Tak Terbaca

1.8K 86 6
                                    

Kesi hanya mengatakan bahwa ia ingin pulang, padahal mereka sudah berada didepan rumah sakit. Kesi terus menggeleng membuat Damar yang kali ini menyetir mobilnya akhirnya membawa wanita itu menuju apartemen milik Adimas yang selama ini ditempati gadis itu, gadis? Damar tertawa miris dalam hati.

Sesampainya di apartemen mereka sudah disambut Desi dan Geo, Desi menangis lalu memeluk Kesi yang sudah Adimas turunkan dikasur. Seakan paham para kaum pria meninggalkan kedua wanita itu.

Setengah jam berlalu Desi keluar kamar Kesi dengan menangis gadis itu duduk disofa lalu menutup wajahnya.

"Des?" Panggil Geo hati-hati.

"Kesi gak mau bicara apapun."

°

Sudah dua hari Adimas menginap di apartemen, setiap hari yang Kesi lakukan hanya diam menatap dengan tatapan kosong. Ia tidak menangis, tidak pula bicara ia hanya diam bahkan Adimas memarahinya sekalipun gadis itu hanya diam. Gadis itu menolak makan dan minum.

Parahnya Kesi sering ke kamar mandi untuk mandi, namun gadis itu tidak berkata apapun. Matanya tidak sembab namun itu yang justru Adimas khawatirkan, Adimas lebih ingin melihat Kesi menangis dibanding diam seperti ini.

Pada hari ketiga, Adimas mendapat pesan dari Lala bahwa bila dia tidak pulang Lala akan membawa bayinya ke rumah orang tuanya. Walau bagaimanapun Lala dan bayinya memerlukan Adimas apalagi bayi mereka sakit panas.

Membuat Adimas mau tidak mau meninggalkan Kesi seorang diri, ia tidak mungkin juga menggadaikan keutuhan rumah tangganya, ia juga sadar bahwa yang saat ini ia miliki bukan hanya Kesi seorang, bahwa yang memerlukan dirinya bukan hanya Kesi saja.

"Kes.. maaf gue tinggal ya, Baby panas dan gue harus pulang." Pamit Adimas sambil mengusap kepala Kesi. "Telepon gue kalau ada apa-apa, password udah gue ganti jadi tanggal lahir Lo."

Lagi Kesi hanya diam, ia tidak merespon, membuat Adimas pergi keluar kamar Kesi dan meninggalkan unit apartemennya.

Setelah Adimas meninggalkannya, Kesi menatap pintu yang tertutup ia berbaring lalu menerawang pada kejadian waktu itu.

Ia diculik, ditampar dan diperkosa, diperkosa? Kesi sudah tidak suci lagi, ia tidak perawan dan pasti tidak akan ada yang mau lagi dengannya.

Kesi menarik nafas dalam, tamparan keras Deri masih terasa hingga tak sadarkan diri entah sudah berapa lama. Yang ia ingat saat itu ia bangun dengan posisi tangan sudah berganti dari yang awalnya terbogol menjadi terikat tali, dari yang awalnya memakai baju menjadi hanya memakai bra saja.

Ia juga merasa bagian bawah tubuhnya basah dan lengket, Kesi tidak pernah tau bagaimana rasanya bercinta, namun ia tahu apabila masih perawan maka ada tetesan darah yang keluar saat seorang wanita melepas keperawanannya. Hak itu dibuktikan dengan tetesan darah disekitar paha Kesi yang merembes hingga ke seprai.

Membuat tubuh Kesi menggigil hebat, ia telah rusak, ia telah ternoda dan dirinya sangat tidak berharga.

°

Adimas mengendarai mobil dengan kecepatan sedang sebab jalanan sungguh ramai, lelaki itu menghela nafas berat. Sangat bohong bila ia tiak khawatir pada Kesi, ia benar-benar khawatir.

Hingga akhirnya Adimas memberanikan diri, ia akan menghubungi Damar. Walau sejak kejadian itu Damar tidak pernah datang atau menghubunginya setidaknya hanya Damar lah yang Adimas percaya untuk menjaga Kesi. Saat ini ia benar-benar membanting jauh harga dirinya.

To : Damar Megantara

Damar,
Kesi sekarang sendirian
Gue harus pulang,
Anak gue sakit.
Tolong temani Kesi.
Karna gue gak percaya siapapun
Selain Lo.

Sent!

Adimas menyimpan ponsel pada dashboard, ia harap Damar mau berbaik hati pada Kesi, walau tipis kemungkinan seorang pria terhormat seperti Damar masih mau menerima Kesi. Buktinya Damar tidak pernah memunculkan diri atau sekedar menanyakan keadaan Kesi. Adimas faham siapa yang tidak ilfiil melihat situasi Kesi saat itu, habis diperkosa dengan penampilan yang amat menyedihkan.


Tapi harapan Adimas, semoga saja Damar mau menjaga Kesi untuk hari ini saja, cukup hari ini.


°

MantankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang