Cerita Damar

2.1K 103 13
                                    

Asal kalian tau, aku sampai guling guling dikasur waktu buat cerita ini.

°

Damar dan Kesi masih saling berpandangan, kentara sekali sorot kekecewaan dari mata Kesi yang justru Damar balas dengan senyuman.

"Jadi kamu suami dia?" Kesi membuang wajahnya lalu tertawa sumbang sampai tertawa keras tapi sudut matanya berair.

"Hei!" Tegur Damar, "katanya mau cerita-cerita? Kenapa ambil kesimpulan kayak gitu sih?"

Kesi berhenti tertawa tapi justru menangis sambil menggigit bibir bawahnya, Damar menarik bibir Kesi. "Jangan nangis kayak gitu, kamu jadi keliatan kayak yang cinta banget sama aku!"

Bodohnya Kesi mengangguk tapi malah menangis lagi, "duh..duh.. padahal baru tiga suap kayaknya aku salah pilih kata pembukaan."

Akhirnya Damar menyimpan piring dinakas bersebelahan dengan piring Adimas yang masih utuh, setidaknya ada sedikit nasi yang masuk kedalam perut Kesi.

"Kita mau cerita-cerita kan? Masa aku baru ngomong kayak gitu kamu udah nangis-nangis kayak gini? Jangan ambil kesimpulan sendiri dong sayang."

"Tapi kamu nikah sama dia kan!"

Damar hanya mengangkat kedua bahunya, tidak peduli.

"Ceritanya sambil senderan ya, aku pegel." Damar berpindah ke sebelah Kesi, Kesi justru berpindah ke tempat Damar semula. "Yah gagal deh mau meluk kamu dari samping."

Kesi hanya membuang wajahnya, ia sudah tidak menangis.

"Kamu tau gak sih Kes? Segala penolakan kamu itu membuat ego aku terluka? Jadi selama ini aku pilih Raras karena cuma mau nunjukin sama kamu kalau aku bisa dapetin cewek lain selain kami."

"Ternyata pilihan aku salah, Raras gak sebaik itu dan parahnya dia udah punya anak tanpa ikatan pernikahan, dia bohongin aku. Waktu itu aku batalin pernikahan dan Raras marah-marah dia bilang aku terlalu mementingkan keperawanan."

Damar diam, melihat raut wajah Kesi yang semakin murung.

"Raras nuduh semuanya karena kamu, Raras nuduh kamu yang hancurin semuanya dan lucunya Raras bilang kalau hal itu terjadi sama kamu pasti aku menerimanya."

Damar mengusap pipi Kesi lembut, "aku gak nyangka ternyata Raras peramal, buktinya setelah kejadian kamu waktu itu aku malah makin cinta sama kamu."

Damar tersenyum karena raut wajah Kesi yang berubah, "makanya semenjak hari itu, Juna. Orang kepercayaan aku, aku Simpen didepan appartemen ini buat jaga-jaga. Sial! Ternyata benar ia melihat Raras didepan apartemen kamu, gak lama kamu keluar dan Juna berinisiatif angkut kamu kerumah aku."

"Jadi?"

"Jadi waktu kamu nampar aku karena kamu kira aku yang bohongi kamu tentang Adimas itu salah, justru itu adalah upaya aku untuk ngelindungi kamu."

Kesi menunduk, "Maaf!" Cicitnya yang dibalas dengan usapan dirambut Kesi.

"Waktu itu aku udah coba untuk kejar kamu sama Juna, tapi kamu keburu masuk dan pergi sama mereka, kamu ceroboh!" Damar menyentil kening Kesi.

"Untungnya Juna pasang cip di tali tas selempang kamu, jad---"

"Cip?"

"Iya, jadi aku tau kemana mereka bawa kamu."

Kesi mengingat kejadian itu, ia ingat pria yang kata Damar bernama Juna menepuk pundaknya keras.

"Tapi maaf ya, aku terlambat. Sebab radar cip nya tiba-tiba hilang dan kami harus mencari kebeberapa hotel sekitar."

Kesi memandang Damar yang dipenuhi rasa bersalah. Sementara Damar memilih melewatkan menceritakan keadaan mengenaskan Kesi saat ditemukan.

"Aku benci dan marah banget sama Raras, setelah sampai rumah aku menyusun rencana jahat buat dia, aku mau nikahin dia, padahal enggak! Aku cuma mau nikah sama Kesi Andriani."

Kesi tersenyum kecil yang bisa Damar tangkap, "aku juga sengaja gak ketemu kamu dulu karena kalau aku tau kondisi kamu aku bakalan milih kamu dan mengabaikan yang lainnya sementara aku pengen Raras cepat-cepat mendapatkan pelajaran."

"Tau gak Kes, aku ngeluarin uang banyak banget buat rencana ini, tapi aku puas sekarang Raras dan Bapaknya udah dipenjara."

Flashback on

Damar tersenyum melihat Raras, Raras yang sangat cantik untuk ukuran seseorang yang akan dijebloskan kedalam jeruji besi. Damar senang sekali ia yakin Raras tidak akan melupakan ini, seluruh kolega dan tetangga wanita itu ada disini, jika rencananya berhasil Raras bukan hanya dipenjara tapi ia akan mendapatkan hukuman sosial juga.

Raras berjalan dengan anggun tapi raut wajahnya berubah angkuh saat melewati barisan para tetangganya.

"Nikmati dulu Ras." Batin Damar.


Gadis itu terus berjalan menuju Damar, Damar begitu girang, bagi semua orang mungkin menyangka bahwa Damar begitu bahagia melihat Kesi padahal Juna begitu hafal rencana busuk Damar.

Tinggal lima langkah menuju Damar, bodyguard yang memakai baju hitam-hitam berlarian menuju arah Raras dan mengacungkan senjata.

"Angkat tangan!" Perintah salah satu dari mereka menggelegar membuat semua orang disana terdiam sementara sahabat Raras berlari menuju kerumunan dan meninggalkan Raras seorang diri, memakai baju pengantin terlihat cantik sambil mengangkat tangannya. Membuat Raras terkekeh dibuatnya.

"Damar?" Panggil Raras.

Damar hanya tersenyum sinis, ia menunjuk dengan dagu pada layar depan dibalik pelaminan.

°°

MantankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang