhan tubuhnya bergetar karena tamparan itu terasa sangat menyakitkan, hal terakhir yang Kesi ingat lelaki bernama Deri itu menyingkap roknya dan entah karena efek tamparan itu atau karena Kesi yang begitu tertekan. Gadis itu pingsan.

°°

MantankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang