Sepuluh Bintang dan lima komentar aku langsung Up lagi 😁
°
Suara gemericik air masih terus terdengar padahal waktu masih menunjukan pukul empat pagi, sesungguhnya Gadis yang saat ini sedang berada didepan westafel cermin kamarnya pun belum sama sekali terlelap.
"Duh kenapa sih gue?" Keluh Kesi yang kali ini memilih membasuh wajahnya, kantung mata dan mata sembab menghiasi wajahnya.
Kesi memilih berjalan menuju sofa lalu meringkuk disana, mendadak gadis itu menggigil sambil memegang dadanya, sebab ada rasa sakit yang tidak bisa Kesi utarakan.
Gadis itu hanya bisa merutuki perasaannya dan menyesali nasibnya, mengapa mencintai seseorang harus sesakit ini?
°
Berulang kali Kesi memijit pelipisnya karena pusing yang kian mendera, padahal waktu menuju kepulangan masih satu jam lagi.
Ini sudah kesekian kali Samuel menuju ruang pak Harto, bukan karena pekerjaan sesungguhnya beberapa kali Samuel hanya modus, sekedar menatap Kesi dan memastikan gadis itu baik-baik saja.
Samuel sudah paham bahwa pendekatannya pada Kesi dengan berlaku genit justru membuat Kesi tidak suka, jadi Samuel harus bisa menempatkan diri, terutama saat berada di wilayah kantor.
Satu jam berselang, Kesi benar-benar merasa keseimbangannya limbung, bahkan untuk berdiri saja rasanya sulit sekali.
"Ayo gue papah ke bawah." Desi dengan cekatan menggandeng Kesi, lalu menuntun gadis itu sampai parkiran, sementara Samuel sudah bersandar pada mobilnya.
"Pak, kayaknya Kesi perlu ke dokter."
Samuel mengangguk lalu membuka pintu mobilnya, setelah Kesi dipastikan aman Desi pamit dan Samuel menuju pintu kemudi.
"Saya pulang saja pak." Ucap Kesi pelan.
"Kamu ke rumah sakit."
"Tapi saya mau pulang saja pak."
"Atau saya bilang saja pada Adimas?"
"Pak?"
"Kesi." Panggil Samuel kali ini pria itu mencondongkan badannya pada Kesi. "Kamu gak mau saya tidur di apartemen kamu kan?"
Samuel Dian dirinya menatap Kesi yang juga menatapnya, "Saya hanya ingin memastikan kamu baik-baik saja, jika kamu ternyata baik saya bisa tenang meninggalkan kamu diapart sendirian."
Kesi diam ia menggigit bibir bawahnya, menatap kedalam mata terdalam Samuel berharap ada perasaan yang bisa Kesi gantungkan disana, tiba-tiba saja Kesi merasakan sesuatu dalam hatinya, semacam rasa nyaman yang sudah lama sekali tidak ia dapatkan. Apakah ini awal Kesi membuka diri pada pria itu?
°
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantanku
RomanceDamar tidak pernah benar-benar membenci Kesi. Kesi tidak pernah benar-benar meninggalkan Damar. sepuluh tahun berlalu, saat takdir sedang bermain untuk mempertemukan mereka, apakah perasaan mereka masih sama?