Bila Kesi berubah menjadi lebih cantik lain halnya dengan Damar, ia semakin gila dalam bekerja membuat Raras terkadang memberanikan diri menegur bos nya itu.
Tubuhnya sedikit kurus, rambutnya pun semakin memanjang, wajahnya kini dihiasi oleh brewok yang sebenarnya membuat ia semakin memesona.
(Kurang lebih kayak gini ya penampilan Damar.
Sumber : Google)"Pak sudah hampir jam sebelas." Tegur Raras pada Damar, ini sudah teguran Raras yang ke delapan.
"Bukannya saya sudah bilang kalau kamu pulang duluan saja?"
"Dan membiarkan bapak masih duduk dibangku yang sama saat saya datang nanti? Saya gak Setega itu pak."
Damar diam lalu memandang Raras, memandang gadis yang terlihat lelah namun penuh ketulusan.
"Ya sudah kamu tunggu diluar sepeluh menit lagi saya selesai."
"Biar saya bereskan pak."
"Kamu keluar, ini bukan jam kerja kamu lagi." Setelahnya Raras mengangguk dan keluar dengan wajah berseri karena Damar telah berhasil ia luluhkan.
Baru lima menit Damar sudah keluar ruangan, namun kemejanya sudah berganti dengan kaos hitam polos membuat Raras tidak berkedip melihatnya sebab tubuh Damar terlihat begitu indah dipandang.
"Ayok." Damar berjalan bersisian dengan Raras ditengah kantor yang begitu sepi dan gelap, sesampainya mereka dilobi Damar melihat seorang ojek online menunggu tepat didepan lobi.
"Saya duluan pak, jangan lupa makan malam." Raras tersenyum lalu menghampiri ojek online namun langkahnya tertahan cekalan Damar.
"Saya anterin kamu pulang." Ucap Damar sambil menggandeng tangan Raras dan menghampiri ojol tersebut. "Mas maaf gak jadi ya, ini buat mas."
Raras mengulum senyum melihat Damar memberikan uang seratus ribuan pada ojol yang langsung tersenyum senang.
Akhirnya, mereka berdua memasuki mobil Damar, Raras nyaris memekik saat memasuki mobil Damar sebab ini kali pertama ia bisa semobil berdua Damar, namun Raras kembali bungkam saat melihat sebuah foto yang menggantung dispion tengah mobil itu, foto seorang pria dan seorang wanita, foto Damar dengan Kesi.
"Yakin kuat liat kaya gitu?" Tanya Adimas pada Kesi. Kesi hanya menatap mobil Damar yang baru saja dimasuki oleh Damar dan seorang wanita ditengah malam sambil bergandengan tangan.
Damar tidak tahu bahwa Kesi sudah menunggu dirinya lebih dari lima belas menit, hanya untuk memandang wajahnya. Walau akhirnya Kesi harus menahan sakit hati karena Damar dengan wanita lain tapi itu sudah lebih dari cukup dibandingkan ia tersiksa tidak mengetahui keadaan Damar sama sekali.
"Apakah gue bisa Dam?" Tanya Kesi lebih kepada dirinya sendiri.
°
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantanku
RomanceDamar tidak pernah benar-benar membenci Kesi. Kesi tidak pernah benar-benar meninggalkan Damar. sepuluh tahun berlalu, saat takdir sedang bermain untuk mempertemukan mereka, apakah perasaan mereka masih sama?