Bicara

1.4K 70 13
                                    

Untuk beberapa detik Damar dan Kesi saling tatap, ada rindu yang tertahan disana. Didalam mata mereka.


Jika Kesi dengan cantik bisa memendam perasaannya, lain halnya dengan Damar. Lelaki itu justru tak bisa menahannya, sebab perasaannya pada Kesi selalu sama.


"Duduk Kes."


Kesi tersenyum pada Damar lalu duduk di sofa, sialan betul senyum Kesi membuat hati Damar lumer seketika.


"Mau minum?"


Kesi menggeleng tegas.


"Aku cuma sebentar." Ucap Kesi sambil menyelipkan anak rambutnya kebelakang telinga.


Damar terperangah, Kesi memanggil dirinya dengan sebutan 'aku'?


"Damar..." Panggil Kesi dengan suara lembut, panggilan yang betul-betul indah ditelinga Damar namun Damar hanya diam lalu menatap Kesi lekat.


"Apakah aku masih bisa dapat kesempatan itu?"


"Maksud kamu?"


"Aku mau sama-sama sama kamu Dam, aku sadar kalau aku juga harus bahagia, bahwa kamu juga harus bahagia dan kita harus sama-sama mendapatkan kesempatan itu."



Damar terdiam, matanya menatap Kesi lurus. Ia benar-benar kaget tapi Kesi sudah terlambat.


Flashback on..

Raras dan Damar berada didalam sebuah mobil tepat didepan rumah sederhana, Raras menoleh pada Damar sambil menggigit bibir bawahnya.

"Kalau mas belum yakin, kita kembali saja."


Damar menatap Raras lalu menggeleng, "saya tidak akan mengingkari apa yang saya katakan ras, ayo turun."


Damar dan Raras turun dari mobil dan berjalan memasuki rumah, saat memasuki rumah Damar disambut oleh seorang pria dewasa.


"Ada keperluan apa anda kemari?"


"Saya Damar Megantara akan melamar anak bapak."


Mengalirlah obrolan mengenai persiapan lamaran mereka.


Flashback off..


°

Kalau kamu jadi Kesi, nyesek gak?

MantankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang