Dengan wajahnya yang sayu Kesi memandang Samuel yang tengah tertidur di sofa tak jauh dari kasur rawat Kesi. Ia menghela nafas lalu memejamkan matanya sesaat merasa aneh berada satu ruangan dengan lelaki lain selain Adimas bahkan Damar.
Batin Kesi berperang, ia begitu melihat kesungguhan Samuel dalam mendekatkan diri kepadanya, perjuangan Samuel yang begitu sabar menghadapi dirinya. Setidaknya saat ini disaat Kesi masih terbelenggu dengan sosok Damar.
Damar Megantara.
Ucap Kesi sangat pelan, matanya menatap langit-langit kamar seakan menerawang jauh, menerawang pada kejadian masa lampau dan perasaannya. Sebab hubungan Kesi dengan Damar tidak hanya tentang mereka berdua tetapi juga dengan pihak lain.
Damar Megantara.
Lagi, Kesi mengulang nama lelaki itu, nama lelaki yang begitu ia cintai setidaknya sampai saat ini. Bahkan saat wujud Samuel ada disisinya pun Kesi masih tetap mengumumkan nama itu.
"Memang sulit Kes." Ucap Samuel yang membuat Kesi kaget yang justru dibalas Samuel dengan senyum menenangkan.
"Pak, maaf kapan bapak bangun?"
"Saat saya dengar kamu menyebut nama lelaki itu."
Kesi membuang pandangannya mencoba untuk tidak menatap lelaki itu.
"Saya cukup tahu diri Kes, saya tidak akan pernah memaksa kamu."
Kesi hanya diam, membuat Samuel kembali tersenyum nyaman, lelaki itu memilih duduk lalu menggengam tangan Kesi.
"Maaf pak, Say--"
"Saya punya satu permintaan sama kamu, boleh?" Potong Samuel.
"Apa?" Tanya Kesi tanpa suara. Hanya gerakan mulut saja yang beruntung nya bisa dimengerti Samuel.
"Saya pengen kamu kejar Damar lagi, kalau misal dalam pengejaran kamu tidak menemukan titik temu saya ingin kamu kembali disisi saya."
Kesi menatap tidak percaya, gadis itu justru mengerutkan keningnya. Lagi, Samuel tersenyum dan kali ini mengusap kerutan pada kening Kesi.
"Kes, perasaanmu itu patut kamu perjuangan." Ucap Samuel yang dibalas senyuman oleh Kesi, andai Kesi tau senyuman yang ia kuarkan itu sesungguhnya menyakiti Samuel.
"Bersedia?" Tanya Samuel untuk memastikan, walau hanya tipis harapan sesungguhnya Samuel ingin mendengar bahwa Kesi akan berhenti, namun kenyataan justru memorak porandakan hatinya.
"Saya akan coba Kejar Damar lagi pak."
Tubuh Samuel melemas, lalu setelahnya Samuel mencium kening Kesi.
Kedua sejoli itu tidak pernah tau bahwa baru saja seseorang pergi dari depan pintu ruang rawat Kesi setelah apa yang dia liat lewat kaca pintu.
°
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantanku
RomanceDamar tidak pernah benar-benar membenci Kesi. Kesi tidak pernah benar-benar meninggalkan Damar. sepuluh tahun berlalu, saat takdir sedang bermain untuk mempertemukan mereka, apakah perasaan mereka masih sama?