Tidak ada suara yang terdengar selain suara AC yang begitu lembut, semua terasa hening. Damar bahkan lupa bagaimana caranya bernafas.
Ada sesak diseluruh bagian dadanya, dan untuk pertama kalinya Damar kembali menangis, setelah sekian lama mama nya meninggal Damar baru kali menangis Kembali.
Menyesali mengapa mamanya pergi secepat itu dan menyisakan kekacauan dalam hidupnya.
Damar Megantara.
Damar mengutuk dirinya sendiri, bukan hal yang mudah memiliki marga Megantara, sedari kecil hidupnya sudah disetting dan diatur, pertemanannya tidak lebih dari curut-curut Scorpio dan Bara. Damar memang susah mendapatkan teman dekat karena mamanya selalu saja melarangnya ini dan itu.
Damar selalu menurut baginya, mama adalah sosok baik hati yang menginginkan segala sesuatu yang terbaik bagi putra semata wayangnya, tapi kali ini Damar tidak habis fikir terbesit rasa benci pada sang mama sebab mamanya bermain-main dengan perasaan dirinya.
Damar menghembuskan nafas saat ponselnya berdering dan nama Raras menari-nari disana.
Sialan!
Kenapa dirinya harus memikirkan Kesi? Dirinya sudah akan menikah dengan Raras, dengan gadis yamg sudah bertahun-tahun mengejar juga mencintai dirinya.
Bukan hal sulit kan untuk mencintai gadis lain?
°
Sudah dua jam berlalu dan Raras tidak juga tiba di butik tempat mereka akan melakukan fitting baju, ponselnya tidak aktif dan menelpon ke rumahnya pun tidak dibalas.
Damar kesal, sialan betul si Raras tapi rupanya lebih sialan lagi karena dirinya tidak khawatir sama sekali, justru Damar menyernyit bukankah seharusnya ia khawatir dan segera mencari gadis itu?
Dama berjalan menuju mobilnya menuju kediaman gadis pelariannya.
°
Sudah lima menit dan tidak ada tanda-tanda keberadaan orang didalam rumah Raras, bahkan pintu gerbang dikunci dan mobil calon papa mertuanya tidak ada.
Damar bersandar pada kap mobil sambil memainkan ponsel, menelepon Raras sekali lagi rasanya tidak masalah.
"Calonmya Raras ya?" Tanya seorang ibu dari tiga ibu-ibu yang menghampiri dirinya.
Damar tersenyum sopan, "ganteng ya?" Ucap ibu-ibu yang lain.
"Iya, sudah ganteng legowo." Timpal yang lainnya.
Damar lagi-lagi tersenyum, "maaf Bu saya permisi." Pamit Damar.
"Mau cepet-cepet kerumah sakit ya?"
Damar menghentikan langkah lalu berbalik, "maaf Bu maksud ibu?"
"Loh kan anaknya sakit?"
"Calon anak mungkin Bu.." koreksi ibu lain.
"Maaf Bu saya tidak mengerti."
Ketiga ibu-ibu itu berpandangan, "tuh kan bener kata saya jeng, adek ini gak tau, kalau tau masa sih dia mau nikahin si Raras."
Mata Damar menyipit semakin tidak mengerti, "boleh ibu ceritakan apa yang saya gak tau?"
Lagi, ketiga ibu itu berpandangan, lalu ibu yang pertama mengajak Damar berbicara meluncurkan kata-katanya.
"Sebenernya ibu gak berhak bilang gini, tapi ibu juga gak tega lihat adek di bohongin. Adek tau kalau Raras sudah punya anak? Raras bukan janda juga bukan perawan jadi saat kuliah Raras pulang dalam keadaan hamil dan semua tidak tahu siapa bapaknya."
Seketika tubuh Damar limbung.
°
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantanku
عاطفيةDamar tidak pernah benar-benar membenci Kesi. Kesi tidak pernah benar-benar meninggalkan Damar. sepuluh tahun berlalu, saat takdir sedang bermain untuk mempertemukan mereka, apakah perasaan mereka masih sama?