Terungkapnya Sosok Lala

2K 102 4
                                    

Lala menarik paksa lengan Kesi, mengajak Gadis itu untuk memasuki salah satu toko perlengkapan bayi.


"Ceria dong Kes! Masa anak gue mau lahiran Lo bete gitu."

Kesi memaksa senyumannya, ia betul-betul masih belum bersemangat, cinta pertamanya yang sudah ia tunggu selama ini ternyata telah melamar orang lain. Kesi tau Damar pasti lelah mengejarnya, Kesi tau bahwa dirinya dan Damar tidak akan pernah bersama.

Bukan karena Kesi tidak mencintai Damar, tapi karena janjinya pada seseorang yang membuat dirinya merasa terikat, janji untuk tidak pernah bersama Damar walau apapun kondisinya karena Kesi sama sekali tidak pantas bersanding dengan Damar.

"Kes! Ini bagus?" Tanya Lala memperlihatkan selimut bayi yang begitu lembut.

Kesi tersenyum lalu mengangguk, membuat Lala gemas sendiri. "Suara Lo sekarang mahal banget yaaa?"

"Bagus kok itu La, warnanya kalem."

"Nah gitu dong!" Lala berbalik lalu kembali memilih barang lain, sementara Kesi memilih duduk disalah satu kursi. Selang berapa lama Kesi mendengar suara Lala mengobrol membuat Kesi dengan segera menghampiri.

"Nah itu sepupu suami saya. Tanya saja sama dia kalau gak percaya!" Ucap Lala saat melihat Kesi mendekat, membuat jantung Kesi berhenti seketika saat melihat lawan bicara Lala.

°

"Mau kasih kado apa ya pak?"

"Terserah kamu, saya gak paham."

"Tapi saya juga takut salah pak." Cicit Raras.


"Ya sudah saya ikut turun!" Damar turun dari mobilnya setelah Raras secara tidak langsung memaksanya ikut. Supir kantor menggelengkan kepalanya dari mobil yang ia parkir disebelah mobil Damar. Pasalnya Raras kini melompat kegirangan.

Tak lama mereka sampai juga di baby shop, Raras dengan cekatan memilih hadiah, sementara Damar menatap Raras bila ia memiliki istri yang sedang hamil pasti terbayang betapa bahagianya.

"Kasih dorongan kayak gini gimana pak?"


Damar mengerjap lalu menghampiri Raras, mencoba mendorong Stroller yang harganya belasan juta itu.


"Tambah satu lagi deh." Putus Damar yang diangguki Lala.


Saat asyik memilih selimut bayi, seseorang menyapa Damar.

"Mas yang waktu itu kan?"


Damar menoleh lalu terkejut melihat Lala disana dengan sebuah jaket ditangan kirinya.


"Iya mas yang udah bohongi saya kan!" Pekik Lala membuat Raras menghampiri mereka.


"Kenapa Mba?" Tanya Raras. Namun Raras justru di tarik untuk berdiri dibelakang Damar, ini urusan Damar dan Raras tidak perlu ikut campur.


"Saya gak bohong mbak Lala, saya punya bukti yang kuat."


"Saya juga punya buktinya, sepupu suami saya gak mungkin bohong kok."


"Tolong mbak saya gak bohong--"


"Mending saya panggil sepupu suami saya, sepertinya mas salah paham." Lala menolehkan kepalanya kekanan dan kekiri saat melihat Kesi muncul dari punggung Damar senyum Lala terbit.



"Nah itu sepupu suami saya. Tanya saja sama dia kalau gak percaya!"


Kesi membatu saat melihat Damar dihadapannya, dan Lala baru saja mengatakan bahwa ia adalah sepupu Adimas.


Damar menggeleng, ia tidak percaya analisanya hanya ada dua kemungkinan ia yang selama ini dibodohi atau Lala yang selama ini dibohongi.


Bisa saja Kesi benar-benar sepupu Adimas dan berpura-pura pacaran untuk mendepak Damar. Bisa jadi mereka memag berselingkuh dari Lala dan agar Lala tidak curiga ia mengaku sebagai sepupunya.


"Maksud kamu apa Kesi?" Tanya Damar yang sudah diliputi amaran bercampur kekecewaan.

°

MantankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang