XYZ

2.5K 118 20
                                    

Siap?
Aku paling gak bisa buat adegan manis.

°°

Sebagai seorang wanita Kesi juga merasakan hal yang sama, bagaimana ia begitu terharu sekaligus bahagia saat Damar Megantara mengucapkan ijab kabul. Saat Damar Megantara menerima uluran tangannya. Saat Damar Megantara mengusap kepalanya saat Dirinya mencium punggung tangan lelaki itu. Saat damar Megantara mencium keningnya lalu mengusap pipinya sambil menyebutnya dengan sebutan istri.

Kesi sama seperti wanita lain yang memiliki impian menikah, memiliki impian mewujudkan pernikahan impiannya dan tawa Kesi mengembang saat pernikahan impiannya terkabul tanpa dia tau apa-apa.

Awalnya Kesi fikir karena mendadak menikah ia hanya akan menikah di KUA saja, namun faktanya gadis itu harus menahan gugup saat menikah dengan model pernikahan impiannya.

Impian Kesi begitu sederhana, ia hanya ingin mengadakan pernikahan disebuah taman dengan perayaan sederhana, ia hanya ingin teman-teman terdekatnya saja yang hadir. Karena bagi Kesi pernikahan yang lebih penting adalah kekhusuannya bukan kemewahannya.

Dan, disinilah Kesi berada duduk disamping Damar dengan menyandang gelar nyonya Megantara, Kesi masih tidak menyangka. Membuat gadis itu lebih banyak diam dari mulai akad sampai senja mulai menunjukan keindahannya.

Sesungguhnya Kesi sangat malu jika berada didekat Damar, Beruntungnya ada Noval dan Vano yang selalu mengikutinya dan tidak membiarkan Om Damar mendekati Tante Cici.

Damar melihat Kesi yang sedang duduk ditukar bersama Vano dan Noval kedua bocah itu tidur dipaha Kesi. Membuat Damar berdecak karena ia tidak memiliki waktu berduaan.

"Kalian kapan mau balik sih?" Tanya Damar. Pesta pernikahan diadakan disalah satu Vila yang sengaja Damar sewa.

"Loh kok balik? Kita nginep kali!" Jawab Nasya yang terdengar begitu jahat.

Mata Damar membola, "serius Lo?"

Adimas hanya terkekeh lalu merangkul Lala. "Kayaknya tanggung jawab gue sama Kesi berkurang."

"Iyalah Kesi tanggung jawab gue sekarang!"

"Selow!" Tegur Bara yang merasa jijik dengan Damar.

Damar bangkit lalu menuju Kesi, Adimas dan yang lainnya masih menatap Damar dari kejauhan, saat teriakan Vano dan Noval menggema mereka semua tertawa.

"Om Damar Pergiiiiiiii! Jangan deket-deket Tante Cici!" Teriak mereka berdua berbarengan.

°°

Kesi memajukan bibirnya saat berada didalam mobil berdua saja dengan Damar, Damar mengatakan meminjam Kesi sebentar karena lelaki itu meminta dibuatkan sesuatu tapi faktanya lelaki itu menculiknya. Entah kemana.

"Diem terus sih nyonya Damar." Damar memecah keheningan tapi Kesi masih diam, "mau pulang kemana?"

"Kemana?"

"Apart atau rumah kita?"

"Rumah kita?"

Damar gemas lalu mengacak gemas rambut Kesi, "lucu banget sih!"

Kesi cemberut, "kamu tuh buat aku aku bingung, aku boro-boro rumah, appartemen aja masih punya Adimas. Aku cuma punya motor beat itu. Mau ngeledekin?"

Damar mengusap wajahnya, "sayang, sekarang semua yang aku punya jadi milik kamu loh sekarang."

"Serius?" Tanya Kesi.

Damar mengangguk mantap lalu mengusap rambut Kesi dengan manis, "ke apart kamu aja kalau gitu ya? Tapi ingetin aku ganti password biar Adimas gak bisa masuk."

Kesi mendegus sebal pada Damar, "kalau kamu bilang semua punya kamu itu milik aku, berarti aku boleh juga dong punya mobil kayak kamu ini."

Damar tersenyum tipis dan tidak menjawab, sementara Kesi sendiri sesungguhnya tidak menginginkan jawaban, ia hanya asal bicara saja.

°°

Mereka sampai di apartemen dan Damar bersungguh-sungguh mengganti password apartemen. Kesi berjalan memasuki kamar, membuka kemejanya dan berbalut dengan tangtop saja.

Klek...

Pintu kamar terbuka dan masuklah Damar kedalamnya, "Kamu ngapain masuk sini?" Kesi menarik selimut lalu menutupi bagian depannya.

Damar mengulum senyum lalu berjalan kearah Kesi, Damar berlutut dihadapan Kesi. "Lupa?"

Kesi terdiam melihat perlakuan Damar, lelaki itu sedang membenarkan anak rambutnya. "Kamu masih keberatan aku masuk sini? Ya udah aku keluar aja nyonya Megantara."

Damar bangkit tapi tangannya keburu ditahan Kesi, "maaf aku lupa."

Damar tersenyum lalu mengecup puncak kepala Kesi, "ya udah aku mau mandi dulu."

"Aku aja dulu!" Potong Kesi yang langsung berlari menuju kamar mandi.

°°

Kesi sedang memainkan ponselnya, membalas pesan Adimas yang mengomel karena pergi begitu saja. Damar masuk ke kamar mandi dalam keadaan toples, celana yang ia gunakan juga hanya celana dalam berbentuk celana yang Kesi sendiri juga tidak tau apa namanya.

"Ya ampun!" Kesi berbaring melempar ponsel sampai terjatuh ke lantai dan menutup wajah ua dengan bantal.

Kesi menjadi kesulitan bernafas saat tiba-tiba seseorang tepat berada diatasnya, "astaghfirullah! Astaghfirullah!"

"Kenapa Kes?" Tanya Damar merebut bantal lalu membuangnya ke lantai.

Kesi masih menutup matanya dalam-dalam, tangannya terulur kedepan dan saat tangannya menyentuh dada alot milik Damar Kesi kembali beristighfar sambil melepas pegangannya kini ia meremas seprei,  "astaghfirullah!"

"Kes buka mata kamu! Kenapa?" Tanya Damar panik.

Kesi masih menutup mata dan Damar melihat semburat merah diwajah Kesi, membuat Damar menyadari sesuatu.

"Kesi, buka mata kamu!" Paksa Damar, membuat gadis itu mau tidak mau membuka matanya.

"Kamu kenapa gak pakai baju!"

Damar terkekeh lalu semakin mendekatkan wajahnya, "kenapa?"

"Kenapa badan kamu jadi kayak gini?" Cicit Kesi. "Dulu gak gini." Sambungnya.

Ya dulu seorang Damar Megantara memiliki tubuh kerempeng, Kesi bisa tahu karena ia suka melihat Damar saat jam pelajaran olahraga atau berenang.

"Sepuluh tahun ngerubah aku banget ya?"

Kesi menggigit bibir bawahnya, ia terlihat malu-malu.

"Tapi kamu suka gak?"

Kesi mengerjap lalu pandangan turun menatap tubuh Damar. Gadis itu tanpa sadar mengangguk. Damar terkekeh lalu mencium kening Kesi.

"Kamu... Luar biasa, Kes!" Ucap Damar sebelum ambruk berbaring disebelah Kesi, "nyesel gak nikahin kamu dari dulu."


Damar menarik Kesi kedalam pelukannya, memeluknya begitu sambil mengatur hasratnya yang sudah diubun-ubunnya. Kesi benar-benar luar biasa membuat Damar panas dingin hanya dengan memandang wajahnya yang malu-malu.

°°



MantankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang