Bertemu Adimas

2K 109 2
                                    

Setelah mengantarkan Kesi sepuluh hari lalu, Damar cukup tahu diri untuk tidak bertemu kembali dengan Kesi. Memar ditubuh gadis itu yang Damar sendiri tidak tahu kenapa seolah menampar Damar. Bagaimana jika itu karena perilaku Adimas yang berbuat demikian karena kelakuan mereka di Apartemen Kesi waktu lalu.

Apakah itu artinya Damar juga ikut andil dalam hal tersebut bukan?

Saat ini Damar sedang berada didalam salah satu Mall bersama Raras, bertemu klien disalah satu tempat makan karena ada urusan pekerjaan yang akan mereka selesaikan.

Damar dan Raras berjalan bersebelahan, dalam hati Damar gemas sendiri karena klien mereka meminta bertemu malah ditempat seperti ini.

Saat melewati toko-toko perlengkapan bayi, mata Damar tanpa sengaja menangkap sosok yang ia kenali, sosok yang menurut versi Damar penghancur kebahagiaan dirinya.

Damar berhenti, memastikan sosok lelaki yang sedang memeluk pinggang wanita hamil sambil memilih pakaian, sesekali mengelus lalu mengecup perut buncit itu.

"Adimas?"

Raras menoleh saat merasa tidak ada lagi seseorang yang berjalan disampingnya, ia melirik jam tangannya dan sudah hampir terlambat.

"Pak." Panggil Raras membuat Damar menoleh, "klien sudah menunggu."


Damar berdecak lalu pergi meninggalkan sosok Adimas begitu saja, membuat otak Damar sibuk bekerja siapakah sosok wanita itu? Kenapa Adimas sampai menciumi perut wanita itu? Apa istrinya? Lalu Kesi? Apa Adimas selingkuh?

°

Satu jam berlalu urusan Damar selesai sudah, bukannya lega Damar justru semakin gelisah. Tergesa Damar berjalan menuju tempat perlengkapan bayi tadi memastikan bahwa apa yang ia lihat adalah salah, bahwa dia itu bukan Adimas, bahwa Adimas setia pada Kesi.


Tak apa, Damar lebih rela Kesi bersama Adimas lalu bahagia dibandingkan dengan Kesi yang diduakan, walau jatuhnya karma karena dulu Kesi menyelingkuhinya Damar tidak peduli, Kesinya harus selalu bahagia.



Setiap orang didalam sana Damar teliti satu persatu, membuat Raras mengerutkan kening merasa tak mengerti mengapa Damar melihat seintens itu pada toko yang enggak Damar banget.


Tidak ada, sosok Adimas tidak ada. Sial! Hatinya justru semakin tak karuan.


"Perlu sesuatu pak?" Tanya Raras akhirnya.


Damar hanya menggeleng lalu berjalan gontai, ketakutan menghinggapi hati Damar, ia sangat tidak ingin Kesi terluka.



Memasuki parkiran basement Damar dikejutkan oleh sesuatu, sesuatu yang justru membuatnya sesak, Adimas disana memeluk mesra seorang wanita hamil, sepertinya kehamilan wanita itu sudah tua karena perutnya yang terlihat buncit sangat.


Tangan Damar mengepal, ia berjalan cepat. Lagi, membuat Raras kebingungan karena Damar berjalan buka kearah mobil kantor mereka.


"Adimas, Jadi Lo cowok bajingan ya?" Tanya Damar dingin membuat Adimas dan wanita  hamil itu menoleh.


Wajah Adimas seketika pucat, ketakutan hebat juga melanda dirinya. Sementara wanita hamil itu menatap heran pada sosok Damar yang baru saja menegur suaminya.


°

MantankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang