Lala yang masih terjaga sebab sang anak menangis dan terbangun, langsung keluar kamar sambil menggendong Adiba, putrinya. Untuk menyambut Adimas dan Kesi yang baru saja tiba.
"Tan Keciiiii..." Panggil Lala.
"Diba cantik.." Kesi langsung hendak menggendong Diba sebelum kepalanya ditoyor oleh Adimas.
"Cuci tangan dulu!"
Kesi mendengus tapi akhirnya mencuci tangan juga, gadis itu langsung mengambil alih gendongan Diba dari Lala, "Ponakan onty belum bobo nih!"
"Belum onty, Dede nunggu onty bawa om Damar kesini."
Kesi langsung menoleh kearah Lala, sambil melotot. Membuat Adimas terkekeh dan memeluk Lala.
"Jangan di ganggu dia baru aja liat cowok itu gandengan sama cewe lain. Sakit hati kan Lo?"
Kesi diam ia memeluk Diba semakin erat, seerat sakit dihatinya yang terasa mencengkram.
"Kes, Lo ga bisa lupain perjanjian itu? Gue rasa kalian berhak bahagia."
Kesi hanya menatap Lala dengan Kosong.
°
Damar mengikat rambutnya dengan karet yang akhir-akhir ini selalu ia bawa, ia menyandarkan kepalanya pada jok. Sudah lewat setengah jam tapi Kesi belum keluar juga dari kantornya sebab biasanyanya gadis itu sudah pulang.
Damar menegakan tubuh saat melihat Kesi berjalan bersisian dengan Samuel, lalu Samuel membuka pintu penumpang untuk Kesi dan pergi meninggalkan pelataran parkiran.
Damar kembali bersandar, cukup dengan melihat Kesi beberapa saat saja membuat hatinya lega. Walau disudut lain hatinya merasa tidak terima saat gadis yang dicintainya bersama dengan lelaki lain.
Membuat Damar semakin mantap untuk benar-benar melupakan Kesi, apakah ia harus berusaha menerima Raras?
°
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantanku
RomanceDamar tidak pernah benar-benar membenci Kesi. Kesi tidak pernah benar-benar meninggalkan Damar. sepuluh tahun berlalu, saat takdir sedang bermain untuk mempertemukan mereka, apakah perasaan mereka masih sama?