Sudah berhari-hari Kesi memberikan kesempatan pada Samuel, sebab lelaki itu sudah menyatakan pada Adimas bahwa dirinya menyukai Kesi.
Ya sudah beberapa hari juga Kesi terkadang di antar atau dijemput oleh Samuel, selama itu juga Kesi merasa bahwa Samuel tidak pernah berlaku macam-macam padanya. Justru lelaki itu sangatlah menghormati dirinya.
Seperti hari ini, Kesi bersedia datang pada pesta perayaan kelahiran anak pak Harto bersama Samuel, memakai warna baju ya g senada membuat ia dan Samuel menjadi bahan ledekan rekan sekantornya.
"Wah, gue gak kerja lagi ternyata Lo ada kemajuan Kes, ketinggalan info nih gue!" Keluh Sania sambil menggendong putranya sementara Pak Harto terkekeh sambil memeluk pinggang ramping Sania.
"Saya juga gak percaya, setelah perjuangan pak Sam sepanjang itu akhirnya berbuah manis juga." Timpal pak Harto yang dikekehi oleh Samuel.
"Bu Sania."
Sebuah suara menginterupsi membuat Kesi menegang dan dengan tidak sadar menggandeng tangan Samuel.
"Pak Damar? Bu Raras?" Sapa Sania.
Damar tersenyum pada Pada kedua tuan Rumah sementara Samuel merasakan cekalan dilengannya menguat.
"Apa Kabar pak?" Sapa Damar yang langsung bersalaman dengan mereka, setelahnya Damar menatap Samuel dan Kesi, "Apa kabar Pak?"
"Lebih dari Baik." Jawab Samuel sambil tersenyum tak ada kontak fisik diantara mereka, Damar pun hanya mengangguk saja.
"Pak Samuel ini pasti baik-baik saja pak, wong ia sudah mendapatkan gadis pujaannya yang selama ini ia incar, iya kan Kesi?"
Kesi tersenyum canggung sedang Damar sendiri menegang.
"Pak Damar sendiri bagaimana? Sudah menemukan calonnya?"
Damar menoleh pada Raras yang selama ini hanya berdiri dibelakangnya tanpa kata, "ini Raras pak, pacar saya."
Raras masih terkejut namun lengannya sudah ditarik Damar dan digengamnya erat. Sementara Samuel merasakan cekalan Kesi semakin erat saja, Samuel bukan orang budoh yang tidak peka dengan perang perasaan yang terjadi saat ini.
Jadi, kalau dirinya ikut berperan dan memborbardir perasaan kedua insan rasanya tidak salah, siapa tahu setelah perasaan itu terkoyak dirinya bisa masuk untuk kembali menatanya.
"Wah selamat ya Pak Damar." Ucap Samuel sambil mengusap lengan Kesi yang bertengger ditangannya, seakan mengatakan pada Damar bahwa gadis disampingnya berada dalam kekuasaannya.
°
"Maaf ya pak." Ucap Raras saat mereka sampai dalam mobil
"Untuk?" Tanya Damar, dirinya sudah menginjak gas dan meninggalkan pelataran hotel.
"Saya cuma takut mbak Kesi salah paham."
Damar tertawa sumbang, dan Raras cukup paham degan arti tawa Damar, tawa kesakitan.
"Saya serius saat mengatakan kamu pacar saya, mengerti?"
°
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantanku
RomanceDamar tidak pernah benar-benar membenci Kesi. Kesi tidak pernah benar-benar meninggalkan Damar. sepuluh tahun berlalu, saat takdir sedang bermain untuk mempertemukan mereka, apakah perasaan mereka masih sama?